Riwayat-riwayat yang hadir dari orang-orang maksum a.s. dan yang menganjurkan adab yang baik amatlah banyak, di antaranya, sebagai diberikut. .
- Sabda Rasulullah saw., "Sesungguhnya saya diutus untuk me-nyempurnakan adab yang mulia. (Al-Mahajjah al-Baydha’ karya al-Faydh al-Kasyani, jil. 5, hal. 89)" Riwayat ini menun jukkan keistimewaan dan keutamaan Rasulullah saw. dan risalah nya yang hadir untuk menyempurnakan "akhlak yang mulia," bukan semata-mata menyempurnakan adab yang dibawa para nabi sebelumnya dan riwalah mereka. Ini ialah keistimewaan dan keutamaan bagi umat yang dimuliakan atas umat-umat yang lain.
- Sabda Rasulullah saw., "Sesuatu paling berat yang diletakkan pada timbangan (al-mizan) yaitu ketakwaan kepada Allah dan adab yang baik. (Ibid )"
- Abu ad-Darda berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Sesuatu paling utama yang diletakkan pada timbangan yaitu adab yang baik dan kedermawanan. Ketika Allah membuat keimanan, ia berkata, 'Ya Allah, kuatkanlah aku.' Lalu, Allah menguatkannya dengan adab yang baik dan kedermawanan. Ketika Allah membuat kekafiran, ia berkata, 'Ya Allah, kuatkanlah aku.' Lalu, Allah menguatkannya dengan kebakhilan dan adab yang buruk. (Ibid )"
- Sabda Rasulullah saw., "Orang yang saya cintai dan paling erat daerah duduknya kepada di antara kalian yaitu orang yang paling baik akhlaknya. (Ibid )"
- Anas berkata: Nabi saw. bersabda, "melaluiataubersamaini adab yang baik, hamba akan menggapai tingkatan yang agung di alam abadi dan kedudukan yang mulia, padahal ia yaitu orang yang lemah dalam diberibadah. (Ibid )"
- Sabda Rasulullah saw., "Akhlak yang baik yaitu adab Allah Yang Maha agung. (Ibid )"
Dari sini, terdapat ajuan untuk mirip adab Allah SWT, sebagaimana disebutkan di dalam hadis Nabi saw., "Berakhlaklah kalian dengan adab Allah. (Bihar al-Anwar, jil. 61, hal.129)"
Guru kami, Hasan Zadih Amill, berkata,"Takahlluq (berakhlak) yaitu merealisasikan dan menyifati diri dengan hakikat adab tersebut, bukan pengetahuan makna berupa konsep mirip yang diperoleh dengan merujuk pada engkaus, bahwa rahim yaitu begini dan 'athuf ada lah begini. Dari sini, menjadi jelaslah makna hadis Rasulullah saw.: Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama. Barangsiapa memahami dan mengamalkannya maka ia masuk surga. Maksudnya yaitu berakhlak dengan hakikat nama-nama tersebut, sebagaimana disebutkan di dalam hadis lain dari Rasulullah saw., 'Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan akhlak. Barangsiapa berakhlak dengannya, maka ia masuk surga. (Al-Khishal karya ash-Shaduq, cet. Jami'ah al-Miidarrisin, Qum, hal593, di dalam hadis no. 4) Maksudnya yaitu ber adab dengan hakikat nama-nama tersebut, sebagaimana disebutkan di dalam hadis lain dari Rasulullah saw., 'Sesungguhnya Allah memi liki sembilan puluh sembilan akhlak. Barangsiapa berakhlak dengan akhlak-akhlak tersebut, maka ia masuk surga,' sebab hadis-hadis sal ing menandakan satu sama lain sebagaimana Quran sebagiannya membicarakan sebagian lainnya.( Al-Hikmah al-Muta’aliyah fi al-Asfar al-‘Aqliyyah al-Arba’ah, koreksi dan komentar: Ayatullah Hasan Zadih Amuli, jil, hal.30)"
INI yang menandakan kepada kita penegasan Quran dan fo kusnya pada karakteristik ini dalam kepribadian Nabi saw. yang mulia Allah SWT berfirman: Dan bergotong-royong engkau (Muhammad) berada di atas adab yang agung (QS al-Qalam [68]:4).
Tag :
Ilmu Akhlak
0 Komentar untuk "Riwayat-Riwayat Wacana Tawaran Budpekerti Yang Baik"