Berikut ini ialah ialah kecaman Al-Qur'an kepada orang-orang yang perilakunya tidak sesuai dengan ucapannya, yang ditujukan kepada para ayah, ibu dan tiruana para pendidik serta orang-orang yang berkata dan perkataannya tidak sesuai dengan perbuatan.
Hai orang-orang yang diberiman, mengapa engkau menyampaikan apa-apa yang tiada engkau perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa engkau menyampaikan apa-apa yang tiada engkau kerjakan. (Q.S. 61:2-3)
Mengapa engkau suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan/kebaktian, sedang engkau melupakan dirimu sendiri, padahal engkau membaca Al-Kitab (Taurat)? Maka tidakkah engkau berpikir? (Q.S. 2:44
Apakah kita menemukan kecaman Allah yang lebih berat dibanding kecaman kepada para pemdiberi pola yang jelek ini?
Teramat agunglah sikap Umar bin Khaththab ra. dikala ia mengumpulkan keluarganya untuk berkata kepada mereka:
'Amma ba'du, bergotong-royong saya akan menyeru kepada orang-orang untuk berbuat begini dan begitu, dan melarang mereka dari perbuatan begini dan begitu. Dan bergotong-royong saya bersumpah kepada Allah Yang Maha Agung, saya tidak ingin menjumpai salah seorang dari kalian mengerjakan apa yang sudah saya larang untuk mengerjakannya, atau meninggalkan apa-apa yang sudah saya perintahkan kepada orang-orang. Dan kalau hal ini tidak diindahkan tunggulah hukumanku.
Kemudian ia keluar, dan menyeru kepada khalayak untuk berbuat kebajikan. Maka, tak seorang pun yang ketinggalan untuk mendengarkan dan mentaatinya, alasannya ia sudah memdiberikan teladan dengan perbuatannya, sebelum dengan perkataannya.
Dari sini, siksaan juga menjadi pola yang ditimpakan kepada orang yang memerintah orang berbuat kebajikan, sedang ia sendiri tidak mengerjakannya. Siksaan tersebut sangat pedih pada hari selesai zaman kelak.
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Usamah bin Zaid ra. bahwa ia mendengarkan Rasulullah saw. bersabda:
Dihadirkan seorang pria di hari kiamat, dan ia dilemparkan ke neraka. Maka keluarlah usus dari perutnya dan diputarkannya sebagaimana keledai berputar pada tambatannya. Kemudian, berkumpullah orang berkerumun di sekitarnya, dan berkata, "Hai Fulan, kenapa nasibmu menyerupai ini? Bukankah sewaktu hidupmu di dunia engkau menyuruh orang untuk berbuat kebajikan dan melarang perbuatan yang keji?" Maka, menjawabanlah orang itu, "Aku memang menyuruh orang untuk berbuat kebajikan, tetapi saya sendiri tidak mengerjakannya. Aku melarang mereka berbuat keji (kejahatan) tetapi saya sendiri mengerjakannya".
Dan Usamah berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda:
Pada malam isra' saya lewat pada suatu kaum yang sedang menggunting bibir mereka dengan gunting neraka. Aku berkata, "Siapakah mereka, wahai Jibril? Jibril menjawaban, ".Mereka ialah para khatib umatmu yang menyampaikan apa yang tidak mereka kerjakan ".
Ahmad dan Al-Baihaqi meriwayatkan dari Manshur bin Zazan, ia berkata, "Aku didiberi kabar bahwa sebagian yang dilemparkan ke neraka, penduduk neraka mencium anyir basi daripadanya". Maka dikatakan kepadanya, "Celakalah engkau! Apa yang sudah engkau perbuat?" Tidakkah cukup bagi kami untuk menanggung siksa yang sudah ditimpakan kepada kami sehingga ditambah lagi dengan anyir basi yang hadir dari padamu?" Maka orang tersebut berkata, "Aku lampau ialah orang yang memiliki ilmu pengetahuan, tetapi saya tidak pernah memanfaatkan atau mengambil manfaat dari ilmuku".)
melaluiataubersamaini demikian, diketahui oleh para ayah, ibu dan pendidik bahwa pendidikan dengan mempersembahkan teladan yang baik ialah penopang dalam upaya meluruskan kebengkokan anak. Bahkan ialah dasar dalam meningkatkan pada keutamaan, kemuliaan dan etika sosial yang terpuji.
Tanpa mempersembahkan teladan yang baik ini, pendidikan terhadap belum dewasa tidak akan berhasil, dan pesan tersirat tidak akan membekas. Karenanya, bertakwalah kepada Allah, wahai para pendidik dalam mendidik belum dewasa kita. Mendidik mereka ialah tanggung balasan yang dibebankan atas bahu kita. Sehingga, kita sanggup menyaksikan buah hati kita sebagai "matahari perbaikan", "purnama petunjuk", yang anggota masyarakat sanggup menikmati sinarnya, dan bercermin kepada sopan santun mereka yang mulia, di samping membenarkan firman Allah:
Mengapa engkau suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan/kebaktian, sedang engkau melupakan dirimu sendiri, padahal engkau membaca Al-Kitab (Taurat)? Maka tidakkah engkau berpikir? (Q.S. 2:44
Apakah kita menemukan kecaman Allah yang lebih berat dibanding kecaman kepada para pemdiberi pola yang jelek ini?
Teramat agunglah sikap Umar bin Khaththab ra. dikala ia mengumpulkan keluarganya untuk berkata kepada mereka:
'Amma ba'du, bergotong-royong saya akan menyeru kepada orang-orang untuk berbuat begini dan begitu, dan melarang mereka dari perbuatan begini dan begitu. Dan bergotong-royong saya bersumpah kepada Allah Yang Maha Agung, saya tidak ingin menjumpai salah seorang dari kalian mengerjakan apa yang sudah saya larang untuk mengerjakannya, atau meninggalkan apa-apa yang sudah saya perintahkan kepada orang-orang. Dan kalau hal ini tidak diindahkan tunggulah hukumanku.
Kemudian ia keluar, dan menyeru kepada khalayak untuk berbuat kebajikan. Maka, tak seorang pun yang ketinggalan untuk mendengarkan dan mentaatinya, alasannya ia sudah memdiberikan teladan dengan perbuatannya, sebelum dengan perkataannya.
Dari sini, siksaan juga menjadi pola yang ditimpakan kepada orang yang memerintah orang berbuat kebajikan, sedang ia sendiri tidak mengerjakannya. Siksaan tersebut sangat pedih pada hari selesai zaman kelak.
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Usamah bin Zaid ra. bahwa ia mendengarkan Rasulullah saw. bersabda:
Dihadirkan seorang pria di hari kiamat, dan ia dilemparkan ke neraka. Maka keluarlah usus dari perutnya dan diputarkannya sebagaimana keledai berputar pada tambatannya. Kemudian, berkumpullah orang berkerumun di sekitarnya, dan berkata, "Hai Fulan, kenapa nasibmu menyerupai ini? Bukankah sewaktu hidupmu di dunia engkau menyuruh orang untuk berbuat kebajikan dan melarang perbuatan yang keji?" Maka, menjawabanlah orang itu, "Aku memang menyuruh orang untuk berbuat kebajikan, tetapi saya sendiri tidak mengerjakannya. Aku melarang mereka berbuat keji (kejahatan) tetapi saya sendiri mengerjakannya".
Dan Usamah berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda:
مَرَرْتُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِيْ بِأَقْوَامٍ تُقْوَامٍ تُقْرَضُ شِفَاهُهُمْ بِمَقَارِيْضَ مِنْ نَارٍ٬ قُلْتُ ׃ مَنْ هَؤُلاَءِ يَاجِبْرِيْلُ ؟ قَالَ ׃ خُطَبَاءُ اُمَّتِكَ الَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ مَالاَ يَفْعَلُوْنَ
Pada malam isra' saya lewat pada suatu kaum yang sedang menggunting bibir mereka dengan gunting neraka. Aku berkata, "Siapakah mereka, wahai Jibril? Jibril menjawaban, ".Mereka ialah para khatib umatmu yang menyampaikan apa yang tidak mereka kerjakan ".
Ahmad dan Al-Baihaqi meriwayatkan dari Manshur bin Zazan, ia berkata, "Aku didiberi kabar bahwa sebagian yang dilemparkan ke neraka, penduduk neraka mencium anyir basi daripadanya". Maka dikatakan kepadanya, "Celakalah engkau! Apa yang sudah engkau perbuat?" Tidakkah cukup bagi kami untuk menanggung siksa yang sudah ditimpakan kepada kami sehingga ditambah lagi dengan anyir basi yang hadir dari padamu?" Maka orang tersebut berkata, "Aku lampau ialah orang yang memiliki ilmu pengetahuan, tetapi saya tidak pernah memanfaatkan atau mengambil manfaat dari ilmuku".)
melaluiataubersamaini demikian, diketahui oleh para ayah, ibu dan pendidik bahwa pendidikan dengan mempersembahkan teladan yang baik ialah penopang dalam upaya meluruskan kebengkokan anak. Bahkan ialah dasar dalam meningkatkan pada keutamaan, kemuliaan dan etika sosial yang terpuji.
Tanpa mempersembahkan teladan yang baik ini, pendidikan terhadap belum dewasa tidak akan berhasil, dan pesan tersirat tidak akan membekas. Karenanya, bertakwalah kepada Allah, wahai para pendidik dalam mendidik belum dewasa kita. Mendidik mereka ialah tanggung balasan yang dibebankan atas bahu kita. Sehingga, kita sanggup menyaksikan buah hati kita sebagai "matahari perbaikan", "purnama petunjuk", yang anggota masyarakat sanggup menikmati sinarnya, dan bercermin kepada sopan santun mereka yang mulia, di samping membenarkan firman Allah:
Mereka itulah orang-orang yang sudah didiberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. (Q.S. 6:90)
Dan katakanlah, "Bekerjalah engkau, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang Mu'min akan melihat pekerjaanmu itu". (Q.S. 9:105)
Tag :
Metode Pendidikan Islam
0 Komentar untuk "Kecaman Bagi Perkataan Yang Tidak Sesuai Dengan Perbuatan"