Jalan masuk nirwana memang bermacam-macam rupanya. Surga yakni ialah tujuan final dalam pengembaraan insan di muka bumi ini. Di muka bumi ini insan menempuh jalan yang begitu jauh untuk menuju kehidupan yang abadi kelak nanti di dunia darul abadi yang abadi dan awet. Apakah kehidupan abadi di darul abadi nanti seseorang masuk ke dalam surga
atau masuk ke dalam neraka
? Semua tergantung dari amal ibadahnya selama mengarungi kehidupan dunia.
atau masuk ke dalam neraka? Semua tergantung dari amal ibadahnya selama mengarungi kehidupan dunia. Baca juga
Mengenai bahasan pada tema di atas, dalam sebuah kitab sahih Muslim, dijelaskan oleh Rasulullah Muhammad saw. melalui sabdanya yang diriwayatkan teman bersahabat Abu Umamah al-Bahili yang artinya:
Barangsiapa yang merampas hal seorang Muslim dengan sumpahnya, maka Allah akan tetapkan beliau masuk ke dalam neraka dan mengharamkan surga” kemudian seorang teman bersahabat bertanya, meskipun yang dirampas spesialuntuk sesuatu yang sedikit/kecil, ya Rasululllah
? Kemudian Nabi berkata: meskipun spesialuntuk sebatang kayu arak.
? Kemudian Nabi berkata: meskipun spesialuntuk sebatang kayu arak. Kayu arak umumnya yakni kayu yang dipakai untuk bersiwak atau menggosok gigi. Di masyarakat arab harga kayu arak ini sangatlah murah. melaluiataubersamaini menurut pada klarifikasi hadits Nabi
saw. di atas, mempersembahkan satu arti bahwa merampas harta seseorang dengan cara yang tidak sah dan dalam jumlah yang sangat kecil sekalipun akan sanggup membawa seseorang terjerumus ke dalam neraka kelak nanti di akhirat
dan diharamkan masuk surga.
saw. di atas, mempersembahkan satu arti bahwa merampas harta seseorang dengan cara yang tidak sah dan dalam jumlah yang sangat kecil sekalipun akan sanggup membawa seseorang terjerumus ke dalam neraka kelak nanti di akhirat dan diharamkan masuk surga. 
Baca Juga
Dalam klarifikasi hadits Nabi saw. di atas, terdapat dua hal dalam perampasan harta, yaitu harta milik orang muslim dan merampas harta dengan memakai sumpah. Hal ini menurut pada sebuah kisah pada jaman Nabi Muhammad saw. yang menceritakan tentang merampas harta. Kisah tersebut secara ringkasnya yakni sebagai diberikut :
Ada dua orang keluarga Muslim
di kota Yaman yaitu orang dari Hadramaut dan seorang dari suku Kindah. Kedua orang ini bersengketa dan memperebutkan sebidang tanah. Berkata seorang dari Hadramaut kepada Nabi saw. bahwa seorang Kindah sudah merampas tanah warisan dari ayahnya. Akan tetapi seorang dari Kindah juga menyampaikan bahwa tanah itu yakni tanah miliknya, dan orang Hadramaut tidak memiliki hak atas tanah tersebut. Mendengar demikian, Rasul saw. kemudian menanyakan kepada orang Hadramaut terkena bukti kepemilikan atas sebidang tanah yang sedang disengketakan. Kemudian orang dari Hadramaut menjawaban bahwa beliau tidak memiliki buktinya. Maka kemudian Nabi mempersilahkan kepada orang dari Kindah untuk bersumpah terhadap kepemilikan tanah.
di kota Yaman yaitu orang dari Hadramaut dan seorang dari suku Kindah. Kedua orang ini bersengketa dan memperebutkan sebidang tanah. Berkata seorang dari Hadramaut kepada Nabi saw. bahwa seorang Kindah sudah merampas tanah warisan dari ayahnya. Akan tetapi seorang dari Kindah juga menyampaikan bahwa tanah itu yakni tanah miliknya, dan orang Hadramaut tidak memiliki hak atas tanah tersebut. Mendengar demikian, Rasul saw. kemudian menanyakan kepada orang Hadramaut terkena bukti kepemilikan atas sebidang tanah yang sedang disengketakan. Kemudian orang dari Hadramaut menjawaban bahwa beliau tidak memiliki buktinya. Maka kemudian Nabi mempersilahkan kepada orang dari Kindah untuk bersumpah terhadap kepemilikan tanah. Baca juga sumpah bohong dalam Islam
Mendengar demikian, orang dari Hadramaut berkata kepada Nabi, bahwa orang dari Kindah tersebut berbuat curang dengan menyampaikan bahwa orang Kindah tersebut tidak mempedulikan dengan sumpah yang diucapkan serta tidak menjaga diri dari perbuatan haram yang dilarang. Kemudian Nabi berkata kepada seorang dari Hadramaut bahwa tidak ada jalan yang sanggup ditempuh selain cara tersebut. Rasul saw. kemudian menyuruh orang Kindah bersumpah sembari bersabda dengan menyampaikan sebagaimana suara dalil Hadits di atas :
“Barangsiapa yang merampas tanah dengan cara dzalim, maka di darul abadi nanti Allah akan memurkainya.”
Mengenai dalil hadits di atas, terdapat beberapa versi hadits yang dikarenakan dari perbedaan sumber yang diucapkan oleh para teman dekat, akan tetapi substansi dan esensinya yakni sama.
Juga diterangkan dalam hadits Nabi yang lain yaitu:
لاَ يَحِلُّ مَالُ امْرِئٍ إِلاَّ بِطِيبِ نَفْسٍ مِنْهُ
Artinya: Tidak halal harta seseorang kecuali dengan ridho pemiliknya (Hadits sahih-HR. Ahmad).
Di dalam Al-Qur’an
juga aneka macam dalil yang mengharamkan merampas harta orang lain dengan jalan kebatilan, di antaranya yakni sebagai diberikut:
juga aneka macam dalil yang mengharamkan merampas harta orang lain dengan jalan kebatilan, di antaranya yakni sebagai diberikut: وَلَا تَأۡكُلُوٓاْ أَمۡوَٰلَكُم بَيۡنَكُم بِٱلۡبَٰطِلِ وَتُدۡلُواْ بِهَآ إِلَى ٱلۡحُكَّامِ لِتَأۡكُلُواْ فَرِيقٗا مِّنۡ أَمۡوَٰلِ ٱلنَّاسِ بِٱلۡإِثۡمِ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ
Artinya: Dan tidakbolehlah sebahagian engkau memakan harta sebahagian yang lain di antara engkau dengan jalan yang bathil dan (tidakbolehlah) engkau membawa (urusan) harta itu kepada hakim, agar engkau sanggup memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal engkau mengetahui. QS. Al-Baqarah: 188.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَأۡكُلُوٓاْ أَمۡوَٰلَكُم بَيۡنَكُم بِٱلۡبَٰطِلِ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً عَن تَرَاضٖ مِّنكُمۡۚ وَلَا تَقۡتُلُوٓاْ أَنفُسَكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُمۡ رَحِيمٗا
Artinya: Hai orang-orang yang diberiman, tidakbolehlah engkau saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara engkau. Dan tidakbolehlah engkau membunuh dirimu; bekerjsama Allah yakni Maha Penyayang kepadamu. QS. An-Nisa: 29
Baca juga
Dari keterangan dalam Al-Qur’an dan dijelaskan juga dalam dalil Hadits Nabi Muhammad saw. maka jelaslah bahwa mengambil atau merampas harta orang lain dengan cara yang bathil atau dengan cara yang tidak halal/benar meskipun jumlahnya sangat kecil spesialuntuk satu rupiah, maka Allah akan mengharamkannya untuk masuk nirwana dan ditempatkan mereka ke dalam neraka. Semoga dengan keterangan dari al-Qur’an dan dari dalil hadits Nabi sanggup menggugah dan selalu mengingatkan diri kita untuk tidak melaksanakan perbuatan merampas harta orang lain dengan jalan yang tidak benar ibarat korupsi, menipu, bersumpah tiruan yang sanggup menghalangi langsung seseorang masuk nirwana dan menjerumuskan seseorang masuk ke dalam neraka.
Tag :
Dosa dan Hukumnya
0 Komentar untuk "Tidak Masuk Nirwana Hanya Alasannya Ialah Satu Rupiah"