Meraih Peluang Terkabulnya Doa

Peluang terkabulnya doa akan semakin terbuka lebar dengan melaksanakan dua hal. Yang pertama meningkatkan kualitas ibadah dengan menjalankan ibadah dan menjauhi larangan-Nya seoptimal mungkin, dan dengan sekuat tenaga. Yang kedua, memperbarui keimanan dengan memelihara kemurnian kepercayaan dan menjauhi syirik.

Untuk mempercepat terkabulnya doa, insan diperbolehkan menggunakan wasilah atau perantaraan, asalkan sesuai dengan syariat (tawassul masyru'). Tidak boleh bertawasul menggunakan cara yang tidak dicintai atau tidak diridhai Allah SWT.

Ada tiga jenis tawassul masyru’ yang disetujui oleh para ulama, yaitu:

Tawassul pertama

Bertawasul dengan menggunakan nama-nama Allah SWT yang baik (Asmaul Husna) atau sifat-sifat Allah SWT yang mulia,

sepertiyang firman Allah SWT dalam QS. Al-A’raf ayat 180.

وَلِلَّهِ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰ فَٱدۡعُوهُ بِهَاۖ وَذَرُواْ ٱلَّذِينَ يُلۡحِدُونَ فِيٓ أَسۡمَٰٓئِهِۦۚ سَيُجۡزَوۡنَ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ١٨٠

Artinya: Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan menerima akhir terhadap apa yang sudah mereka kerjakan


Ayat ini membimbing umat insan berdoa kepada Allah SWT dengan menggunakan nama-nama-Nya. Doa yang menggunakan sifat- sifat-Nya atau asmaul husna megampangkan kita mendekat kepada¬Nya, sehingga doa-doa kita lebih berpeluang untuk dikabulkan.

Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Sesungguhnya Allah SWT mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, siapa saja yang menjaganya (menghafalnya), pasti ia akan masuk surga. Dan Dia ialah witir (ganjil), menyayangi yang witir pula. (HR. Bukhari dan Muslim)

Tawassul kedua

Bertawasul dengan berinfak saleh. Setiap hamba, dalam memohon suatu undangan kepada Tuhannya, sebaiknya dengan menyebut-nyebut amalnya yang paling baik, mirip shalat, puasa, keimanan, ketauhidan, kecintaan, dalam meninggalkan kemaksiatan, dan lain sebagainya. Hal ini pernah dilakukan oleh Ashhabul Ghar (orang-orang yang terperangkap dalam gua). Dikisahkan, mereka berdoa kepada Allah SWT dengan mengajukan amal-amal saleh yang pernah mereka lakukan semoga Allah SWT membukakan pintu gua yang tertutup watu besar. Amal saleh tersebut antara lain, menjaga diri dari zina dan memegang amanah atas upah pegawai. (HR. Bukhari dan Muslim)

Sebuah ayat Al-Qur’an juga menyebut hal yang berkaitan dengan klarifikasi di atas, yang artinya:

رَبَّنَآ ءَامَنَّا بِمَآ أَنزَلۡتَ وَٱتَّبَعۡنَا ٱلرَّسُولَ فَٱكۡتُبۡنَا مَعَ ٱلشَّٰهِدِينَ ٥٣

Artinya: Ya Tuhan kami, kami sudah diberiman kepada apa yang sudah Engkau turunkan dan sudah kami ikuti rasul, alasannya itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (perihal keesaan Allah)" (QS. Ali ‘Imran, 3: 53)

Tawassul ketiga

Bertawasul dengan doa orang-orang yang sholeh. Jika seorang hamba terkena musibah, kesusahan hidup, atau ujian yang berat, dia boleh meminta tolong kepada orang yang sholeh untuk mendoakannya supaya Allah SWT megampangkan atau menyingkirkan duri dan ujian dalam hidupnya. Memanfaatkan doa-doa orang yang sholeh ini ialah suatu bentuk menjalin silaturahmi, dan bentuk donasi antar mukmin dalam kebaikan dan ketakwaan. 


Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam yang artinya:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُحِلُّواْ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ وَلَا ٱلشَّهۡرَ ٱلۡحَرَامَ وَلَا ٱلۡهَدۡيَ وَلَا ٱلۡقَلَٰٓئِدَ وَلَآ وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰۖ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ ٢

Artinya: Dan tolong-menolonglah engkau dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan tidakboleh tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah engkau kepada Allah, tolong-menolong Allah amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maidah, 5: 2)

Hadits Rasulullah SAW juga memperkuat hal itu dalam sabdanya:

: Allah SWT senantiasa memmenolong hamba-Nya selama hamba itu memmenolong saudaranya."

Alkisah, pada masa Rasulullah SAW, seorang teman bersahabat hadir meminta Rasulullah SAW untuk berdoa kepada Allah semoga Allah SWT menurunkan hujan. Lalu Rasulullah SAW mendoakannya dari atas mimbar dan hujan pun turun dengan deras (Lihat HR. Ahmad dan Bukhari)

Belakangan sering kita melihat sebagian umat Islam menggunakan air putih sebagai media untuk diperkenankannya doa, terutama doa untuk meminta kesembuhan. Budaya menggunakan air putih sebagai wasilah dalam mengungkapkan undangan ini ialah kebiasaan pemeluk Hindu (seperti penerapan air sungai Gangga). Hal ini tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW, sehingga kita mesti ingat sabda ia yang mengatakan:

:”Barangsiapa ibarat suatu kaum, maka ia termasuk dari mereka.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan di-shahih-kan oleh Ibnu Hibban)

Kebiasaan menyebabkan air putih sebagai media doa untuk meminta kesembuhan sanggup mengarahkan umat pada keyakinan bahwa air putih itulah yang menyembuhkan, bukan Allah SWT. Hal ini tentu saja sanggup mengarah pada kemusyrikan yang justru sangat dihindari dalam Islam. Karena itu, perilaku penuh kehati-hatian perlu ditegakkan oleh umat Islam, terutama apabila ada hal-hal yang sanggup digolongkan dengan perbuatan selingkuh Allah SWT.
Tag : Doa dan Obat
0 Komentar untuk "Meraih Peluang Terkabulnya Doa"

Back To Top