Mencetak Generasi Sholeh Sholehah Semenjak Dalam Kandungan

Bagaimana cara mencetak generasi sholeh dan sholehah? Untuk mencetak generasi yang sholeh dan sholehah tidak segampang membalik telapak tangan. Hal ini perlu proses yang dimulai semenjak bayi dalam kandungan. Bagaiama dan apa saja yang perlu diperhatikan serta kewajiban-kewajiban ayah dan ibu oleh dalam mencetak generasi dan bawah umur tyang sholeh dan sholehah mulai dari bayi dalam kandungan?

Semua insan di dunia ini pernah mengalami hidup di alam kandungan, kecuali Nabi Adam AS dan Siti Hawa. Apakah yang hams dilakukan sang ibu dan bapak atau ayah ketika sudah ada gejala kehamilan? Pertanyaan ini amat penting dipahami dengan baik alasannya mempunyai imbas yang sangat besar terhadap perkembangan sang bayi yang ada dalam kandungan. Sebelum menunjukan hal tersebut, kiranya perlu disuguhkan ihwal proses perkembangan sang bayi dalam kandungan supaya hal ini bisa dijadikan sebagai materi renungan terhadap kebemasukan Allah SWT.

Sebelum terlahir ke dunia, janin bayi tumbuh dan berkembang di dalam rahim ibunya selama kurang lebih sembilan bulan lamanya. Setiap bulan janin mengalami proses perkembangan yang tidak sama-beda. Untuk sanggup tumbuh dan berkembang secara baik, sang ibu membutuhkan asupan makanan dengan komposisi gizi tertentu. Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan terhadap asupan gizi untuk mencukupi kebutuhan dua orang, untuk keperluan dirinya sendiri dan untuk keperluan janin di dalam kandungannya, menyerupai kebutuhan akan protein, mineral, kalsium, air, omega3, vitamin, asam folat, zat besi, dan lain sebagainya.

Adapun proses perkembangan janin bayi semenjak bulan pertama hingga pada ketika kelahiran, lazimnya sebagai diberikut:
  • Bulan pertama; sel telur sang ibu berhasil dibuahi oleh sperma sang bapak. Terdapat bola bakal janin yang melekat pada dinding rahim. Bola sel telur tersebut berkembang menyerupai bentuk udang ukuran kecil. Pada periode ini, jantung dan susunan syaraf sentra mulai terbentuk.
  • Bulan kedua; bentuk sel telur yang menyerupai udang bermetamorfosis menyerupai insan pada umumnya. Wajah bayi mulai terbentuk dengan ukuran kepala yang besar. Ekor janin hilang. Jantung mulai berdetak. Tali sentra dan plasenta terlihat jelas. Muncul serpihan tubuh, tangan dan kaki, serta tumbuh otot-otot.
  • Bulan ketiga; jantung sudah terbentuk sempurna. Bagian tubuh, kaki dan tangan terbentuk. Jari jemari yang tiruanla menyatu mulai terpisah. Organ-organ vital terbentuk di simpulan bulan. Cuping indera pendengaran mulai terlihat.
  • Bulan keempat; kuku jari jemari kaki dan tangan terbentuk, organ dalam badan janin terbentuk, tumbuh rambut halus pada seluruh tubuh, janin berkembang dengan cepat.
  • Bulan kelima; tumbuh alis, bulu mata, dan rambut. Pancaindra berkembang. Tubuh janin sanggup membentuk selaput putih pelapis badan dan kulit. Janin tumbuh cepat dengan panjang bisa mencapai 13 cm.
  • Bulan keenam; sistem pencernaan mulai bekerja dengan mengeluarkan air seni. Sisrem kekebalan badan semakin mantap. Janin sanggup melaksanakan kontrol gerakan tubuhnya. Ibu sanggup mencicipi gerakan bayi dalam perut.
  • Bulan ketujuh; badan janin sudah terbentuk. Otak janin mengalami perkembangan pesat. Organ vital selain paru-paru sudah berfungsi dengan baik.
  • Bulan kedelapan; janin sudah sanggup membuka dan munutup kelopak mata. Gerakan janin sudah terkoordinasi. Lidah janin sudah sanggup membedakan rasa asam dan manis.
  • Bulan kesembilan; fisik janin bayi sudah terbentuk sempurna. Janin tumbuh setiap minggunya kurang lebih 225 gram. Lapisan lemak tebal tumbuh di bawah kulit janin. Janin pun siap lahir kapan saja.
Proses perkembangan bayi dari bulan pertama hingga ketika melahirkan dijelaskan secara rinci di dalam Al-Qur’an Surah al-Hajj [22]: 5 dan Surah al-Mu’minun [23]: 12-14, sebagai diberikut:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِن كُنتُمۡ فِي رَيۡبٖ مِّنَ ٱلۡبَعۡثِ فَإِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن تُرَابٖ ثُمَّ مِن نُّطۡفَةٖ ثُمَّ مِنۡ عَلَقَةٖ ثُمَّ مِن مُّضۡغَةٖ مُّخَلَّقَةٖ وَغَيۡرِ مُخَلَّقَةٖ لِّنُبَيِّنَ لَكُمۡۚ وَنُقِرُّ فِي ٱلۡأَرۡحَامِ مَا نَشَآءُ إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمّٗى ثُمَّ نُخۡرِجُكُمۡ طِفۡلٗا ثُمَّ لِتَبۡلُغُوٓاْ أَشُدَّكُمۡۖ وَمِنكُم مَّن يُتَوَفَّىٰ وَمِنكُم مَّن يُرَدُّ إِلَىٰٓ أَرۡذَلِ ٱلۡعُمُرِ لِكَيۡلَا يَعۡلَمَ مِنۢ بَعۡدِ عِلۡمٖ شَيۡٔٗاۚ وَتَرَى ٱلۡأَرۡضَ هَامِدَةٗ فَإِذَآ أَنزَلۡنَا عَلَيۡهَا ٱلۡمَآءَ ٱهۡتَزَّتۡ وَرَبَتۡ وَأَنۢبَتَتۡ مِن كُلِّ زَوۡجِۢ بَهِيجٖ ٥

Artinya: Hai manusia, kalau engkau dalam keraguan ihwal kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami sudah menimbulkan engkau dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang tepat kejadiannya dan yang tidak sempurna, supaya Kami jelaskan kepada engkau dan Kami menetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki hingga waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan engkau sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) engkau sampailah kepada kedewasaan, dan di antara engkau ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara engkau yang dipanjangkan umurnya hingga pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang lampaunya sudah diketahuinya. Dan engkau lihat bumi ini kering, kemudian apabila sudah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan rindanglah dan menumbuhkan banyak sekali macam tumbuh-tumbuhan yang indah. (QS. Al-Hajj [22]: 5)

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ مِن سُلَٰلَةٖ مِّن طِينٖ ١٢  ثُمَّ جَعَلۡنَٰهُ نُطۡفَةٗ فِي قَرَارٖ مَّكِينٖ ١٣ ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ مُضۡغَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَٰمٗا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَٰمَ لَحۡمٗا ثُمَّ أَنشَأۡنَٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَٰلِقِينَ ١٤

Artinya: Dan sesungguhnya Kami sudah membuat insan dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, kemudian segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, kemudian tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (QS. AJ-Mu’minun [23]: 12 - 14)

Sesudah mengetahui proses perkembangan bayi semenjak bulan pertama hingga ketika melahirkan, kira-kira apakah yang harus dilakukan oleh ibu dan bapak? Pertanyaan ini mungkin terdengar sangat sederhana, akan tetapi mengandung maksud sangat penting dalam membentuk generasi yang sholeh dan cerdas. Ada beberapa kisah yang menceritakan betapa para ulama besar ternyata dilahirkan dari kedua pasangan ibu dan bapak yang sholeh dan sholehah.

Alkisah ada seorang ibu yang sholehah tengah mengandung. Selama mengandung anaknya itu, sang ibu selalu berpuasa dari waktu ke waktu, bulan demi bulan, hingga bayinya lahir. Bayi pria mungil yang lahir itu kemudian menjadi ulama besar dan pernah menjadi imam besar di Masjidil Haram di zamannya. Karya tulis ulama besar itu sangat banyak. Siapakah ia yang ialah putra orisinil tempat Tanara, Banten, itu? Benar sekali, ia tidak lain yaitu Syekh Nawawi al-Bantani.

Ada pula kisah menarikdanunik ihwal seorang bapak yang sholeh. Suatu ketika ia berjalan melewati pinggiran sungai. Saat itu ia tengah berpuasa. Ketika hendak berbuka puasa, ia mendapati sebuah apel hanyut terbawa air sungai. Diraihnya apel tersebut, kemudian dimakannya. Ketika apel tersebut gres separuh dimakan, ia tersadar bahwa buah itu bukanlah miliknya meski sudah hanyut terbawa arus sungai. Untuk mengetahui siapa pemilik apel tersebut, ia menyusuri bantaran sungai hingga sampailah di sebuah kebun apel. Kepada pemilik kebun apel, ia memohon supaya dihalalkan separuh apel yang terlanjur ditelannya. Kelak, seorang bapak yang sholeh itu mempunyai anak yang menjadi seorang ulama besar dan tokoh sufi yang amat terkenal. Anak ia tidak lain yaitu Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Bagaimana dengan kita, apa yang harus kita lakukan sebagai orang bau tanah mabadunga gejala kehamilan sudah tiba?

Hal yang paling utama untuk kita lakukan yaitu bertakwa kepada Allah SWT, dimulai dari hal yang paling sederhana. Sang calon ibu dan calon bapak harus menjaga perbuatan dengan spesialuntuk melaksanakan yang bermanfaa bagi diri, keluarga, dan untuk bayinya. Kedua calon orangtua harus berupaya menjauhkan diri dari perbuatan yang akan merugikan diri mereka, terlebih lagi apabila hingga merugikan orang banyak. Selain itu, kedua calon orangtua wajib melaksanakan segala perintah Allah SWT dan berupaya sekuat tenaga untuk menjauhi apa-apa yang tidak boleh Allah SWT.

Baca juga
Pengertian taqwa yang bergotong-royong berdasarkan syariat islam dan macamnya
Janji-janji Allah SWT bagi orang yang bertaqwa
Arti hakikat dan pola orang yang taqwa

Selama masa-masa kehamilan kedua orangtua selayaknya banyak melaksanakan riyadhah (menjaga konsistensi dalam diberibadah) sesuai dengan kemampuan masing-masing. Misalkan sang ibu membaca Al-Qur’an setiap hari, berzikir serta berdoa. Hal ini akan mempersembahkan imbas yang positif kepada janin yang dikandungnya.

Sang calon bapak pun demikian, harus banyak berzikir dan berdoa. Selain itu, ketika mencari nafkah, ia harus mencarinya dengan jalan yang halal dan membersihkan. Sebab, makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh kedua orangtua akan kuat terhadap janin yang dikandung oleh sang ibu.

misal paling umum yaitu apa yang terjadi di sekitar kita ketika ini. Banyak orang di antara kita sekarang yang masa bodoh, bahkan biasa saja menghadapi kerusakan moral yang dialami diri, keluarga, maupun orang-orang terdekatnya. Banyak orang yang tidak lagi amanah, atau tidak sanggup dipercaya. Banyak sekali orang yang simpel terpengaruh oleh gaya hidup materialistis, di mana yang dipikirkan spesialuntuklah bagaimana mendapat harta banyak tanpa memedulikan halal dan haramnya. Jadilah bangsa kita ketika ini sudah mengalami kerusakan mental dan moral yang amat parah. Korupsi tidak lagi dilakukan secara sendiri-sendiri atau sembunyi-sembunyi, tetapi sudah dilakukan secara berjamaah dan terang-terangan.

Baca juga
Pujian atas sikap amanah, kejujuran dan menepati kesepakatan
Pengertian amanah dan wajibnya menjaga berperilaku amanah
Teknik mencegah harapan atau syahwat korupsi
Dosa menyuap dan korupsi dalam fatwa Islam
Teknik Islam dalam memberantas korupsi

Kalangan birokrasi pemerintahan, baik mulai tingkat pejabat hingga bawahan, banyak yang tidak peduli lagi terhadap pelayanan publik. Mereka tidak lagi melayani masyarakat secara tulus, tetapi demi fulus.

Pelajaran terpenting bagi kedua orangtua selama menunggu kelahiran anak supaya keturunannya sanggup menjadi keturunan yang baik dan bermanfaa, serta menjadi generasi yang sholeh dan sholehah, yaitu dengan berupaya selalu mendekatkan diri dan bertakwa kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Jadi, mengharapkan anak sholeh dan sholehah tidak dimulai setelah seorang anak dilahirkan, bahkan jauh sebelum itu.
0 Komentar untuk "Mencetak Generasi Sholeh Sholehah Semenjak Dalam Kandungan"

Back To Top