Hal yang penting sekali untuk diperhatikan bagi para generasi muda yang ingin melangsungkan ijab kabul biar mencari calon pasangan yang harmonis berdasarkan anutan dan pandangan Islam. Islam menganjurkan biar dalam mencari calon pasangan yang harmonis tidakbolehlah spesialuntuk sekedar mempertimbangkan kecantikan atau ketampanan dari calon pasangan, namun yang lebih utama yaitu memperhatikan potensi positif yang dimiliki oleh calon istri maupun calon suami.
Di dalam tradisi etika Jawa, terdapat proposal dalam mencari calon pasangan dengan mempertimbangkan bibit, bebet, dan bobot namun dalam anutan Islam mempersembahkan alternatif pemilihan yang sangat luar biasa ibarat yang diucapkan oleh lisan Nabi Muhammad SAW, yaitu:
“Seorang perempuan dinikahi sebab empat hal, sebab hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Pilihlah yang baik agamanya, pasti engkau akan beruntung. ” (HR. Muttafaqun alaih)
Landasan ijab kabul sebab harta
Apabila ada seorang calon suami atau istri yang berkeluarga spesialuntuk demi mengincar dan mengakibatkan harta pasangannya sebagai tujuan, maka nantinya mereka spesialuntuk akan diperbudak oleh harta. Hal ini dikarenakan tujuan pertama ijab kabul yaitu demi untuk mendapat harta, maka kebahagiaan yang hakiki mustahil tercapai dalam rumah tangga mereka. Sebaliknya, mereka akan lebih sering diliputi rasa khawatir dan gelisah akan kehilangan harta. Kemungkinan pula yang akan terjadi adalah, setelah harta tersebut habis, si suami atau pun istri akan meninggalkan pasangannya dan mencari mangsa yang lain. Sifat harta tidaklah abadi. Seiring dengan berjalannya waktu, harta akan habis, apalagi kalau tidak pandai-pandai memanfaatkannya.
Landasan Pernikahan sebab keturunan atau nasab
Menikahi perempuan dengan spesialuntuk mempertimbangkan nasab pun tidak kalah problematik. Ketiadaseimbangan dalam status dan derajat sosial akan melahirkan problem dan problem besar. Suatu teladan keluarga dari calon istri berasal dari kalangan pejabata atau golongan ningrat, sementara dari calon suami spesialuntuk berasal dari keluarga yang biasa, maka sanggup jadi sang calon suami kelak spesialuntuk akan menjadi budak istrinya, tidak diperhatikan oleh mertua, atau bahkan merasa rendah diri. Begitu pun kalau sebaliknya. melaluiataubersamaini begitu, susah kiranya tercipta sebuah kebahagiaan hakiki dalam rumah tangga. Terlebih apabila si calon suami ternyata tidak memiliki kemandirian yang baik.
Landasan ijab kabul sebab ketampanan dan kecantikan
Hal yang sama juga akan terjadi apabila landasan ijab kabul spesialuntuk sebatas melihat dari segi tampang (ketampanan atau kecantikan dari calon pasangan). Lelaki maupun perempuan yang berkeluarga spesialuntuk sebab mempertimbangan tampang ketampanan atau kecantikan, maka pasangannya akan simpel disulut oleh api cemburu setiap saat.
Apalagi, apabila sang istri atau suami lebih banyak menghabiskan waktu bekerja di luar rumah. Maka, ketenangan dalam rumah tangga akan sirna dan berganti dengan rasa khawatir. Baik suami maupun istri masing-masing akan merasa was-was, tidakboleh-tidakboleh pasangannya selingkuh. Bahkan ada yang mengorbankan kepercayaan spesialuntuk demi mengejar ketampanan ataupun kecantikan pasangannya. Padahal tampang kecantikan maupun ketampanan spesialuntuklah bersifat sementara, dan akan hilang dan pudar ketika hadir masa tua. Demikianlah, rumah tangga yang dibangun spesialuntuk atas dasar tampang ketampanan dan kecantikan tidak akan melahirkan kebahagiaan sejati.
Landangan menentukan pasangan atas dasar agama
Akan tetapi tidak sama keadaannya dengan tiruana itu yaitu apabila dalam menentukan pasangan berlandaskan atau atas dasar agama, maka sanggup dipastikan akan membawa kebahagiaan yang hakiki dan sejati dalam rumah tangga. Mengapa demikian? Hal ini karena, suami maupun istri yang memahami, mengerti dan mengamalkan agama dengan baik akan simpel mengatur kehidupan rumah tangganya. Seorang suami yang memiliki istri sholehah tidak susah payah lagi mengajari bagaimana tata cara ibadah, tata cara mengolah rumah tangga, dan sebagainya. Sehingga sang suami spesialuntuk tinggal mengarahkan saja.
Rumah tangga yang dibangun tidak atas dasar agama
Sering kali kita menjumpai kondisi di masyarakat, terdapat rumah tangga di mana sang istri ataupun sang suami tidak mengerti agama sama sekali, termasuk tata cara diberibadah. Sudah begitu, mereka juga tidak mau belajar. Akibatnya, dalam rumah tangga mereka diliputi banyak sekali masalah, mulai dari yang kecil hingga hal yang besar.
Suatu contohnya, mereka kurang peduli dengan kesucian, terutama dari hadas besar. Sesudah mereka melakukan hubungan tubuh atau berjimak, dikarenakan sang istri dan suami sama-sama tidak mengerti aturan terkena mandi besar (wajib), mereka menggantinya dengan mandi biasa. Bagi mereka, yang penting seluruh tubuh terguyur air. Padahal yang benar yaitu meratakan air ke seluruh tubuh dan memmembersihkankan setiap lipatan kulit, termasuk memmembersihkankan lubang-lubang yang ada pada tubuh, baik itu lubang mata, telinga, hidung, mulut, lubang depan (kubul) dan lubang belakang (dubur). Jika bersuci saja tidak benar, tentu ibadah yang mereka lakukan akan rusak dan bahkan tidak sah.
Selain itu, istri dan suami yang tidak menjunjung tinggi nilai-nilai dan pemahaman agama, kemungkinan besar kehidupan rumah tangga mereka jarang diisi oleh ibadah. Sekalipun mengerjakan ibadah, mereka kerap bermalas-malasan. Bahkan yang jadi problem besar, ibadah yang mereka lakukan spesialuntuk akan berbuah kesia-siaan dikarenakan mereka tidak mengetahui ilmunya.
Rumah tangga yang dibangun atas dasar agama
Pernikahan dan Rumah tangga yang dibangun atas dasar agama, dengan berkeluargai calon pasangan yang mengerti ilmu agama akan membuat pengaturan rumah tangga semakin gampang. Seorang suami tidak akan kesusahan mengatur rumah tangganya, bahkan sang istri sanggup saja memmenolong mengajari suaminya dalam hal-hal yang tidak ia mengerti. Namun harus diingat, kriteria pasangan yang memeluk agama sebagaimana dimaksud dalam Hadits yaitu para perempuan Muslim yang memang memahami anutan Islam dengan baik, bukan sekadar identitas keislaman dalam KTP-nya saja.
Dalam sebuah Hadits Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Dunia yaitu perhiasan, dan sebaik-baik aksesori yaitu perempuan yang sholehah.” (HR. Muslim)
Perempuan sholehah yaitu perempuan yang memahami, mengerti, serta mengamalkan anutan Islam dengan baik dan taat dalam melakukan anutan Islam, tidak harus anggun namun lezat dipandang mata, murah senyum, dan selalu sanggup membahagiakan sang suami. Orientasi kehidupan dari perempuan sholehah yaitu pengabdian. Mereka hidup untuk mendampingi sang suami di kala senang maupun susah. Mereka selalu berupaya membahagiakan dan menghibur suaminya di kala mendapat kesusahan, dan mengingatkan untuk bersyukur di kala mendapat nikmat.
Tag :
Ilmu Pernikahan
0 Komentar untuk "Kriteria Islam: Calon Pasangan Yang Serasi, Berpotensi"