Kesederhanaan, Hidup Sederhana Dalam Al-Qur’An

Kesederhanaan dan ketaqwaan. Sudah bukan diam-diam umum dan diketahui oleh siapapun bahwa di dalam Islam, ciri-ciri atau tanda dari orang yang andal nirwana secara umum ialah ketaqwaan dalam hidup kepada Allah swt. atau disebut muttaqin. Di dalam Al-Quran, banyak disebutkan, diterangkan dan dijelaskan secara lebih detail terkena sifat-sifat orang yang bertaqwa atau muttaqin. Yaitu antara lain sebagai diberikut:

ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدٗى لِّلۡمُتَّقِينَ. ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ. وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ وَبِٱلۡأٓخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ

Artinya: Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang diberiman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dan mereka yang diberiman kepada Kitab (Al Quran) yang sudah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang sudah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (QS. al-Baqarah [2]: 2-4)

Baca juga maksud dan tujuan diturunkannya al-Qur’an

Juga dijelaskan di dalam al-Qur’an terkena ciri orang yang taqwa:

وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ. ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡكَٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ. وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَٰحِشَةً أَوۡ ظَلَمُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ ذَكَرُواْ ٱللَّهَ فَٱسۡتَغۡفَرُواْ لِذُنُوبِهِمۡ وَمَن يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمۡ يُصِرُّواْ عَلَىٰ مَا فَعَلُواْ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ

 Sudah bukan diam-diam umum dan diketahui oleh siapapun bahwa di dalam Islam Kesederhanaan, Hidup Sederhana dalam Al-Qur’an
Artinya: Dan bersegeralah engkau kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada nirwana yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, kemudian memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang sanggup mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. QS. Ali Imran:133 -135 ).

Dari klarifikasi di atas, menandakan bahwa tiruana amalan ibadah dari seorang yang andal nirwana yaitu orang yang bertaqwa dengan sebenar-benarnya taqwa ialah dicintai oleh Allah swt. salah satu amalan yang sering disebut dalam ayat di atas di antaranya ialah menafkahkan harta.

Dan sebaliknya amalan andal neraka tidak akan dicintai oleh Allah swt. dan di antara sifat orang yang andal neraka ialah hidup bermewah-mewahan. sepertiyang firman Allah swt. dalam al-Qur’an yang berbunyi:

وَأَصۡحَٰبُ ٱلشِّمَالِ مَآ أَصۡحَٰبُ ٱلشِّمَالِ.  فِي سَمُومٖ وَحَمِيمٖ.  وَظِلّٖ مِّن يَحۡمُومٖ. لَّا بَارِدٖ وَلَا كَرِيمٍ.  إِنَّهُمۡ كَانُواْ قَبۡلَ ذَٰلِكَ مُتۡرَفِينَ

 Sudah bukan diam-diam umum dan diketahui oleh siapapun bahwa di dalam Islam Kesederhanaan, Hidup Sederhana dalam Al-Qur’an
Artinya: Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu. Dalam (siksaan) angin yang amat gerah, dan air gerah yang mendidih, dan dalam naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak sangat bahagia. Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewahan

Baca juga

Arti taqwa yang gotong royong dalam Islam berdasarkan Syara'

Hidup bermewah-mewahan dan kehancuran umat
Masuk ke Surga ataukah di neraka?
Gambaran nirwana dan neraka dalam al-Qur'an
Arti Hisab di hari final zaman dalam al-Qur'an

Hidup bermewah-mewahan dalam hidup di dunia akan banyak kuat negatif pada diri pelakunya dan juga bagi lingkungan masyarakat. Hal ini dikarenakan beberapa alasannya sebagai diberikut:
  • Hidup bermewah-mewahan sanggup menimbulkan kurang taat dalam menunaikan kewajiban agama.
  • Bermewah-mewahan akan cenderung menjadikan seseorang mencari-cari pendapat yang paling dari para ulama dalam segala hal serta simpel menerjang yang dihentikan atau haram oleh Allah swt.
  • Menyebabkan diri pelaku cenderung bergulat dengan hal-hal yang remeh-temeh.
  • Karena bersenang-senang dan karam dalam kemewahan sehingga sanggup berakibat kerasnya hati, dan sering melupakan ilmu.
  • Bermewah-mewahan sanggup mengakibatkan seseorang jarang melaksanakan introspeksi dan penilaian diri atau muhasabah.
  • Bermewah-mewahan akan menjadikan seseorang kurang bisa menghadapi ujian, cobaan, dan menanggung beban hidup yang berat.
  • Seorang yang bermewah-mewahan akan lebih cenderung sering menyimpang dari jalan yang haq atau benar, menjadi sombong, serta meremehkan orang lain.
Baca juga
Bahaya sifat arogansi
Arti dan Pengertian sombong berdasarkan Islam
Hidup sederhana tidak akan susah
Hidup sederhana mencontoh langsung rasul
Sifat berlebih-lebihan dan menyia-nyiakan nikmat

Kemehawan, hidup bermewah-mewahan sanggup membawa seseoang tergelincir ke dalam nafsu korupsi, kongkalikong serta nepotisme. Hal ini dikarenakan tuntutan mereka yang berlebihan dalam mewujudkan hidup yang bermewah-mewahan sehingga mereka menghalalkan segala macam cara untuk mencapai tujuannya. Oleh alasannya itu, anutan Islam melarang kepada pemeluknya bermewah-mewahan dalam hidup.

Firman Allah swt. dalam al-Qur’an:

يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمۡ عِندَ كُلِّ مَسۡجِدٖ وَكُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ وَلَا تُسۡرِفُوٓاْۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡرِفِينَ

Artinya: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan tidakbolehlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan

Juga dalil hadits Nabi Muhammad saw, yang menegaskan bahwa : Makanlah, minumlah, berpakaianlah, dan bersedekahlah tanpa berlebihan dan kesombongan." (HR Ahmad dan Abu Daud].

Sehingga terperinci sudah bahwa hidup dengan bermewah-mewahan dan kesombongan ialah tidak diperkenankan oleh anutan Islam. Hal ini dikarenakan hidup bermewah-mewahan sanggup menimbulkan banyak sekali macam alasannya yang sanggup merusak diri langsung dan juga lingkungan masyarakat sekitarnya sebagaimana yang sudah disebutkan di atas. Juga diterangkan di dalam al-Qur’an bahwa kawasan kesombongan ialah neraka jahanam. Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk hidup sederhana. Karena hidup sederhana tidak akan susah. Hidup sederhana ialah ialah pola hidup yang dianjurkan Islam dan mencontoh langsung Rasulullah saw.
Tag : Ilmu Akhlak
0 Komentar untuk "Kesederhanaan, Hidup Sederhana Dalam Al-Qur’An"

Back To Top