Hikmah dari adanya perbautan dosa dan maksiat yang selanjutnya ialah Allah SWT menguji hambanya dengan mempersembahkan kepada hambanya untuk mencicipi ujian pahitnya terhijab dan jauh dari Allah SWT.
Allah SWT mempersembahkan peluang kepada hamba-hamba-Nya untuk mencicipi pahitnya terhijab (terasing, tertutup) dan jauh dari Allah SWT. Allah SWT juga memdiberi peluang untuk mencicipi hilangnya keindahan berdekatan dengan Allah SWT. Ketiruana hal ini ialah untuk menguji hamba-hamba-Nya. Apabila seorang hamba ridha, rela dengan keadaan itu dan jiwanya tidak menuntut untuk mendapat keadaannya tiruanla bersama Allah SWT, kemudian ia bahagia bersama selain Dia, maka Allah pun tahu kalau orang tersebut tidak layak—maka Dia pun meletakkan orang itu pada martabatnya yang cocok.
Tapi kalau ia berdoa dan cemas menyerupai orang yang tertimpa musibah, dan tahu bahwa ia benar-benar sudah kehilangan hidupnya sehingga memohon kepada Allah SWT biar mengembalikan kehidupannya, mengembalikan apa yang ia tidak sanggup hidup tanpanya, maka Allah SWT tahu bahwa orang ini memang layak mendapat martabatnya— dan Allah SWT pun akan mengembalikan apa yang sangat diperlukan orang itu sehingga ia merasa sangat gembira.
Kenikmatannya benar-benar lengkap. Kegembiraannya tidak terputus. Dia mengetahui harga dirinya, sehingga menggenggamnya kuat-kuat. Keadaannya menyerupai keadaan orang yang kehilangan unta yang membawa masakan dan minumannya di tengah padang pasir nan tandus, kemudian ia menemukannya lagi sehabis frustasi mencari-cari dan sudah yakin akan mati. Penemuan itu tentu sangat berbekas di dalam hatinya. Allah SWT mempunyai rahasia, hikmah, dan sindiran-sindiran yang tidak tersentuh oleh nalar manusia.
Jika seorang hamba yang sebelumnya menyayangi diuji dengan kesepian, atau yang sebelumnya bersahabat diuji dengan kejauhan, maka jiwa orang ini merindukan nikmatnnya pertemuan itu. Jiwanya rindu, merintih, dan akibatnya mendapat rahmat dari zat yang tidak sanggup digantikan oleh sesuatu pun di dunia ini. Apalagi kalau jiwa itu mengingat kebaikan, kasih akung, dan kedekatan-Nya. Ingatan itu menciptakannya tidak tenang, dan segera membangkitkan kegelisahan.
Akan tetapi, apabila jiwa terus berpaling dari Allah SWT dan tidak merindukan keadaan yang lampau pernah dirasakannya, juga tidak mencicipi kesengsaraan yang sangat dan kebutuhannya untuk mengembalikan kedekatannya dengan Allah SWT, berarti ia termasuk orang yang tidak dicari bila tidak ada dan tidak sanggup dikembalikan bila lari serta tidak dicaci bila melaksanakan kesalahan. INI jiwa-jiwa yang tidak layak untuk mendapat posisi di bersahabat Allah SWT. Dan bagi orang yang berpaling, sudah pantas dieksekusi tidak mendapat kedekatan dengan Allah SWT.
Tag :
Dosa dan Hukumnya
0 Komentar untuk "Hikmah Perbuatan Dosa, Pahitnya Jauh Dari Allah Swt"