Dosa paling besar dalam Islam yaitu dosa syirik yaitu menyekutukan Allah swt. Terdapat dua macam pengertian syirik, pengertian syirik pertama yaitu menyebabkan sesuatu hal sebagai tandingan bagi Allah swt. Dan pengertian kedua yaitu syirik dalam diberibadah yaitu diberibadah spesialuntuk kepada selain Allah swt, contohnya menyembah dan diberibadah kepada batu, kepada matahari, kepada api, pohon, Nabi, bulan, raja ataupun menyembah kepada apapun selain dari Allah swt. inilah pengertian syirik dosa besar yang dalam firman Allah swt. sudah dijelaskan :
Dalam surat An-Nisa: ayat 48 dan 116 yang berbunyi:
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفۡتَرَىٰٓ إِثۡمًا عَظِيمًا
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia sudah berbuat dosa yang besar. (An-Nisa’: 48).
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلَۢا بَعِيدًا
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka bahwasanya ia sudah tersesat sejauh-jauhnya. (An-Nisa’: 116)
Baca juga:
Dalam dalil firman Allah yang lain ihwal dosa besar syirik, Allah swt berfirman:
وَإِذۡ قَالَ لُقۡمَٰنُ لِٱبۡنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَيَّ لَا تُشۡرِكۡ بِٱللَّهِۖ إِنَّ ٱلشِّرۡكَ لَظُلۡمٌ عَظِيمٞ
Artinya: Dan (ingatlah) dikala Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memdiberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, tidakbolehlah engkau mempersekutukan Allah, bahwasanya mempersekutukan (Allah) yaitu benar-benar kezaliman yang besar. (Luqman: l 3).
Dalam firman Allah yang lain menegaskan bahwa daerah bagi orang yang menyekutukan Allah atau syirik yaitu neraka.
لَقَدۡ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡمَسِيحُ ٱبۡنُ مَرۡيَمَۖ وَقَالَ ٱلۡمَسِيحُ يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمۡۖ إِنَّهُۥ مَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ ٱلۡجَنَّةَ وَمَأۡوَىٰهُ ٱلنَّارُۖ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٖ
Artinya: Sesungguhnya sudah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka niscaya Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (A l-Maid ah: 72)
Dan masih banyak lagi dalil-dalil firman Allah swt. dalam al-Qur’an yang menunjukan dan menunjukan ihwal dosa besar syirik atau menyekutukan Allah swt.
Maka jelaslah bahwa siapa saja yang syirik atau menyekutukan Allah swt, dan kemudian dia mati dalam keadaan syririk, sesuai dengan dalil firman Allah, maka orang tersebut termasuk penghuni Neraka. Sebaliknya, bagi orang yang diberiman, apabila mereka meninggal tetap dalam keadaan diberiman maka orang tersebut termasuk penghuni nirwana meskipun kemungkinan mereka akan di adzab terlebih lampau di neraka sesuai dengan hisab atau perhitungan amalnya kelak nanti di akhirat.
Baca juga
Dalam dalil Hadits Nabi, yang menunjukan ihwal dosa yang paling besar yaitu syirik, Rasulullah saw. bersabda yang artinya: maukan kalian saya diberitahukan apa kabair (dosa besar) yang paling besar! (Nabi mengulangnya hingga tiga kali). Tentu ya Rasulullah. Kemudian Nabi saw. bersabda yaitu menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua. Saat itu ia bersandar kemudian duduk dan melanjutkan dan berkata: juga kesaksian tiruan. Begitu Nabi saw. mengulang-ulangnya sampai-sampai kami mengatakan: andai ia menghentikannya. Hadits sahih diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.
Baca juga Pandangan Islam ihwal kesaksian tiruan
Juga dalil Hadits Nabi yang artinya: jauhilah tujuh kasus yang memusnahkan. Rasulullah sebutnya dan salah satunya yaitu syirik atau menyekutukan Allah swt. dan dalam hadits lain Rasullah bersabda:
من بدّل دينه فاقتلوه
Artinya: Barangsiapa yang mengganti agamanya (murtad), bunuhlah dia. Hadits sahih diriwayatkan oleh Ahmad dan Al-Bukhari dari lbnu Abbas.
Larangan menyertai amal dengan riya’
Riya’ yaitu ialah syirik yang paling kecil, Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an :
فَمَن كَانَ يَرۡجُواْ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلۡيَعۡمَلۡ عَمَلٗا صَٰلِحٗا وَلَا يُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدَۢا
Artinya: Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan tidakbolehlah ia mempersekutukan seorangpun dalam diberibadat kepada Tuhannya. (Al-Kahfi: 110)
Kandungan dari makna “tidakbolehlah ia mempersekutukan seorangpun dalam diberibadah kepada Tuhannya yaitu bahwa hendaknya tidak mengikutsertakan riya’ dalam amal perbuatan. Dalam dalil hadits Nabi, Rasulullah saw. Bersabda:
Jauhilah syirik kecil!, kemudian mereka bertanya. Ya Rasulullah, apakah syirik kecil itu? Rasul menjawaban, yaitu riya’. Pada hari pembalasan untuk segala yang dikerjakan manusia, Allah berkata, pergilah kepada orang-orang yang kalian ingin mereka melihat amal-amal kalian. Kemudian lihatlah adakah pahala yang disediakannya?. Hadits sahih diriwayatkan oleh Ahmad dan Al-Baghawi dan Mahmud bin Lubaid. Mahmud bin Lubaid meriwayatkannya dari Rafi' Bin Khudaij dengan riwayat serupa. diriwayatkan AthThabrani.
Di dalam hadits qudsi Allah swt berfirman:
عملا اشرك معي فيه غيري فهو للذي اشرك وانا منه برئ
Artinya: barangsiapa yang mengerjakan suatu amal, dalam hal itu dia mempersekutukan seseorang denganku, maka amal (perbuatan) yang dikerjakannya itu untuk sekutu yang dia angkat dan saya berlepas diri darinya. Hadits sahih diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim dan dan lbnu Majjah dari Abu Hurairah.
Nabi Muhammad saw. Bersabda:
من رايا الله به ومن سمّع سمّع الله
Artinya: barangsiapa yang berlaku riya, Allah akan memperlihatkan keburukannya. Dan barangsiapa yang berlaku sum’ah, Allah akan memperdengarkan aibnya. Hadits sahih diriwayatkan oleh Ahmad, Al-Bukhari, Muslim, lbnu Ma1ah dan lbnu H1bban
Dari Jundab Dan Muslim meriwayatkan dan lbnu Abbas, Sabda Nabi: barangsiapa yang berlaku sum'ah, yaitu barangsiapa yang melaksanakan amal dengan tidak ikhlas, dengan maksud supaya insan melihat dan mendengarnya. Maka Allah akan memperlihatkannya, yaitu menampakkan kepada mereka bahwa mereka berzakat ibarat itu ditujukan untuk mereka, bukan semata untuk Allah Swt (wajah-Nya).
Abu Hurairah meriwayatkan, Nabi saw bersabda:
ربّ صائم ليس له من صومه الاّ الجوع والعطش وربّ قائم ليس له من قيامه الاّ اسّهر
Artinya: betapa banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapat apapun selain lapar dan dahaga, dan betapa banyak orang yang bangkit sholat malam tetapi tidak mendapat apapun selain berjaga. Hadits sahih diriwayatkan oleh Ahmad, lbnu Khuzaimah, Al-Qudha'I, lbnu Hibban, dan lbnu Majah dan Abu Hurairah dan lbnu Umar. Syaikh Al-Albani mensahihkannya dalam Shahih Al-Jami'.
Maksud dari hadits di atas yaitu bahwa amal ibadah puasa dan sholat yang dikerjakan bukan untuk dan alasannya yaitu Allah, maka tidak akan ada pahalanya. Nabi saw. Juga bersabda yang artinya sebagai diberikut :
Perumpamaan orang yang berzakat untuk riya’ (ingin dilihat) dan sum’ah (ingin didengar) ibarat orang yang memenuhi kantongnya dengan kerikil kemudian masuk ke dalam pasar untuk membeli sesuatu. Ketika dia membukanya di hadapan penjual ternyata kantongnya dipenuhi dengan kerikil dan dia pun memukulkannya ke wajahnya. Kantongnya itu tidak ada keuntungannya selain omongan orang-orang bahwa dia sudah memenuhi kantongnya. Dia tidak mendapat apa-apa dari isi kantongnya. Demikian pula orang yang riya’ serta sum’ah dalam beramal, mereka tidak mendapat apapun selain dari kebanggaan orang-orang terhadapnya. Dan kelak di alam abadi nanti tidak ada pahalanya.
Dalam al-Qur’an Allah swt. berfirman:
وَقَدِمۡنَآ إِلَىٰ مَا عَمِلُواْ مِنۡ عَمَلٖ فَجَعَلۡنَٰهُ هَبَآءٗ مَّنثُورًا
Artinya: Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, kemudian kami jadikan amal itu (bagaikan) bubuk yang berterbangan. (AlFurqan: 23)
Arti dari ayat di atas yaitu bahwa setiap amal ibadah yang dikerjakan dengan niat selain mendapat ridho Allah swt, maka Allah membatalkan pahalanya dan menjadikannya ibarat bubuk yang berterbangan.
Baca juga
Pendapat dari para andal ilmu pesan yang tersirat menyampaikan ihwal salah satu ciri orang yang nrimo yaitu bahwa orang yang nrimo yaitu orang yang menyembunyikan kebaikan-kebaikannya sebagaimana mereka menyimpan keburukan-keburukannya. Para andal ilmu pesan yang tersirat juga menyampaikan bahwa puncak dari nrimo yaitu hendaknya orang yang nrimo yaitu hendaknya mereka tidak menyukai kebanggaan dari manusia. Fudhail bin Iyadh berkata: meninggalkan amal ibadah alasannya yaitu man usia itu yaitu riya', sedangkan mengerjakan amal ibadah alasannya yaitu insan itu yaitu syirik. Ikhlas yaitu apabila Allah swt. menjaga diri kita dari keduanya. Amin. Semoga Allah selalu mengampuni kita, menjaga kita dari perbuatan dosa syirik dosa paling besar dalam islam, riya’ dan kedua hal tersebut di atas.
Tag :
Dosa dan Hukumnya
0 Komentar untuk "Pengertian Syirik, Dosa Paling Besar Dalam Islam"