Peranan Ilmu Dan Kemauan Dalam Mencapai Kebahagiaan

Allah SWT menghendaki untuk mengeluarkan Adam a.s. dan keturunannya dari nirwana yaitu suatu hikmah. Sesudah itu Allah SWT memdiberi mereka sesuatu yang lebih baik dan lebih mulia yaitu janji-Nya, yang menjadi alasannya yaitu dan jalan terang yang mengantarkan mereka kepada Tuhan. Maka, orang yang berpegang teguh kepada akad tersebut niscaya ia akan beruntung. Sedangkan, orang yang berpaling darinya niscaya menderita dan mengalami kesusahan.

Perjanjian, jalan lurus, dan diberita agung ini tidak sanggup direalisasikan kecuali dengan ilmu dan kemauan. Maka, kemauan di sini ialah pintu dan ilmu ialah anak kuncinya. Kesempurnaan setiap orang tergantung kepada dua hal tersebut, yaitu kemauan yang mengangkat derajatnya dan ilmu yang menerangi jalannya. Derajat kebahagiaan dan keberuntungan seorang hamba tidak sama-tidak sama menurut kedua hal tersebut atau salah satunya.

Bisa jadi seseorang tidak mempunyai pengetahuan wacana kebahagiaan sehingga dia tidak mencarinya, atau mengetahuinya tetapi tidak mempunyai keinginan untuk mendapatkannya. Sehingga dia tetap terpenjara dalam kehinaan dan hatinya tidak sanggup mencapai kesempurnaan yang diciptakan untuknya. Sungguh dirinya mirip hewan gembala yang lebih suka dengan kesenangan yang tiruan dan bermalas- malasan.

Alangkah jauh dirinya dengan mereka yang menyingsingkan lengan baju mencari ilmu dengan penuh dan semangat, konsisten, dan teguh. Sehingga mereka pun diberkati dalam usaspesialuntuk tersebut. Kerinduan mereka spesialuntuk untuk Allah dan Rasul- Nya. Mereka tidak sudi mendapatkan mitra kecuali para ibnu sabil yang sama-sama berjuang bersamanya.

Jika kemuliaan kemauan tergantung pada kemuliaan sesuatu yang dicari, dan kemuliaan ilmu tergantung pada kemuliaan sesuatu yang diketahui dengan ilmu itu, maka puncak kebahagiaan seorang hamba yaitu ketika keinginannya menuju pada sesuatu yang tidak binasa, tidak sirna, dan awet; yaitu Tuhan Yang Maha Hidup. Tidak ada jalan baginya untuk mencapai tujuan yang sangat agung ini kecuali dengan ilmu yang diperoleh dari hamba, Rasul dan kekasih-Nya, yang menyeru dan mengatakan serta menjadi mediator antara Dia dan manusia.

Beliaulah yang dengan izin Allah SWT mengajak insan menuju ke surga, kawasan keselamatan. Allah SWT enggan membukakannya kepada siapa pun kecuali melalui dirinya atau tidak mendapatkan satu amalan pun kecuali sesuai dengan tuntunan dan petunjuknya. Maka, tiruana jalan tertutup kecuali jalan Nabi Muhammad saw..

Semua hati terpenjara dan tertahan kecuali hati mereka yang mengikuti ia dan tunduk kepada Allah SWT.

Maka, selayaknya bagi seseorang yang penuh keridhaan untuk berjuang dengan disertai hati yang selalu mengingat Allah SWT untuk mengakibatkan kedua hal ini - ilmu dan kemauan— sebagai garis edar perkataan dan perbuatannya. Juga hendaknya ia mengakibatkan keduanya sebagai samasukan dalam segala kegiatan kehidupannya.

Buku ini pun saya tulis menurut dua hal tersebut dengan maksud memperkenalkan kemuliaan keduanya, yaitu kemauan dan ilmu. Saya namakan buku ini "Miftaah Daar as-Sa'aadah." Dan ini ialah sebagian anugerah dan nikmat yang didiberikan Allah pada ketika saya menyendiri di rumah-Nya, bersimpuh di erat pintu-Nya dalam keadaan hina, dan di ketika saya mengharapkan limpahan karunia-Nya pagi dan malam. Tiada merugi orang yang menggantungkan kebutuhan dan cita-citanya kepada-Nya. Tiada merugi pula orang yang selalu mengetuk pintu-Nya dan selalu berada di dalam lindungan-Nya.

Apabila ilmu itu berada pada posisi pertama, ia mempersembahkan klarifikasi dengan gamblang dan memdiberi petunjuk kepada kehendak. Maka, kami menlampaukan pembicaraan wacana ilmu sebelum masuk ke dalam dilema cinta (al-hub). Sesudah itu, kami akan mengulas wacana cinta, pertolongan, hukum, faidah, buah, sebab, hambatan, dan faktor-faktor yang menguatkan serta yang melemahkannya.

Semua klarifikasi itu tiruana kami jelaskan menurut dalil naqli (Al-Qur'an dan as-Sunnah'), rasio (aqli), fitrah, qiyas (analogi), telaah, perasaan dan intuisi bahwa hal ini berafiliasi pribadi dengan Tuhan Yang Maha Benar, tidak ada Tuhan selain Dia. Bahkan, cinta itu tidak pantas didiberikan kecuali kepada Allah dan untuk Allah semata. Kami juga akan mengemukakan bantahan kepada orang yang mengingkari hal ini dan membuktikan kesalahan pendapat mereka menurut dalil naqli (Al- Qur'an dan as-Sunnah), aqli (rasio), fitrah, silogisme, perasaan, dan intuisi. INI kandungan inti dari buku ini.

Keindahan makna ketika ini akan menunjukkan secara terang butiran-butiran indah yang bercahaya, bertahtakan lafal-lafal menawan yang ditujukan bagi Anda. Maka bagi Anda, ia sanggup menjadi 'matahari' bagi yang paling bahagia, sanggup juga menjadi 'gadis cantik' yang berjalan cepat menuju tepi lembah yang berbahaya. Maka, pilihlah untuk diri Anda salah satu dari keduanya dan tempatkanlah ia pada posisi itu sesuai dengan kehendak Anda.

Setiap nikmat niscaya ada orang hasad yang tidak senang kepadanya, dan setiap kebenaran niscaya ada orang yang membangkang dan menentangnya. Dalam buku ini saya diberikan muatan makna dan ide-ide sebagai sesuatu yang berharga bagi penelaahnya, sedangkan Koreksi dan cercaan maka akulah yang akan menanggungnya. Buah dan keuntungannya yaitu bagi para pembaca, sedangkan pengarangnya akan menanggung kesusahan. Sebab, dia akan menghadapi kecaman dan bantahan dari orang-orang yang tidak setuju.

INI sedikit pengetahuan dan pikiran lemah penulis yang ditawarkan kepada nalar orang-orang pandai. melaluiataubersamaini ini penulis menghadapkan dirinya pada taring- taring dan kuku-kuku para penentang yang hasad.

Pembaca, bagi Andalah kebaikannya, biarlah penulis yang menanggung segala resikonya. Penulislah yang menanggung beban dan kelelahan ketika menanam, adapun buahnya yaitu untuk Anda. Dia juga menjadi samasukan bidik anak panah dari segala penjuru arah.

Penulis memohon ampun kepada Allah SWT atas segala kealfaan dan kesalahan, juga memohon maaf kepada orang-orang mukmin atas segala kekeliruan. Ya Allah saya berlindung kepadamu dari orang yang wawasan ilmu dan agamanya sangat sedikit, yang berlarut-larut dalam kebodohan dan tega menyakiti hamba-hamba- Mu. Karena kebodohannya itu, ia memandang keburukan sebagai kebaikan, Sunnah Rasul sebagai bid'ah, dan hal baik sebagai kemungkaran. Dan lantaran kezalimannya, ia membalas satu kebaikan dengan keburukan yang berlipat-lipat serta membalas satu keburukan dengan sepuluh kebaikan. Ia sudah menolak kebenaran dan memaksa insan menempuh jalan kebatilan sesuai dengan kehendak dan kesukaannya. Ia spesialuntuk mendapatkan kebaikan dan menolak keburukan sejalan dengan kemauan dan hawa nafsunya.

melaluiataubersamaini hati dan lidahnya, ia menyakiti para kekasih Rasul saw. dan golongannya. Teman-kawan dekatnya yaitu orang-orang yang gemar melaksanakan dosa dan bodoh. Ia mengharapkan kedudukan sebagai pewaris para nabi, namun dalam waktu yang sama ia berada dalam lembah kebodohan bersama dengan orang-orang yang tidak diberilmu. Ia unggul dengan kebodohannya, namun menduga ia termasuk orang-orang yang unggul dalam ilmu pengetahuan. Padahal di sisi Allah dan Rasul-Nya, serta di mata orang-orang mukmin, ia sangat jauh dari ilmu itu, yang ialah warisan kenabian. Jika kedudukannya diukur dengan kedudukan para pewaris nabi, sungguh jaraknya teramat jauh.

"Orang-orang singgah di Mekah di kabilah-kabilah Hasyim Sedangkan ia singgah di lahan kosong yang sangat jauh tempatnya."

Aku berlindung kepada-Mu dari orang yang mengakibatkan cercaan sebagai bekal dan banyak mencerca sebagai nasehat. Dia selalu tampil dengan kecaman, mengulang dan mengulangi celaan itu, maka dia tidak bermanfaa dan tidak memperoleh manfaat. Saya juga berlindung kepada-Mu dari musuh yang berpenampilan penasehat dan wali yang berada pada kehancuran yang jauh. Seorang musuh yang mengakibatkan permusuhan dan kekejamannya sebagai peringatan dan kasih akung. Orang yang mengakibatkan penghinaan dan kekamasukan sebagai penolong dan kelembutan. Jika mata hampir tidak terbuka kecuali kepada mereka, padahal timbangan mereka enteng dan tidak berat.

Alangkah pantasnya bagi orang pandai untuk tidak mempersembahkan mereka serpihan dari hatinya untuk melayangkan perhatian kepadanya. Dia melaksanakan perjalanan menuju tujuan di antara mereka. Perjalanan itu yaitu perjalanan kepada orang-orang mati di antara orang-orang hidup.

Alangkah tepatnya ucapan seorang penyair:

وفى الجهل قبل الموت موت لأهله. واجسامهم قبل القبور قبور وارواحهم فى وحشة من حسومهم وليس لهم حتىٌ النٌشور نشور

" Kebodohan yaitu final hidup bagi insan sebelum mereka mati
Dan badan mereka kolam kuburan sebelum mereka dikuburkan;
Dan rub mereka ingin kembali kepada tubuhnya
Akan tetapi mereka tidak akan dibangkitkan sampai hari kebangkitan."

Ya Allah, segala kebanggaan yaitu milik-Mu. Hanya Engkau kawasan mengadu. Hanya Engkau kawasan kami meminta dukungan dan spesialuntuk kepada-Mu kami minta menolongan. Hanya kepada-Mu kami bertawakal. Tidak ada perjuangan dan kekuatan kecuali pada-Muengkaulah harapan dan kawasan kami bertawakkal.
0 Komentar untuk "Peranan Ilmu Dan Kemauan Dalam Mencapai Kebahagiaan"

Back To Top