Adakah kekerabatan antara waktu dan keberuntungan hidup dunia dan akhirat? Demi Waktu tidak akan pernah kembali, waktu selalu meninggalkan kita, setiap kejadian yang silam dengan waktu niscaya tidak akan pernah dan tidak akan sanggup untuk kita ulangi kembali. Perbuatan maksiat, dosa, dan melanggar larangan Allah yang sudah kemudian tidak akan sanggup kita putar ulang waktu dan kejadiannya untuk kita ganti dengan perbuatan baik dan amal sholeh. Yang kita hadapi yakni waktu yang akan hadir. Dan masa kemudian tidak akan pernah kembali. Oleh lantaran itu, demi masa atau waktu marilah kita isi waktu dikala ini dan yang akan hadir dengan mengerjakan apa yang diperintahkan Allah swt dan meninggalkan tiruana larangan-larangannya. Janganlah kita isi waktu ini dengan keburukan, sia-sia, tidak bermanfaa, dosa dan amal keburukan lainnya.
Allah swt berfirman dalam al-Qur’an yang berbunyi:
وَٱلۡعَصۡرِ. إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ. إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ
Artinya: Demi masa (waktu). Sesungguhnya insan itu benar-benar dalam kerugian. kecuali orang-orang yang diberiman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS al-Ashr: 1 -3 ).
Berdasarkan dalil al-Qur’an di atas, mempersembahkan kepada kita suatu peringatan kepada insan bahwa mereka akan merugi apabila tidak memanfaatkan waktu (disebut demi masa (waktu). Ayat di atas juga sekaligus mempersembahkan aba-aba kepada siapa saja hamba Allah yang menginginkan keberuntungan yang artinya tidak merugi yaitu mereka yang diberiman, mereka yang mengerjakan amal-amal sholeh, saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan kesabaran.
Baca juga
Beriman dengan meyakini sepenuh hati, tanpa adanya keraguan sedikitpun, keteguhan hati (istiqomah). memiliki tekad bundar dan mantap bahwa Allah swt yakni Tuhan satu-satunya yang wajib di sembah serta keyakinan dengan 6 rukun iman. Nilai-nilai keimanan ini hendaknya tidak spesialuntuk dalam bentuk perkataan saja, namun harus selalu tercermin dalam hati dan juga sikap dalam kehidupan sehari-hari dimanapun mereka berdada baik di lingkungan rumah, maupun di luar rumah.
Baca juga
Ilmu istiqomah dalam al-Qur'an dan Hadits
Maksud dan tujuan diturunkannya al-Qur'an
Baca juga
Ilmu istiqomah dalam al-Qur'an dan Hadits
Maksud dan tujuan diturunkannya al-Qur'an
Nilai-nilai keimanan dari seseorang ini menyerupai yang digambarkan dalam ayat al-Qur’an di atas yaitu surat al-‘Asr ayat 1-3 akan tercermin dalam perbuatan atau amal sholeh yang di antaranya yaitu selalu saling menasihati dalam hal mentaati kebenaran dan saling menasihati dalam mentaati kesabaran
Baca juga Sifat hamba Allah sholeh
Bulan penuh pesan yang tersirat yang adanya spesialuntuk satu bulan dalam satu tahun yaitu Ramadhan yakni ialah bulan ujian, bulan penilaian diri apakah kita termasuk golongan orang-orang yang merugi ataukah sebaliknya. Sebab, dalam bulan Ramadhan Allah Swt mempersembahkan pahala kepada hambanya dengan pahala yang berlipat ganda. Juga dalam bulan ini terdapat satu malam yaitu malam lailatul qadar yang apabila nilainya adanya sama dengan nilai ibadah selama 1000 bulan. Beruntunglah bagi mereka kaum mukmin yang diberiman yang benar-benar mengisi dan memanfaatkan waktu pada satu bulan ini untuk mengerjakan amal sholeh, menasehati dalam kebaikan, kebenaran dan kesabaran dan taqwa.
Baca juga
Turunnya Malam Lailatul Qadar dan keistimewaannya
Menebus dosa bagi yang tidak berpuasa Ramadhan
Rahasia sifat kesabaran dan bersyukur
Baca juga
Turunnya Malam Lailatul Qadar dan keistimewaannya
Menebus dosa bagi yang tidak berpuasa Ramadhan
Rahasia sifat kesabaran dan bersyukur
Hidup di dunia ini tidaklah abadi, spesialuntuk sebentar waktunya. Tujuan Allah swt. membuat jin dan insan yakni tidak lain untuk diberibadah kepada Allah swt. sebagaimana firman-Nya. :
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ ٥٦
Artinya: Dan saya tidak membuat jin dan insan melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. adz-Dzariyat: 56)
Setiap insan ketika masih menjalani hidup di dunia untuk mencari bekal menuju alam alam abadi didiberikan waktu yang sama dalam setiap harinya. Akan tetapi yang dihasilkan (kebaikan maupun keburukan) oleh masing-masing individu selalu tidak sama dari waktu yang sama yaitu 24 jam. Suatu contoh, ada seseorang yang masih muda sudah mendapat jabatan sebagi direktur, menghasilkan aneka macam macam karya, sudah sanggup menghafal al-Qur’an, dan lain sebagainya yang tentunya tidak sama dengan yang dicapai oleh orang lain. Demikian juga dalam hal prestasi berbuat kebaikan dan keburukan, niscaya setiap orang hitungannya akan tidak sama di mata Allah swt.
Seharusnya kita menyadari bahwa waktu sehari 24 jam tersebut tidak ketiruananya sanggup dipergunakan untuk sesuatu hal yang sanggup bernilai atau produktif. Akan tetapi dalam satu hari setiap insan niscaya memerlukan waktu istirahat yang jumlahnya mungkin 8-9 jam dalam sehari, waktu kerja 6-8 jam dalam satu hari, belum dikurangi waktu untuk acara yang lain. Sehingga dalam sehari mungkin waktu tersisa yang sanggup kita gunakan untuk diberibadah kepada Allah swt. sangat terbatas.
Untuk itulah, marilah kita tiruana benar-benar memanfaatkan waktu untuk tujuan-tujuan penting kita selama hidup dunia yaitu untuk diberibadah kepada Allah swt mencari bekal menuju kehidupan kelak yang kekal dana awet. Tentu saja di kehidupan kekal nanti kita tiruana ingin eksklusif mendapat daerah mulia disisi Allah yaitu surga.
Kepandaian dalam mengalokasikan dan mempergunakan memakai waktu inilah yang menjadi kunci keberuntungan kita dalam mengarungi kehidupan di dunia untuk meraih kebahagiaan di dunia dan lebih-lebih di akhirat.
Baca juga Hisab amal perbuatan insan di akhirat
Baca juga Hisab amal perbuatan insan di akhirat
sepertiyang pemaparan dalil al-Qur’an di atas, yang pada dasarnya orang yang beruntung yakni orang yang memanfaatkan waktu. Yang mana kita sebagai mukmin yang diberiman dengan hari selesai hendaknya memanfaatkan dan memakai waktu untuk mengerjakan dan berbuat amal kebaikan dan kebajikan serta amalan-amalan sholeh yang lain. Janganlah kita menjadi orang yang merugi lantaran tidak memanfaatkan waktu untuk berbuat kebaikan, ketakwaan dan amal-amal sholeh lainnya.
Sebagai pengingat demi waktu hendaknya kita merujuk pada dalil hadits riwayat al-hakim untuk mengingat 5 kasus dalam memanfaatkan waktu, yaitu sebagai diberikut:
1. Waktu mudamu sebelum tua
2. Waktu sehat sebelum sakit
3. Masa kaya sebelum masa miskin
4. Masa luang sebelum masa sibuk
5. Hidup sebelum hadir kematianmu
Maka jelaslah bahwa orang yang beruntung yakni orang yang memanfaatkan waktu. Demi masa (demi waktu) mereka hendaknya memanfaatkan waktu untuk mengerjakan tiruana amal kebaikan, amalan-amalan sholeh supaya beruntung baik di dunia maupun di akhirat. Sedangkan mereka akan merugi apabila demi waktu mereka, mereka tidak memanfaatkannya untuk berbuat kebaikan dan amal-amalan sholeh.
Tag :
Ilmu Keseharian
0 Komentar untuk "Demi Waktu Vs Keberuntungan Hidup Dunia, Akhirat"