Tidak Ada Artinya Ibadah Tanpa Ilmu Dan Ma’Rifat



Tidak ada artinya ibadah tanpa ilmu dan ma'rifat (mengenal Allah)

Adanya aneka macam macam ciptaan Allah swt. berupa alam dan seisinya ialah mengatakan adanya sang pencipta, yaitu Allah swt. 'Azza wa Jalla. Hendaknya kita sebagai hamba Allah swt. juga tidak mewaspadai hal-hal yang mistik terkena Allah swt. dimana Allah swt. tidak sanggup ditangkap dan dilihat dengan panca indra. Akan tetapi, bukti-bukti akan ciptaan-Nya, manusia, alam semesta dan seisinya sudah cukup mengatakan bahwa Allah swt itu ada.

melaluiataubersamaini demikian seseorang akan yakin dan percaya, bahwa diri mereka mempunyai Tuhan yang memerintah dan melarangnya.

Tidak ada artinya ibadah tanpa ilmu dan ma Tidak Ada Artinya Ibadah Tanpa Ilmu dan Ma’rifat
Itulah tahapan pertama dan pertama yang harus dilaluinya oleh seseorang dalam menjalankan amal ibadah, yaitu ilmu dan Ma'rifat.

Perlu kita ketahui bersama bahwa ibadah seseorang tanpa ilmu dan ma'rifat maka ibadah mereka tidak ada artinya. Hal ini alasannya ialah insan di dalam menjalankan amal ibadah mereka, harus mengetahui dengan benar apa yang dikerjakannya. Kemudian, tidak sanggup tidak harus meniti tahapan itu, apabila tidak ingin mendapat celaka. Maksudnya adalah, harus berguru (menpenghasilan) untuk sanggup diberibadah serta menempuhnya dengan sebenar-benarnya, dan kemudian merenungkan dan memikirkan bukti-buktinya.

melaluiataubersamaini melaksanakan hal-hal mendalami Kitabullah al-Qur'an, banyak bertanya kepada para alim, bertanya kepada para ulama ihwal alam akhirat, serta kepada penerang umat, kepada para imam, dan lewat ilmu pengetahuan mereka, agar Allah SWT. Senantiasa mempersembahkan taufik-Nya kepada kita sehingga sanggup mengerti ilmu dan ma’rifat.

melaluiataubersamaini taufik dan donasi Allah swt, agar kita sanggup melampaui akan melampaui tahapan ilmu dan ma’rifat sehingga seseorang yakin dan percaya bahwa mereka mempunyai Tuhan yang memerintah dan melarangnya. Sesudah cukup, maka berhasillah seseorang dalam menguasai ilmu yakin. seseorang akan yakin akan adanya hal-hal dan perkara yang gaib, percaya akan adanya Allah swt., percaya akan adanya Rasulullah SAW., percaya akan adanya nirwana dan neraka, percaya akan adanya hisab, percaya akan adanya nusyur, percaya akan adanya wuquf fil-mahsyar, dan hal lain sebagainya.

Pada kondisi seseorang yang demikian, seseorang sudah meyakini bahwa spesialuntuk ada satu Tuhan, Tuhan yang tiada sekutu bagi-Nya, Tuhan yang memerintahnya, Tuhan yang mencIptakannya, untuk bersyukur,' untuk khidmat dan melayani Tuhan serta taat dan taqwa secara lahir dan batin.


Tuhan yang memerintahkannya untuk berhati-hati, sehingga seseorang tidakboleh hingga berbuat dan bertindak kufur. Tuhan juga melarang melaksanakan perbuatan dan tindakan maksiat. Bagi orang-orang yang bertaqwa dengan sebenar-benarnya taqwa, Allah swt sudah berjanji akan mempersembahkan pahala yang abadi. Namun sebaliknya, bagi mereka yang berpaling dan mendurhakai-Nya maka bagi mereka didiberikan eksekusi yang abadi.


melaluiataubersamaini pengetahuan dan keyakinan akan hal dan perkara yang mistik tersebut akan sanggup mendorong seseorang untuk berkhidmat dan melaksanakan serta mengerjakan amal ibadah dengan sepenuh hati, seseorang akan menghambakan diri kepada Tuhan Sang pemdiberi nikmat, yaitu Allah swt. melaluiataubersamaini demikian, maka itu artinya seseorang sudah menemukan apa yang selama ini beliau cari.

Apa yang diharapkan untuk sanggup berkhidmat melayani Tuhan secara lahir dan batik?

Pada kondisi seseorang sudah mengenal Tuhan. Akan tetapi, seseorang tersebut belum mengetahui bagaimana cara harus diberibadah kepada-Nya? Apa saja yang diharapkan untuk sanggup berkhidmat atau melayani Tuhan secara lahir dan batin?

Sesudah seseorang mengetahui cara ma'rifat kepada Allah. SWT., maka seseorang akan bersungguh-sungguh di dalam mempelajari bagaimana cara diberibadah kepada-Nya. Hal ini artinya ialah bahwa setelah selesai seseorang berguru ihwal ilmu tauhid, mempelajari ilmu fikih terkena bagaimana cara berwudhu, bagaimana cara shalat, dan ilmu fikih yang lain sebagainya, yang ialah ilmu wajib atau fardhu, beserta syarat-syaratnya. Sesudah seseorang cukup mendapat ilmu pengetahuan yang fardhu atau wajib dan ilmu Ibadah, maka sekarang seseorang benar-benar berniat untuk mengerjakan ibadah alasannya ialah sudah mempelajari bagaimana seharusnya cara diberibadah.

Akan tetapi, seseorang kemudian berpikir dan menyadari bahwa dirinya sudah banyak melaksanakan kesalahan, perbuatan dosa, melaksanakan tindakan dan perbuatan maksiat. Dalam benaknya berkata bahwa : Dia sudah banyak berbuat dosa di masa lalu.

Itulah  sifat manusia,   seseorang akan sadar  sebelum  mengerjakan ibadah   kemudian  terus memikirkannya!. Bagaimana saya diberibadah, sedangkan saya masih berbuat dan melaksanakan dosa? Mengapa saya mengerjakan ibadah sambil durhaka? Sungguh diriku ini sarat dengan kedurhakaan.

Apabila demikian, maka terlebih  lampau  aku harus bertaubat untuk memmembersihkankan  diri ini dari perbuatan dosa, maksiat, mengatakan rasa penyesalan, sehingga Allah swt. mau memmembersihkankan dan mengampuni diriku dari segala perbuatan dosa. Selanjutnya, saya akan melayani, berkhidmat serta berusaha mendekatkan diri kepada Allah swt.


Dalam keadaan ini, maka seseorang harus melalui tahapan diberikutnya yaitu taubat dengan sebenar-benarnya taubat. Memang sangat susah untuk menjalankannya. Hal ini alasannya ialah sebelum seseorang sanggup mencapai  tujuan  Ibadah,  maka terlebih lampau harus bertaubat. Wallahu a’lam
0 Komentar untuk "Tidak Ada Artinya Ibadah Tanpa Ilmu Dan Ma’Rifat"

Back To Top