Terdapat 4 kategori atau penjabaran bagi insan dalam hal kebahagiaan hidup. Yang pertama ialah orang yang tidak senang di dunia dam juga tidak senang di akhirat. Yang kedua ialah orang yang senang di dunia, namun tidak senang di akhirat. Yang ketiga ialah orang yang tidak senang di dunia namun senang di akhirat. Yang ke empat ialah kategori orang yang bahagian dunia juga senang di akhirat. Tentu kita tiruana berharap menjadi orang mukmin yang senang di dunia dan juga senang di alam abadi bukan?
Berikut ini ialah sebuah pelajaran berharga yang sanggup kita ambil faedah dan keuntungannya dari sebuah pertanyaan para sobat erat Nabi kepada Rasulullah saw. yang menanyakan hal ihwal wacana orang yang merugi dan gulung tikar kelak nanti di kehidupan yang awet dan awet di alam abadi kelak. Yang artinya ialah mereka tidak akan sanggup kebahagiaan di akhirat.
Baca juga
Pengertian wacana hari akhir-hari kiamat
Berikut ini ialah sebuah pelajaran berharga yang sanggup kita ambil faedah dan keuntungannya dari sebuah pertanyaan para sobat erat Nabi kepada Rasulullah saw. yang menanyakan hal ihwal wacana orang yang merugi dan gulung tikar kelak nanti di kehidupan yang awet dan awet di alam abadi kelak. Yang artinya ialah mereka tidak akan sanggup kebahagiaan di akhirat.
Baca juga
Pengertian wacana hari akhir-hari kiamat
Pada suatu ketika, Nabi Muhammad saw. bersama para sobat dekatnya sedang duduk-duduk dan mengobrol. Kemudian salah satu sobat erat bertanya kepada baginda Rasulullah saw. terkena siapakah sebenarnya orang yang bangkrut?. Mendengar demikian, kemudian Nabi Muhammad bersabda: Tahukah engkau tiruana siapa sebenarnya orang yang gulung tikar itu?. Kemudian para sobat erat menjawaban: dalam pandangan orang yang gulung tikar di antara kami ialah orang yang tidak memiliki uang serta harta benda.
Mendengar demikian, Rasulullah saw. membenarkan pandangan dan pendapat para sobat erat yang keliru wacana orang yang bangkrut. Kemudian Rasulullah bersabda: Orang-orang yang gulung tikar dari umatku yaitu orang-orang yang hadir pada hari selesai zaman dengan membawa pahala shalat, pahala puasa dan zakatnya, (akan tapi semasa hidup di dunia mereka mencaci orang lain, menuduh orang lain, memakan harta orang lain (secara batil), menumpahkan darah orang lain (secara batil) dan mereka memukul orang lain, kemudian mereka diadili dengan cara kebaikannya dibagi-bagikan kepada orang ini dan kepada orang itu (yang pernah dia zalimi). Sehingga, apabila seluruh pahala amal kebaikannya sudah habis, tapi masih ada orang-orang yang menuntut kepadanya, maka dosa-dosa mereka (yang pernah dia zalimi) ditimpakan kepadanya dan (pada akhirnya) dia dilemparkan ke dalam neraka." (HR Muslim, at-Tirmidzi, Ahmad).
Baca juga
Tujuh pintu neraka jahanam dan penghuninya
Mendengar demikian, Rasulullah saw. membenarkan pandangan dan pendapat para sobat erat yang keliru wacana orang yang bangkrut. Kemudian Rasulullah bersabda: Orang-orang yang gulung tikar dari umatku yaitu orang-orang yang hadir pada hari selesai zaman dengan membawa pahala shalat, pahala puasa dan zakatnya, (akan tapi semasa hidup di dunia mereka mencaci orang lain, menuduh orang lain, memakan harta orang lain (secara batil), menumpahkan darah orang lain (secara batil) dan mereka memukul orang lain, kemudian mereka diadili dengan cara kebaikannya dibagi-bagikan kepada orang ini dan kepada orang itu (yang pernah dia zalimi). Sehingga, apabila seluruh pahala amal kebaikannya sudah habis, tapi masih ada orang-orang yang menuntut kepadanya, maka dosa-dosa mereka (yang pernah dia zalimi) ditimpakan kepadanya dan (pada akhirnya) dia dilemparkan ke dalam neraka." (HR Muslim, at-Tirmidzi, Ahmad).
Baca juga
Tujuh pintu neraka jahanam dan penghuninya
Macam-macam eksekusi atas dosa
Hukum memakan harta anak yatim
Dalam dalil sabda beliau, Nabi mengingatkan kepada para sobat dekatnya dan juga kepada umatnya (umat islam) bergotong-royong kebaikan-kebaikan yang dilakukan selama di dunia menyerupai mengerjakan ibadah sholat, ibadah puasa, mengeluarkan zakat, sedekah dan amal kebaikan yang lain maka pahala yang diperoleh dari melaksanakan ibadah-ibadah tersebut akan tersedot habis dan diambil oleh orang-orang yang mereka dzalimi apabila para pelaku amal-amal ibadah tersebut melaksanakan perbuatan yang sanggup menodai tiruana amal kebaikan yang dilakukannya. Sehingga tiruana pahala amal kebaikannya akan dipakai untuk menutupi kesalahan dan amal keburukan yang dia lakukan kepada orang lain. Itulah mereka orang yang kelak akan gulung tikar pahala kebaikan dan tidak akan mencicipi kebahagiaan di alam abadi kelak.
Baca juga
Hukum memakan harta anak yatim
Dalam dalil sabda beliau, Nabi mengingatkan kepada para sobat dekatnya dan juga kepada umatnya (umat islam) bergotong-royong kebaikan-kebaikan yang dilakukan selama di dunia menyerupai mengerjakan ibadah sholat, ibadah puasa, mengeluarkan zakat, sedekah dan amal kebaikan yang lain maka pahala yang diperoleh dari melaksanakan ibadah-ibadah tersebut akan tersedot habis dan diambil oleh orang-orang yang mereka dzalimi apabila para pelaku amal-amal ibadah tersebut melaksanakan perbuatan yang sanggup menodai tiruana amal kebaikan yang dilakukannya. Sehingga tiruana pahala amal kebaikannya akan dipakai untuk menutupi kesalahan dan amal keburukan yang dia lakukan kepada orang lain. Itulah mereka orang yang kelak akan gulung tikar pahala kebaikan dan tidak akan mencicipi kebahagiaan di alam abadi kelak.
Baca juga
Hisab amal perbuatan insan di akhirat
Perlu kita ketahui bahwa kelak nanti di hari pembalasan yaitu di hari kiamat, dimana amal-amal baik amal keburukan dan amal kebaikan sudah ditimbang melalui timbangan mizan, akan muncul banyak sekali macam pengaduan yang diajukan kepada Allah swt. dari orang-orang yang lampaunya di dzalimi selama kehidupan di dunia. Mereka ialah orang-orang yang di caci maki, di fitnah dengan tuduhan tiruan dan tidak benar, mereka yang hartanya dirampas, dirampok, mereka yang ditumpahkan darahnya, mereka yang keringatnya diperas, mereka yang pernah dipukul serta disiksa dengan tidak berdasar alasan yang benar.
Mereka tiruana akan menghadap kepada Allah swt. guna menuntut dan meminta keadilan serta jawaban atas perbuatan jahat yang dilakukan oleh orang-orang yang mendzalimi mereka. Pada dikala pengaduan inilah, Allah swt. akan membalas mereka yang berbuat dzalim dengan seadil-adilnya. Dimana pengadilan Allah di hari selesai zaman ialah pengadilan yang tidak sanggup diperjual-belikan menyerupai pengadilan di dunia yang fana dan tidak akan awet. Allah swt. ialah dzat tang Maha Adil. Sehingga meskipun nilai ibadah dari orang yang berbuat dzalim kepada orang lain akan terkurangi dan didiberikan kepada mereka yang di dzalim. sepertiyang keterangan sabda Nabi Muhammad saw. di atas.
Perlu kita ketahui bahwa kelak nanti di hari pembalasan yaitu di hari kiamat, dimana amal-amal baik amal keburukan dan amal kebaikan sudah ditimbang melalui timbangan mizan, akan muncul banyak sekali macam pengaduan yang diajukan kepada Allah swt. dari orang-orang yang lampaunya di dzalimi selama kehidupan di dunia. Mereka ialah orang-orang yang di caci maki, di fitnah dengan tuduhan tiruan dan tidak benar, mereka yang hartanya dirampas, dirampok, mereka yang ditumpahkan darahnya, mereka yang keringatnya diperas, mereka yang pernah dipukul serta disiksa dengan tidak berdasar alasan yang benar.
Mereka tiruana akan menghadap kepada Allah swt. guna menuntut dan meminta keadilan serta jawaban atas perbuatan jahat yang dilakukan oleh orang-orang yang mendzalimi mereka. Pada dikala pengaduan inilah, Allah swt. akan membalas mereka yang berbuat dzalim dengan seadil-adilnya. Dimana pengadilan Allah di hari selesai zaman ialah pengadilan yang tidak sanggup diperjual-belikan menyerupai pengadilan di dunia yang fana dan tidak akan awet. Allah swt. ialah dzat tang Maha Adil. Sehingga meskipun nilai ibadah dari orang yang berbuat dzalim kepada orang lain akan terkurangi dan didiberikan kepada mereka yang di dzalim. sepertiyang keterangan sabda Nabi Muhammad saw. di atas.
Baca Keteladanan Nabi Murah Hati, Akhlak Mulia, Rendah Hati, Zuhud
Oleh alasannya itu, apabila kita menginginkan mendapat kebahagiaan di dunia dan juga kebahagiaan di kehidupan yang awet di alam abadi kelak, maka tidakbolehlah kita sekali-kali mencampuradukkan kebaikan dengan kejahatan. Hendaklah tidak pernah terbesit dalam hati merasa bahwa diri kita sudah layak untuk masuk ke nirwana dikarenakan amal-amal yang sudah dilakukan. Janganlah hingga kita gulung tikar dan merugi lantaran pahala-pahala kebaikan yang kita lakukan diambil dan dialihkan lantaran perbuatan, amal keburukan, kejahatan dan kedzaliman yang kita lakukan selama di dunia. Yang pada kesudahannya kita tidak sanggup mencicipi kebahagiaan yang hakiki dan awet di alam abadi kelak. Baca juga arti kebahagiaan hakiki dalam Islam
Oleh alasannya itu, apabila kita menginginkan mendapat kebahagiaan di dunia dan juga kebahagiaan di kehidupan yang awet di alam abadi kelak, maka tidakbolehlah kita sekali-kali mencampuradukkan kebaikan dengan kejahatan. Hendaklah tidak pernah terbesit dalam hati merasa bahwa diri kita sudah layak untuk masuk ke nirwana dikarenakan amal-amal yang sudah dilakukan. Janganlah hingga kita gulung tikar dan merugi lantaran pahala-pahala kebaikan yang kita lakukan diambil dan dialihkan lantaran perbuatan, amal keburukan, kejahatan dan kedzaliman yang kita lakukan selama di dunia. Yang pada kesudahannya kita tidak sanggup mencicipi kebahagiaan yang hakiki dan awet di alam abadi kelak. Baca juga arti kebahagiaan hakiki dalam Islam
Tag :
Dunia Akhirat
0 Komentar untuk "Siapakah Orang Yang Senang Dan Rugi Di Hari Kelak?"