Persiapkan Bekal Untuk Perjalanan Jauh Dan Kekal

Mengapa kita perlu mempersiapkan bekal untuk kehidupan alam abadi kelak yang abadi? Jawabannya yakni lantaran tidak ada  jalan untuk tetap di dunia yang fana ini. Dan apakah mungkin kita melaksanakan perjalanan jauh menuju alam abadi tanpa membawa bekal?

Bait kalimat di atas ini meliputi nasehat dan peringatan, yang mengingatkan kita bahwa setiap orang akan berpindah dari dunia ini ke ‘dunia’ yang lain yaitu Dar al-Darrar (tempat yang abadi). Barangsiapa yang ingin pindah dari dunia ini, tentu dia mengetahui bahwa dia tidak akan kembali lagi. Oleh alasannya yakni itu, dia harus mempersiapkan bekal yang banyak untuk dibawa ke daerah tersebut.

Dalam sebuah firman Allah dalam Al Qur'an al karim yang artinya :

Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, pasti dia akan melihat (balasan) nya pula.'' (al-Zalzalah [99] :7-8)

Apabila demikian, wajiblah setiap orang mempersiapkan bekal yang sanggup mempersembahkan kemanfaatan baginya. Selain itu, diapun tidak mempunyai angan-angan yang panjang untuk kehidupan di dunia ini. Seperti seorang musafir yang tidak mempunyai angan-angan panjang untuk menetap di daerah yang bukan negerinya.

Jadi, setiap insan di dunia ini yakni musafir yang sedang berdagang. Barang dagangannya yakni perbuatan baik dan buruk. Keuntungannya yakni kebahagiaan yang abadi di akhirat, yang sudah disiapkan untuk orang-orang yang bertaqwa. Kerugiannya yakni kesengsaraan yang awet, yang ialah kerugian yang nyata. Modalnya yakni umur, maka setiap waktu ialah barang berharga yang sanggup membeli kebahagiaan yang awet. Apabila umurnya sudah habis, selesailah waktu berdagang dan dia gres memetik hasil dari usaspesialuntuk.

Allah berfirman, "Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang sudah dikerjakannya; Ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh." (Ali Imran [3]:30)

Panjang Angan-angan di dunia spesialuntuk membuat mata Batin Buta

Akan tetapi kelalaian dan panjang angan-anganlah yang membuat mata batin seseorang menjadi buta, sehingga dia tidak sanggup melihat Lafazh 'an-nadziir' (pemdiberi peringatan) dalam ayat di atas,

Dalam sebuah riwayat hadits yang artinya "Jadilah di dunia seolah-olah engkau orang gila atau musafir." Ibn Umar berkata, “Apabila engkau berada di sore hari, tidakboleh menunggu pagi hari. Apabila engkau berada di pagi hari, tidakboleh menunggu sore hari. Jagalah kesehatanmu ntuk persiapan sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu.” (HR. Bukhari)

Diriwayatkan oleh Anas bin Malik: Rasulullah membuat satu garis dan berkata, "Ini manusia." kemudian dia membuat satu garis lagi di sampingnya dan berkata, "Ini kematiannya." Lalu dia lembuat satu garis lagi yang jauh dari garis pertama dan berkata, "Ini dalah angan-angannya. " Sesudah itu dia berkata, "Kalau demikian yang hadir kepadanya yakni yang paling akrab (kematian)." (HR.Bukliari)

Diriwayatkan oleh Ummu Walid radhiallahu 'anha, Rasulullah ة bersabda, "Apakah kalian tidak aib kepada Allah? kalian lengumpulkan sesuatu yang tidak kalian makan, kalian membangun sesuatu yang tidak kalian tempati dan kalian berangan-angan sesuatu yang tidak kalian dapatkan." (HR.Thabrani)

Imam al-Gh'azali rahimahullah berkata: Setiap orang yang tidak terlintas dalam benaknya akan kematian, maka dia akan terus berada dalam kelalaian, kekosongan yang berkelanjutan dan menunda-nunda perbuatan baik. Hal itu akan berlangsung hingga hadirnya kematian. Lalu perbuatan baik yang ditinggalkan akan menghancurkannya.

Ketahuilah! Panjang angan-angan yakni musuh besar bagi setiap kebaikan dan ia akan membawamu kepada setiap kemungkaran. Apabila engkau termasuk orang yang panjang angan-angan, maka akan terjadi empat hal dalam dirimu:
  • Malas melaksanakan ketaatan, engkau akan selalu berkata, “Saya akan melaksanakan itu nanti, bukankah masih ada hari esok?”
  • Meninggalkan taubat, engkau akan berkata, “Saya akan bertaubat apabila saya sudah bosan dengan perbuatan itu.” Ini ialah kebodohan besar, lantaran mungkin saja ajalnya hadir lebih lampau sebelum dia bertaubat.
  • Giat mengumpulkan harta, engkau akan berkata, “Saya takut miskin, maka saya harus mempunyai simpanan untuk ketika sakit, renta atau jatuh miskin.” Atau alasan lainnya yang membuat dia menyayangi dunia dan pelit untuk mempersembahkan kepada orang lain. Atau yang paling enteng yang akan engkau alami yakni hatimu disibukkan dengan harta. Sehingga tidak ada waktu lagi untuk berzikir kepada Allah Dan engkau disibukkan dengan sesuatu yang tidak berfaidah.
  • Hati menjadi “keras/beku” dan melupakan akhirat. Karena apabila keinginanmu begitu besar dalam dunia ini, maka engkau akan melupakan kematian dan kuburan. Pikiranmu spesialuntuk tertuju spesialuntuk kepada hal-hal yang bersifat duniawi. 
Allah berfirman, "Belumkah hadir waktunya bagi orang-orang yang diberiman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang sudah turun (kepada mereka), dan tidakbolehlah mereka ibarat orang-orang yang sebelumnya sudah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian silamlah masa yang panjang atas mereka kemudian hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka yakni orang-orang yang fasik." (al-Haddid [57]: 16) 
Sedangkan apabila engkau tidak mempunyai angan-angan yang panjang, maka engkau akan berkata kepada dirimu, “Berapa banyak orang yang mendapat 'hari' tetapi tidak sanggup menyempurnakannya (artinya: meninggal di siang atau sore hari sebelum hadirnya malam). Berapa banyak orang yang menanti hari esok tapi tidak mendapatkannya.”

Seperti dalam firmanNya, "Katakanlah, 'Berita itu dalah diberita yang besar, yang engkau berpaling daripadanya.'" (Shaad 38:68)

Diriwayatkan oleh Ibn Umar, dia menceritakan: 
Ini ada tiga hari: Kemarin, itu sudah silam, besok, itu belum datang dan hari ini, engkau sedang berada di dalamnya. Maka dari itu, jagalah hari yang engkau sedang berada di dalamnya.”
Telah pergi masa muda dan ia tidak akan kembali lagi. Telah hadir masa renta dan kemana engkau akan menghindarinya.
Tamu yang hadir kepadamu tidak menciptakanmu bergembira, lantaran ia menghilangkan nafas dan membuat air mata bercucuran.
Tinggalkan apa yang sudah silam pada masa kecilmu! Ingatlah akan dosa-dosamu dan menangislah untuknya wahai pelaku dosa

Ingatlah akan persidangan ketika hadir waktu penghisaban! Pada ketika itu apa yang sudah engkau lakukan sudah tertulis dan akan diperhitungkan.

Ketahuilah, nafas kita ketika malam dan siang hari akan diperhitungkan dan dihisab.

Kedua malaikat tidak akan melupakannya di ketika engkau lupa atasnya. Kedua malaikat itu akan terus menjaganya di ketika engkau hanyut dalam permainan.

Katahuilah, ruh dalam dirimu yakni titipan yang dititipkan kepadamu. Ia akan diambil darimu dengan suka rela atau secara paksa.

Tipu daya duniamu yang engkau berusaha atasnya, membuat daerah yang awet (akhirat) hilang dan meninggalkanmu.

Seluruh yang engkau simpan dan kumpulkan sedikit demi sedikit, setelah kematianmu akan meninggalkanmu.

Celakalah daerah yang tidak abadi kenikmatannya yang membuat daerah yang tinggi dan awet hancur.

Beribadahlah kepada Tuhanmu, bekerjsama Dia akrab kepada orang yang berdoa kepadaNya ibarat urat nadi, bahkan lebih dekat.

Sebaik-baiknya bekal yakni takwa kepada Allah

sepertiyang Allah sudah mempersembahkan wasiat kepada hamba-hambaNya yang pertama dan terakhir. Ketetapan ini berlaku kepada seluruh hambaNya.

Kemudian dijelaskan bahwa bekal untuk perjalanan yakni takwa kepada Allah. Karena itu ialah adat yang sudah diperintahkan oleh Allah kepada generasi pertama dan terakhir.

Allah berfirman, "Berbekallah, dan bekerjsama sebaik-baik bekal yakni takwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal." (al-Baqarah [2]:197)

"Dan sungguh Kami sudah memerintahkan kepada orang-orang yang didiberi kitab sebelum engkau dan (juga) kepada engkau; bertakwalah kepada Allah." (an-Nisaa’ [3]:131)

Imam al-Ghazali rahimahullahu ta'ala berkata, “Bukankah Allah yang paling mengetahui wacana kemaslahatan hambaNya dan yang paling akung terhadap hambaNya? Apabila di dunia ini ada adat yang lebih baik dan lebih besar keutungan daripada takwa, tentu Allah akan memerintahkan itu kepada hambaNya. Karena betapa akungnya Allah terhadap mereka. Akan tetapi dari generasi pertama hingga generasi terakhir, Allah tetap memerintahkan mereka untuk bertakwa. melaluiataubersamaini demikian, sanggup diketahui bahwa takwa yakni adat yang paling baik dan tidak ada yang melebihinya.”

Karena kesibukan mereka dengan urusan dunia membuat mereka terhijab dari pintu rahmat dan terhalang dari kedekatan dengan Allah.
Orang-orang yang bertakwa, jiwa mereka sudah hingga kepada puncak kebahagiaan dan mereka sudah mendapat minuman segar darinya.

Mereka mendapat cahaya ilmu di dalam taman ketakwaan. Itulah nafas orang-orang yang baik yang hatinya sudah dipenuhi dengan kecintaan.

Mereka sudah tetapkan dunia lantaran takut kepada bahaya Allah atas mereka, mereka selalu mengingat kematian sehingga muncul ketakutan dalam diri mereka.

محتلك الربح والعم الجسئم . وتلك نبيل أذناب الجهاد

(Orang yang memperoleh ketakwaan) itu yakni laba dan harta rampasan yang sangat besar Itu yakni harta pusaka dan kekuasaan yang agung Itu yakni jalan orang-orang yang melaksanakan jihad

Imam al-Ghazali rahimahullah ta'ala berkata: Ketahuilah bahwa jiwa yakni harta pusaka yang tak ternilai harganya. Apabila engkau mendapat itu, engkau akan mendapat di dalamnya mutiara yang berharga, barang yang sangat indah, rampasan perang yang besar dan kekuasaan yang agung. Seakan-akan seluruh kebaikan dunia dan alam abadi berkumpul di dalamnya.
0 Komentar untuk "Persiapkan Bekal Untuk Perjalanan Jauh Dan Kekal"

Back To Top