Imam Syafii ialah Imam yang ketiga berdasarkan susunan tarikh kelahiran. Beliau yaitu pendukung terhadap ilmu hadits dan pembaharu dalam agama (mujaddid) dalam kurun kedua Hijriah.
Imam Ahmad bin Hambalpernah berkata : Diceritakan dari nabi saw. bahwa Allah menghantarkan kepada umat ini seorang pembaharu dalam agama, Umar bin Abdul ‘Aziz dihantarkan untuk seratus tahun yang pertama, dan saya berharap Imam Syafii pembaharu untuk seratus tahun yang kedua.
Sungguhpun Ibnu Hambal sudah menyatakan pendapatnya dengan harapan, tetapi terdapat seorang yang lain yang memilih aturan yang terperinci berkenaan dengan masalah ini. Pda suatu masa, pada tahun 303 Hijriah, seorang yang alim hadir menemui Ahmad bin Suraij Al-Kadhi, orang itu berkata kepada Suraij : Wahai Al-Khadi, saya akan menceritakan suatu diberita baik kepadamu, yaitu bahwa Allah menghantarkan pada tiap-tiap seratus tahun seorang pembaharu dalam agama, dan Allah mengantarkan Umar bin Abdul Aziz dipermulaan seratus tahun yang pertama, dia sudah meninggal dunia pada tahun 103 Hijriah (Menurut Kitab “Khamir Ar-Rasyidin bin Abdul Aziz”, jilid yang pertama, Khalifah Umar meninggal dunia pada tahun 101, lihat halaman 25.) dan diutuskanlah di permukaan kurun yang kedua, yaitu seratus tahun yang kedua, Abu Abdullah Muhammad Idris Asy-Syafii, dia meninggal dunia pada tahun 204 Hijriah dan diutuskan engkau untuk permulaan seratus tahun yang ketiga. Kemudian orang itu membaca syair yang maksudnya :
Dua orang pembaharu (mujaddid) sudah pergi, gampang-gampangan Allah memberkati mereka. Khalifah Umar bin Abdul Aziz, kemudian diganti pada As-Syafii yang bijaksana sekali nama aslinya ialah Muhammad. Sebagai pewaris Nabi, dan anak bapak saudara Muhammad Aku ingin memdiberitahukan bahwa engkau adlaah orang yang ketiga Selepas dari mereka, gampang-gampangan diterima taubat Ahmad
Ibnu Suraij menangis sangat berpengaruh dan berkata : Bahwa orang ini mengucapkan ta’ziah kepadaku, dan dia meningal dunia pada tahun tersebut.
Jalaluddin As-Suyuti pernah menyusun beberapa rangkaian syair pertanda hal ini yang didiberi nama “Tuhfatul Muhtadin bi-akhbar Al-Mujaddidin”. Beliau menyatakan di dalamnya bahwa pembaharu yang pertama di seratus tahun yang pertama ialah Umar bin Abdul Aziz khalifah yang kelima dan Imam Syafii yaitu pembaharu di permulaan seratus tahun yang kedua katanya :
Di permulaan seratus tahun yang pertama ialah Umar.
Seorang Khalifah yang adil dan mulia.
Imam Syafii yaitu di permulaan seratus tahun yang kedua.
Lantaran ilmunya yang banyak dan tinggi.
Masa hidup Imam Syafii ialah semasa pemerintahan Abbasiyyah. Masa iniadalah suatu masa permulaan dlam perkembangan ilmu pengetahuan. sepertiyang sudah diketahui di masa ini juga penerjemahan kitab-kitab mulai banyak, ilmu falsafah juga dipindahkan, ilmu-ilmu juga disusun dan banyak sekali pahaman sudah timbul dalam masyarakat Islam. Banyaklah kejadian yang ada kaitannya dengan masyarakat berlaku dan majemuk pula anutan pikir berkembang serta banyak pula pengacau.
Percoban untuk membuat kekacauan dan kejahatan di kalangan umat sudah berlaku, di masa ini juga timbul golongan Al-Mutakallimin dan pengacau yang keluar dari agama. Perbedaan antara ahlul-Hadits dan ahlul-nakli dengan anutan ahlul-Ra’i mulai diketahui oleh orang banyak. Bidang perbincangan dan perdebatan antara keduanya semakin luas, tetapi Imam Syafii hampir sama dengan anutan yang pertana.
Kerajaan Islam mulai luas, dan berdirilah ibukota-ibukota yang besar yang populer sebagia gedung ilmu pengetahuan yang luas, ibarat kota Baghdad, Kufah, Basrah, Damsyik, Fusrat, Qurtubah, Qairawan dan lain sebagainya.
Tag :
Mazhab Imam Besar
0 Komentar untuk "Imam Syafii Imam Ketiga"