Malik dianggap sebagai seorang pemimpin (iman) dalam ilmu hadits. Sandaran-sandaran (sanad) yang dibawa oleh dia termasuk salah satu dari sanad yang terbaik dan benar. Karena dia sangat berhati-hati dalam mengambil hadits-hadits Rasulullah. Beliau orang yang dipercaya adil dan berpengaruh ingatannya, cermat serta halus dalam menentukan pembawa hadits (Rawi). Singkatnya Imam Malik tidak diragukan lagi dalam hal ini.
Sufyan pernah berkata : Imam Malik sering mengritik pembawa-pembawa hadits. Ibnu Al-Madini : malik tidak menolak hadits jikalau tidak ada suatu belum sempurnanya, Imam Syafi’i juga berkata : Imam Malik tidak mendapatkan hadits-hadits yang diragukan kebenarannya.
Malik yakni orang yang sangat alim dalam ilmu hadits. Untuk meningkat ke derajat yang demikian ini yakni satu masalah yang amat sukar. Beliau hingga ke tingkat ini yakni sebagai hasil dari usaspesialuntuk yang tidak mengenal jemu, dan dia sangat berhati-hati dalam pengambilan hadits-hadits. Sebagai bukti ketekunan dan keteguhannya ialah perkataannya : Aku menulis seratus ribu hadits dengan tanganku sendiri dan juga perkataannya bahwa ilmu ini (ilmu hadits) ialah agama, oleh karena itu hendaklah engkau berhati-hati dan pikirkanlah terlebih lampau ihwal pembawa (Rawi) hadits tersebut dan dia berkata : Beliau sudah menemui tujuh puluh orang yang menyampaikan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda di sini (di tepi tiang masjid) dan dia berkata : Aku tidak mengambil walaupun satu hadits dari mereka.
Katanya lagi : Sekali pun salah seorang dari mereka ini harus dilantik menjadi penjaga Baitul mal tetapi akung mereka bukan andal dalam bidang ilmu hadits.
Imam malik yakni seorang yang sangat menghormati hadits-hadits Rasulullah saw. Walaupun banyak insan yang hadir mempelajari ilmu pengetahuan aneka macam macam bidang. Apabila dia ditanya yang berafiliasi ilmu fiqih, dia terus keluar dari biliknya serta memdiberi fatwa-fatwa atau jawabanan-jawabanan kepada mereka yang bertanya padanya tetapi jikalau pertanyaan itu berkaitan dengan hadits, dia tidak terus keluar bahkan dia terlebih lampau mandi dan menggunakan pakaian yang membersihkan serta menggunakan wangi-wangian dan menggunakan sorban, ini yakni semata-mata dengan tujuan untuk menghormati atau membesarkan hadits Rasulullah saw.
Diceritakan pada suatu hari Imam Malik digigit oleh seujung lipan dimana dia sedang menceritakan sebagian hadits dari Rasulullah. Beliau teruskan juga pembacaan hadits itu. Apabila dia ditanya apa sebabnya dia berbuat demikian, jawabannya : Aku bersabda karena menghormati hadits Rasulullah.
Di antara tumpuan penghormatan Imam Malik terhadap hadits Rasulullah ialah dia melarang bercakap-cakap dengan bunyi yang keras dalam majlis pelajaran hadits berdasarkan kepada firman Allah Tta’ala :
يا أيّهاالّذين امنوالاترفعواأصوتكم فوق صوت النّبيّ
Artinya : Wahai orang yang diberiman tidakbolehlah percakapanmu lebih nyaring dari percakapan Rasulullah.
Barangsiapa yang mengeraskan suaranya di majlis pelajaran hadits Rasulullah sama dengan mereka yang mengeraskan suaranya lebih nyaring daripada Rasulullah saw.
Imam Malik tetap berpegang teguh dengan hadits-hadits Rasulullah dan menganggapnya bahwa hadits-hadits itu yakni petunjuk, penyuluh kepada seluruh insan dan tidak harus bagi seseorang yang meninggalkanmu atau membelakanginya. Dalam majlis-majlis pelajaran hadits dia selalu menawarkan pada maqam atau meninggalkan perkataan-perkataannya, keseluruhannya yakni kepunyaan pemilik pada maqam ini (Raudah).
Oleh karena itu apabila dia mendengar hadits-hadits dan orang yang tidak sanggup diandalkan dia terus teringat kepada ucapan yang pernah disampaikan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz ra. dan berkata : Rasulullah dan pemimpin yang bertanggung tanggapan sudah meninggalkan beberapa peraturan. Mengikuti peraturan-peraturan itu berarti mengikuti kitab Allah dan ialah penyempurnaan taat kepada Allah dan kekuatan di atas agama Allah dihentikan bagi siapa saja mengubah atau menggantinya dan tidak pula harus dipikirkan pada masalah yang berlawanan dengannya. Barangsiapa yang menerima petunjuk maka ia orang yang menerima petunjuk dan siapa yang berdasarkan kemenangan dengannya ia akan menang dan barangsiapa yang tidak mengikutinya ia menuruti jalan bukan jalan orang-orang mukmin, dan Allah akan menyebabkan siapa yang dia kehendaki dan akan memasukkan ke dalam neraka jahanam dan padanya amatlah buruk”.
Malik sangat menghormati Khalifah Umar bin Abdul Aziz dia merasa senang dan senang tiap-tiap kali dia mengulangi kata-kata Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang tersebut di atas. Hal ini sanggup jadi, karena Khalifah Umar berpegang teguh kepada perjalanan atau peraturan Rasulullah dan sanggup jadi juga karena dia sangat senang mengikuti Khalifah Al-Rasyidin.
Justru karena itu Imam Malik selalu menceritakan kepada orang banyak ihwal perjuangan-perjuangan Kahlifah Umar bin Abdul Aziz.
Oleh karena malik sangat memuliakan dan mengagungkan Khalifah Umar bin Abdul Aziz dia pernah menjawaban kepada seseorang yang bertanya ihwal orang yang tidak taat kepada perintah Khalifah dengan katanya : Jika barangsiapa yang tidak taat kepada perintah Umar dia boleh dibunuh tetapi jikalau perintah Khalifah selain dari Umar bin Abdul Aziz yang tidak bersifat menyerupai Umar tinggalkanlah dan Allah akan menuntut bela terhadap siapa yang zalim berdasarkan kezaliman mereka.
Imam Malik sangat cinta kepada hadits-hadits Rasululah dan sudah niscaya dia cinta juga kepada pemiliknya yaitu Rasulullah saw. oleh karena dia sangat cinta kepada Rasulullah maka dia cinta pula kepada “Al-Madinah” dan dia tidak pernah meninggalkan Al-Madinah kecuali di musim-musim haji karena dia lebih suka hendak berdekatan dengan Rasulullah saw.
Sungguhpun ada beberapa orang dari khalifah meminta dia pindah ke Baghdad untuk tinggal di sanan dengan segala kesenangan dan kegampangan tetapi dia menolak anjuran tersebut dan dia selalu menyebut-nyebut hadits Rasulullah yang maksudnya : Bahwa Al-Madinatul-Munawwarah lebih baik bagi mereka jikalau mereka mengetahui.
Oleh karena dia sangat memuliakan Rasulullah dia merasa aib dan segan menunggang binatang-binatang menyerupai kuda dan lain-lain dan dia berkata : Aku merasa aib menunggang hewan yang kakinya menekan di atas bumi maqam Rasulullah saw.
Tag :
Mazhab Imam Besar
0 Komentar untuk "Imam Malik Dan Hadits-Hadits Rasulullah Saw"