: Kuasai Dunia, Tapi Jangan Mencintainya

Penyakit yang paling berbahaya bagi mukmin yaitu penyakit cinta dunia dan takut mati atau penyakit wahn. Penyakit ini amat berbahaya, lantaran tidak akan membawa seseorang kepada tujuan yang sebenarnya yaitu selamat di akhirat, maka dari itu kita harus mematikan penyakit cinta dunia dan takut mati ini dalam diri kita.

Sebagai seorang Islam sudah seharusnya tidak menyayangi dunia sehingga kita lupa akan tujuan yang sebenarnya yaitu kehidupan infinit di alam abadi untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki masuk ke dalam syurga. Untuk mencapai tujuan tersebut, insan didiberikan mediator Dunia untuk diberibadah sebanyak mungkin dan mempersiapkan bekal menuju dunia yang infinit kelak di akhirat.

Baca juga

Oleh alasannya yaitu itulah kita perlu menguasai dunia, namun tidak mencintainya lantaran Islam yaitu agama yang bersifat dua Unsur yang tidak sama yang mana untuk mendapat ridho dari Allah kita harus bersikap anti kepada dunia dan selalu mengisi waktu untuk diberibadah kepada Allah swt. melalui masukana kehidupan di dunia untuk mencari bekal.

 Penyakit yang paling berbahaya bagi mukmin yaitu penyakit cinta dunia dan takut mati ata : Kuasai Dunia, Tapi Jangan Mencintainya
sepertiyang dalil Firman Allah swt. bahwa Allah tidak membuat jin insan di muka bui ini kecuali untuk menyembah (diberibadah) kepada-Nya.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: Tidaklah Aku membuat jin dan insan melainkan semoga mereka diberibadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat: 56)

Menguasai Dunia untuk diberibadah di jalan Allah.

mewajibkan kepada para pemeluknya untuk mengelola dunia, menguasai dunia dengan berprinsip dan berpedoman pada hukum Allah yaitu syariah Islam. Hal yang demikian sudah dicontohkan oleh baginda Nabi Agung Muhammmad saw berserta para teman dekatnya.


Dalam sejarah masa peradaban Islam dikala itu, hampir seluruh sektor kehidupan terutama sektor ekonomi yang menguasai hajat kehidupan orang banyak dikuasai oleh Umat Islam. Ketika itu teman erat Nabi berjulukan Abdurrahman bin Auf di kota Madinah pribadi menuju ke pasar untuk berniaga. Hanya dalam beberapa tempo saja, dengan dorongan akidah dan Islam pasar yang sebelumnya dikuasai oleh Yahudi berhasil dikuasainya. melaluiataubersamaini menguasai sektor ekonomi tersebut, Abdurrahman bin Auf mempersembahkan donasi hartanya dalam usaha Jihad di jalan Allah (Jihad fisabilillah).

Baca juga

Pada akhirnya, Abdurrahman bin Auf menjadi pengusaha yang sangat kaya dikala itu, sampai-sampai dia diberinfak untuk umat Islam sekitar 700 ujung unta dan tiruana muatan yang ada pada 700 unta tersebut. Subhanallah......

Menguasai dunia dan cinta dunia

Akan tetapi, tidak sama seratus delapan puluh derajat dengan Abdurrahman bin Auf. Adalah seorang berjulukan Tsalabah yang lampaunya hidup serba miskin. Didiberikan jalan oleh Nabi dengan usaha ternak. Usaha ternak kambing yang dijalaninya sukses, akan tetapi dia kufur akan nikmat yang didiberikan oleh Allah swt., dia menjadi sombong, arogan lantaran kekayaannya dan dia tidak mau membayar zakat.

Baca juga

Namun,  Abdurrahman   bin  Auf  tidak  sama  dengan Tsalabah, yang jadi kufur lantaran dunia. Awalnya Tsa'labah hidup   miskin,  kemudian   sukses   dengan   usaha  ternak kambingnya,  lalu  menjadi  angkuh  dan  sombong  karena kekayaannya. Bahkan, ia berani menolak membayar zakat.


 Penyakit yang paling berbahaya bagi mukmin yaitu penyakit cinta dunia dan takut mati ata : Kuasai Dunia, Tapi Jangan Mencintainya
Juga sebuah dongeng menguasai dunia dan cinta Dunia yaitu dikala itu pada Zaman kehidupan Nabi Musa, hidup seorang saudagar kaya yang berjulukan Qarun. Harta kekayaanya yang begitu banyak sampai-sampai kunci gudangnya saja membutuhkan satu ujung unta untuk mengangkatnya.

Qarun yaitu saudagar kaya yang tidak diberiman, dia sombong dan juga angkuh. Dai kufur nikmat dari Allah serta menolak keberadaan Allah yang Maha Kaya yang sudah mempersembahkannya rejeki dan kekayaan yang begitu banyak dan melimpah. Dia mengklaim bahwa tiruana yang sudah diperoleh dan dimilikinya yaitu hasil dari kepandaian dan usaspesialuntuk sendiri.


Diceritakan di dalam Al-Qur’an secara lengkap wacana Qarun yang kufur akan nikmat Allah hingga akhirnya, Allah  menenggelamkan Qarun ke dalam bumi beserta seluruh harta kekayaannya.

۞إِنَّ قَٰرُونَ كَانَ مِن قَوۡمِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَيۡهِمۡۖ وَءَاتَيۡنَٰهُ مِنَ ٱلۡكُنُوزِ مَآ إِنَّ مَفَاتِحَهُۥ لَتَنُوٓأُ بِٱلۡعُصۡبَةِ أُوْلِي ٱلۡقُوَّةِ إِذۡ قَالَ لَهُۥ قَوۡمُهُۥ لَا تَفۡرَحۡۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡفَرِحِينَ ٧٦ وَٱبۡتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلۡأٓخِرَةَۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنۡيَاۖ وَأَحۡسِن كَمَآ أَحۡسَنَ ٱللَّهُ إِلَيۡكَۖ وَلَا تَبۡغِ ٱلۡفَسَادَ فِي ٱلۡأَرۡضِۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُفۡسِدِينَ ٧٧ قَالَ إِنَّمَآ أُوتِيتُهُۥ عَلَىٰ عِلۡمٍ عِندِيٓۚ أَوَ لَمۡ يَعۡلَمۡ أَنَّ ٱللَّهَ قَدۡ أَهۡلَكَ مِن قَبۡلِهِۦ مِنَ ٱلۡقُرُونِ مَنۡ هُوَ أَشَدُّ مِنۡهُ قُوَّةٗ وَأَكۡثَرُ جَمۡعٗاۚ وَلَا يُسَۡٔلُ عَن ذُنُوبِهِمُ ٱلۡمُجۡرِمُونَ ٧٨ فَخَرَجَ عَلَىٰ قَوۡمِهِۦ فِي زِينَتِهِۦۖ قَالَ ٱلَّذِينَ يُرِيدُونَ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا يَٰلَيۡتَ لَنَا مِثۡلَ مَآ أُوتِيَ قَٰرُونُ إِنَّهُۥ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٖ ٧٩ وَقَالَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ وَيۡلَكُمۡ ثَوَابُ ٱللَّهِ خَيۡرٞ لِّمَنۡ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحٗاۚ وَلَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ٱلصَّٰبِرُونَ ٨٠ فَخَسَفۡنَا بِهِۦ وَبِدَارِهِ ٱلۡأَرۡضَ فَمَا كَانَ لَهُۥ مِن فِئَةٖ يَنصُرُونَهُۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُنتَصِرِينَ ٨١ وَأَصۡبَحَ ٱلَّذِينَ تَمَنَّوۡاْ مَكَانَهُۥ بِٱلۡأَمۡسِ يَقُولُونَ وَيۡكَأَنَّ ٱللَّهَ يَبۡسُطُ ٱلرِّزۡقَ لِمَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦ وَيَقۡدِرُۖ لَوۡلَآ أَن مَّنَّ ٱللَّهُ عَلَيۡنَا لَخَسَفَ بِنَاۖ وَيۡكَأَنَّهُۥ لَا يُفۡلِحُ ٱلۡكَٰفِرُونَ ٨٢

Artinya:
Ayat 76.Sesungguhnya Karun yaitu termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami sudah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) dikala kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah engkau terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri"

Ayat 77. Dan carilah pada apa yang sudah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan tidakbolehlah engkau melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat oke (kepada orang lain) sebagaimana Allah sudah berbuat baik, kepadamu, dan tidakbolehlah engkau berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan

Ayat 78. Karun berkata: "Sesungguhnya saya spesialuntuk didiberi harta itu, lantaran ilmu yang ada padaku". Dan apakah ia tidak mengetahui, bantu-membantu Allah sungguh sudah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih berpengaruh daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, wacana dosa-dosa mereka

Ayat 79. Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita memiliki menyerupai apa yang sudah didiberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar memiliki keberuntungan yang besar"

Ayat 80. Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah yaitu lebih baik bagi orang-orang yang diberiman dan berinfak saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar"

Ayat 81. Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya)

Ayat 82. Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata: "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia sudah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)"


Dunia  adalah   masukana  menuju  akhirat.  

Di dalam kehidupan dunia ini Allah menyediakan banyak sekali macam hal, menyerupai waktu untuk sholat, dianjurkan berpuasa, zakat, infak, shodakoh, haji, umrah, pekerjaan, rezeki, air, pakaian, harta kekayaan, hewan peliharaan dan lain sebagainya yaitu sebagai masukana insan untuk diberibadah mencapai kehidupan akhirat.

sepertiyang Firman Allah dalam surat al-Qasas ayat 77 di atas yang artinya: "Dan  carilah pada apa yang sudah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan tidakbolehlah engkau melupa­kan  bahagiaanmu  dari  (kenikmatan)  duniawi."


Dari dongeng panjang lebar di atas, maka sanggup ditarik kesimpulan bahwa :
  • Apabila seorang mukmin kufur dari nikmat Allah, maka sesungguhnya adzab atau siksa Allah itu teramat pedih sebagaimana yang sudah menimpa Qarun sebagaimana firman Allah di atas. Juga dalil firman Allah swt.

وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَئِن شَكَرۡتُمۡ لَأَزِيدَنَّكُمۡۖ وَلَئِن كَفَرۡتُمۡ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٞ

Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya bila engkau bersyukur, niscaya Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan bila engkau mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim ayat 7)
  • mempersembahkan kita proposal bagi umatnya untuk sanggup dan mempu menguasai dunia dan tidak mencintainya untuk agama dan mencari bekal di kehidupan alam abadi kelak yang infinit adanya. Menguasai dunia tidak untuk diri dan keluarga semata akan tetapi untuk berjihad di jalan Allah swt. sebagaimana yang sudah dicontohkan oleh Nabi dan para teman dekatnya.

Nabi Muhammad yaitu spesialis dalam bidang niaga dan bisnis yang tidak menyayangi keduniaan.

Juga Sayidina Ali yang hebat dalam perang, akan tetapi juga hebat dan tekun dalam ibadahnya.

Juga para Nabi yang lain yang juga hebat dan menguasai ilmu keduniaan namun mereka juga hebat ibadah, menyerupai Nabi Musa yaitu Nabi yang menguasai ilmu peternakan, Nabi Nuh hebat ilmu perkapalan, Nabi Isa hebat ilmu pengobatan, Nabi Yusuf hebat ilmu perekonomian, Nabi Daud hebat metaluri.

Oleh alasannya yaitu itu, sebagai umat Muslim yang berpegang kepada dua pegangan yaitu al-Qur’an dan Hadits Nabi yang keduanya mengajarkan untuk sanggup menguasai di tiruana bidang keduniaan, serta tetap menimbulkan kehidupan alam abadi sebagai prioritas utama bukan cinta kepada keduniaan.
0 Komentar untuk ": Kuasai Dunia, Tapi Jangan Mencintainya"

Back To Top