Islam yaitu agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Dalam korelasi dengan sesama manusia, Islam mengajarkan ihwal kepedulian kepada sesama terutama bagi mereka yang membutuhkan. Salah satu bentuk peduli atau kepedulian terhadap sesama yaitu dalam hal mempersembahkan sesuatu dari sebagian yang kita miliki kepada sesama. Dalam sebuah Firman Allah swt dalam Kitabullah Al-Qur’an al-Karim yang berbunyi :
لَن تَنَالُواْ ٱلۡبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيۡءٖ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٞ
Artinya : Kamu sekali-kali tidak hingga kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum engkau menafkahkan sebahagian harta yang engkau cintai. Dan apa saja yang engkau nafkahkan maka bahu-membahu Allah mengetahuinya. (QS. Ali Imran : ayat 92)
Ayat di atas membuktikan kepada kita bahwa seseorang tidak akan hingga mendapat kebajikan yang tepat apabila seseorang tidak menyedekahkan atau mempersembahkan harta yang dicintainya. Dalam ayat tersebut juga membuktikan bahwa Allah swt. yaitu yang maha tahu dan mengetahui sekecil apapun yang kita nafkahkan. Dan sekecil apapun baik perbuatan baik maupun buruk akan diperlihatkan dan mendapat pahalanya.
Berikut ini yaitu sebuah dongeng inspiratif dari salah seorang khalifah teman bersahabat Nabi Muhammad saw. ihwal kepedulian terhadap sesama dalam kondisi dan situasi apapun, baik saat dalam keadaan ada maupun dalam keadaan tidak ada.
Pada suatu saat Khalifah Abdullah bin Umar sedang sakit. Khalifah Abdullah bin Umar yaitu pemimpin yang disebut sebagai khalifah yang membangun Bait al Maqdis. Beliau begitu dikhawatirkan oleh para bawahannya. Hari-demi hari kesehatan dia semakin membaik. Ketika itu Khalifah umar menginginkan memakan ikan panggang.
Mendengar impian atasannya tersebut, para bawahannya bergegas mencari ikan dan membuat ikan panggang. Sesudah ikan panggang dibuat, anyir aroma ikan panggang pun memikat hasrat makan dari khalifah Abdullah sehingga dia berkeinginan untuk segera memakannya.
Ketika dia hendak memakan sajian ikan panggang yang dia inginkan, muncullah seorang musafir yang tampak kelaparan. Melihat kondisi musafir yang tampak kelaparan, dengan segera Khalifah Abdullah menyuruh bawahannya untuk mengambil sajian ikan panggang tersebut untuk didiberikan kepada seorang musafir tersebut.
Perintah tersebut membuat para bawahan atau pemmenolongnya merasa keberatan apabila sajian itu didiberikan kepada seorang musafir, dan perjuangan mereka tidak dinikmati oleh khalifah Abdullah sendiri. Dan mereka bertanya mengapa didiberikan kepada musafir dan tidak dinikmati oleh tuan mereka, padahal sajian itu yaitu sesuai dengan kehendak dari Khalifah?
Kemudian khalifah mempersembahkan klarifikasi kepada para bawahannya mengapa dia tidak menyantap masakan tersebut dan sajian itu didiberikan kepada musafir. Beliau membuktikan sebagai diberikut :
"Wahai para pemmenolongku, apakah engkau mengetahui apabila saya memakan masakan itu, maka bahu-membahu hal itu saya kerjakan alasannya yaitu saya menyukai dan menginginkannya. Akan tetapi, apabila musafir itu yang memakannya, maka itu alasannya yaitu dia benar-benar sangat membutuhkannya. Maka bahu-membahu masakan tersebut lebih berharga bagi dirinya daripada bagiku.”
Kemudian, dia khalifah Abdullah mempersembahkan klarifikasi pelengkap dengan memberikan sebuah firman Allah dalam Kitabullah al-Quran sebagaimana yang sudah disampaikan pada pertama pembahasan yang artinya: “Kamu sekali-kali tidak hingga kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum engkau menafkahkan sebahagian harta yang engkau cintai"
Dari sebuah Kisah Khalifah Abdullah di atas mempersembahkan kepada kita umat Islam pembelajaran yang sangat berharga yang mana kita seharusnya memiliki rasa peduli terhadap sesama, terutama pada situasi dan keadaan yang mendesak serta darurat lebih-lebih diutamakan pada mereka yang lebih dan sangat membutuhkan.
Kita hidup sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lain tentu saja tidak sanggup hidup tanpa menolongan dan kepedulian dari orang lain. Dalam hidup hendaknya juga lebih mementingkan kepentingan orang banyak daripada kepentingan individu. Rasa peduli atau kepedulian terhadap sesama akan sanggup membawa aneka macam macam manfaat dan kenaikan yang besar bagi kita tiruana.
Kepedulian terhadap sesama sangat penting artinya dalam Islam. Hal ini juga sanggup menambah kerjasama dan gotong royong sebagaimana yang diajarkan dalam Islam. Di samping itu, dengan adanya peduli terhadap sesama akan sanggup membangkitkan tali silaturahmi yang sangat begitu dianjurkan dalam Islam. Karena orang yang memutuskan tali silaturahmi akan terputus dari tujuh langit. Semoga tumpuan perilaku teladan dari khalifah Abdullah di atas sanggup menjadi pandangan gres bagi kita tiruana sehingga kita sanggup menjadi insan yang lebih baik.
Tag :
Ilmu Zakat dan Sedekah
0 Komentar untuk "Tidak Bijak Orang Yang Tidak Menyedekahkan Harta"