Teknik berjilbab pada periode modern ini semakin majemuk sehingga berkembang istilah dalam cara berjilbab dengan sebutan jilbab modis, jilbab keren ada juga yang sebut dengan jilbab gaul. Istilah-istilah yang muncul tentang cara berjilbab di atas, lebih sering digunakan dan digunakan dalam cara mereka berjilbab lantaran hal ini membuat mereka merasa bangga, lebih cantik, sesuai dengan kondisi dan kemajuan jaman. Dan lebih mirisnya lagi ialah sebagian besar dari kaum muslimin beranggapan bahwa cara berjilbab yang sesuai syariat islam ialah kuno dan tidak mengikuti demam isu periode modern.
Bagaimanakah cara berjilbab yang seharusnya dan syar’i?
Untuk menjawabannya, marilah kita merujuk pada beberapa keterangan-keterangan yang ada pada Kitabullah Al-Qur’an al-Karim sehingga sanggup mempersembahkan kita klarifikasi secara runtut dan jelas.
Allah sudah mensyariatkan hukum-hukum dalam Islam yang dikenal dalam hukum-hukum ilmu fikih Islam dalam setiap perkara. Ada hukum wajib, haram, sunnah, mubah, dll. Sehingga dengan demikian Allah swt lebih mengerti dan mengetahui segala sesuatu, setiap masalah yang akan menhadirkan kebaikan bagi setiap hamba-hamba-Nya. Allah swt juga menurunkan ayat-ayatnya serta mensyariatkan bagi hamba-Nya hukum-hukum agama Islam yang relevan dengan keadaan dan kondisi hamba-Nya pada setiap jaman dan setiap tempat.
Firman Allah swt :
أَلَا يَعۡلَمُ مَنۡ خَلَقَ وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلۡخَبِيرُ
Artinya: Bukankah Allah Yang membuat (alam semesta beserta isinya) itu mengetahui (segala sesuatu); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (QS al-Mulk:14).
Allah swt. ialah Maha segalanya, tepat pengetahuan-Nya, Maha mengetahui segala sesuatu. Maka dengan demikian tidak ada satu hal pun kebaikan akan luput dari pengetahuan Allah. Dan pastinya tiruana keutamaan sudah disyariatkan dalam agama-Nya.
Allah swt. berfirman :
قَالَ عِلۡمُهَا عِندَ رَبِّي فِي كِتَٰبٖۖ لَّا يَضِلُّ رَبِّي وَلَا يَنسَى
Artinya: Musa menjawaban: "Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab, Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa (QS Thaahaa: 52).
Juga firman Allah swt yang lain:
وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيّٗا
Artinya: dan tidaklah Tuhanmu lupa (QS Maryam: 64).
Firman Allah swt yang lain:
۞إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَٰنِ وَإِيتَآيِٕ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡيِۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (engkau) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memdiberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memdiberi pengajaran kepadamu biar engkau sanggup mengambil pelajaran. (QS an-Nahl:90).
Dalam ayat al-Qur’an di atas, membuktikan kepada kita hamba-Nya bahwa segala sesuatu atau masalah yang tidak diperbolehkan oleh Allah swt, atau dalam arti kata lain ialah yang setiap yang dihentikan oleh Allah swt. niscaya akan berakibat dan berdampak pada kerusakan dan keburukan. Dan sebaliknya segala sesuatu hal yang diperintahkan Allah swt. niscaya akan membawa efek kepada kebaikan. Dan kebaikan akan membawa kepada surga.
Nabi Muhammad saw. melalui mulut dia ialah anutan yang begitu indah, memerintahkan segala kebaikan untuk kemaslahatan serta anutan yang meliputi larangan-larangan dalam berbuat dosa, berbuat kerusakan dan permusuhan.
Allah swt. memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk meraih segala kebaikan dengan jalan memenuhi dan mentaati-Nya tiruana perintahnya. Allah swt memerintahkan kepada hamba-Nya untuk menjauhi segala sesuatu keburukan, mendurhakai-Nya, Syirik, berbuat maksiat. Hal ini ialah sebagai kebaikan dan anugerah dari Allah swt kepada hamba-Nya, lantaran Allah swt. ialah Maha Kaya (dan tidak butuh) kepada ibadah dan ketaatan hamba-Nya.
Allah swt. memberikan kepada hamba-Nya melalui Islam yang dibawa oleh Nabi saw. hal-hal yang membawa segala kebaikan serta petunjuk bagi hamba-Nya untuk dilakukan dan dikerjakan, serta mengajarkan kepada hamba-Nya melalui Islam untuk menjauhi, menghindari segala keburukan dan kesesatan.
Allah swt. juga membuktikan dalam Al-Quran bahwa Syaithan itu ialah musuh yang kasatmata bagi hamba-Nya sehingga hendaknya dijauhi dan untuk tidak dituruti. Allah swt. mengakibatkan tiruana kebaikan yang ada di dunia dan di alam abadi akan sanggup diraih dengan cara mentaati tiruana perintah-Nya dan menjauhi tiruana larangan-Nya serta menjauhi dan menghindari perbuatan dan sikap maksiat.
Teknik berjilbab yang diperintahkan dalam al-Qur’an
Mengenai cara berjilbab yang benar berdasarkan syariat dari Allah, Allah l berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ قُل لِّأَزۡوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ يُدۡنِينَ عَلَيۡهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّۚ ذَٰلِكَ أَدۡنَىٰٓ أَن يُعۡرَفۡنَ فَلَا يُؤۡذَيۡنَۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّحِيمٗا
Artinya: Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, bawah umur perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh badan mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih simpel untuk dikenal, lantaran itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah ialah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS al-Ahzaab: 59).
Dalam ayat tersebut di atas, Allah swt. membuktikan dengan eksplisit tentang kewajiban bagi para muslimah atau kaum perempuan untuk menggunakan jilbab. melaluiataubersamaini demikian menggunakan jilbab ialah suatu masalah yang disyari’atkan dalam Islam. Memakai jilbab berdasarkan dalil firman Allah di atas, memiliki tujuan dan maksud serta pesan yang tersirat dari aturan syariat berjilbab ialah biar kaum perempuan lebih simpel untuk dikenal, sehingga kaum muslimah disakiti atau diganggu sebagaimana keterangan-keterangan di atas.
Keterangan lain dari Syaikh Abdurrahman as-Sa'di menyampaikan bahwa hal Ini menunjukkan bahwa gangguan (dari orang-orang yang berakhlak tidak baik terhadap wanita) akan muncul apabila kaum perempuan tidak mengenakan jilbab yang sesuai berdasarkan syariat Islam). Hal ini disebabkan lantaran apabila perempuan tidak mengenakan jilbab, sanggup jadi orang akan menyangka bahwa perempuan tersebut bukan perempuan yang 'afifah (terjaga kehormatannya), sehingga hal ini sanggup berakibat orang yang di dalam hatinya ada penyakit (syahwat) di dalam hatinya, maka mereka akan menyakiti, mengganggu perempuan tersebut, dan bahkan melecehkan atau merendahkan perempuan tersebut. melaluiataubersamaini demikian, cara menggunakan jilbab atau cara berjilbab yang benar yaitu sesuai dengan syariat Islam akan dapat mencegah muncul atau timbulnya keinginan-keinginan yang jelek pada diri wanita dari orang-orang yang berpenyakit syahwat atau memiliki niat jelek terhadap mereka.
Dalam dalil firman Allah yang lain, Allah swt. berfirman:
وَإِذَا سَأَلۡتُمُوهُنَّ مَتَٰعٗا فَسَۡٔلُوهُنَّ مِن وَرَآءِ حِجَابٖۚ ذَٰلِكُمۡ أَطۡهَرُ لِقُلُوبِكُمۡ وَقُلُوبِهِنَّ
Artinya: Apabila engkau meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Teknik yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. (QS. Al-Ahzab: 53)
Keterangan dari Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu asy-Syaikh, dia mengatakan: “(Dalam ayat ini) Allah menyifati hijab/tabir sebagai kesucian bagi hati orang-orang yang diberiman, pria maupun perempuan, lantaran mata insan apabila tidak melihat sesuatu yang mengundang syahwat, lantaran terhalangi hijab/tabir maka hati mereka tidak akan berhasrat buruk. Oleh alasannya ialah itu, dalam kondisi menyerupai ini hati insan akan lebih suci, sehingga peluang tidak timbulnya fitnah atau kerusakan pun menjadi lebih besar, lantaran hijab/tabir akan benar-benar sanggup mencegah timbulnya keinginan-keinginan jelek dari mereka yang memiliki penyakit di dalam hatinya.
Wajib diyakini bahwa setiap perbuatan, hal, masalah yang berperihalan dengan ketentuan Allah swt. niscaya akan mengakibatkan timbulnya banyak sekali keburukan dan kerusakan bagi kaum perempuan dan bahkan terhadap kaum muslimin secara keseluruhan. Oleh alasannya ialah itu, Allah swt. melarang keras perbuatan tabarruj.Perbuatan tabarruj ialah perbuatan dengan sengaja menampakkan kecantikan dan pemanis saat berada di luar rumah. bagi kaum perempuan dan menyerupakannya dengan perbuatan perempuan di jaman Jahiliyah.
Dalil firman Allah swt. dalam Al-Qur’an yang berbunyi:
وَقَرۡنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجۡنَ تَبَرُّجَ ٱلۡجَٰهِلِيَّةِ ٱلۡأُولَىٰۖ
Artinya: dan hendaklah engkau tetap di rumahmu dan tidakbolehlah engkau berhias dan bertingkah laris menyerupai orang-orang Jahiliyah yang. (QS al- Ahzaab:33).
Bagaiamana kaum Muslimah mengambil sikap dalam cara berjilbab?
Berdasarkan klarifikasi dari firman-firman Allah dalam AL-Qur’an dan juga keterangan-keterangan di atas, maka kita sebagai Muslim yang diberiman kepada Allah, berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits Nabi saw. serta kebenaran agama Allah swt, maka wajiblah bagi kita kaum muslimin untuk meyakini bahwa tiruana dan setiap hukum, aturan yang diputuskan oleh Allah swt. dalam anutan Islam tentang cara berpakaian dan cara berjilbab dan pemanis bagi kaum perempuan muslimah ialah demi dan untuk kebaikan serta untuk menjaga kesucian dan kehormatan wanita.
Suatu rujukan Allah swt mensyari’atkan jilbab yaitu pakaian yang menutupi seluruh aurat perempuan secara tepat saat mereka keluar rumah dan hijab ialah salah satunya bertujuan baik untuk kemaslahatan melindungi perempuan dari pandangan pria yang bukan muhrimnya. Keduanya yaitu berjilbab dan hijab ialah bertujuan sangat mulia untuk kebaikan serta menjaga kesucian bagi kaum wanita.
Bagaimana sikap anda? Inginkah anda mengenakan pakaian, berjilbab, berhijab dengan tujuan terlihat modis, jilbab gaul, jilbab keren, jilbab modis? Ingatlah aturan aturan Islam dalam cara berjilbab dan larangan tabarruj.
Tag :
Ilmu Wanita Muslimah
0 Komentar untuk "Menyikapi Cara Berjilbab Gaul, Larangan Tabarruj"