Adapun wacana teladan kekuatan fisik, dia sudah mempersembahkan pola yang baik terhadap "juara-juara gulat" dan orang-orang yang punya kekuatan. Bagaimana tidak, dia sudah bergulat dengan juara gulat, Rukanah, sebanyak tiga kali, dan ia berkata setelah gulat yang ketiga:
أَشْهَدُ أَنَّكَ رَسُوْلُ اﷲِ؟
"Aku bersaksi bahwa engkau ialah Rasul Allah!"
Dan bagaimana tidak, sedang dia menghadapi Ubay bin Khalaf dalam perang Uhud dengan ujung tombak yang disasarkan dadanya. Kemudian Ubay terjatuh dari kudanya, sambil menahan rasa sakit ia berkata:
لَوْبَصَقَ عَلَيَّ مُحَمَّدٌ صَلَّى اﷲُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَتَلَنِيْ ؟
"Jika Muhammad saw. meludahiku pasti dia akan membunuhku".
Bagaimana tidak, sedang para sobat bersahabat pergi kepadanya Ketika menggali parit untuk menghancurkan kerikil besar yang tidak sanggup dihancurkan oleh palu dan kapak?
Bagaimana tidak, sedang para sobat bersahabat berlindung kepadanya, saat mereka tahu kekuatan jasmani Rasulullah saw.
Bagaimana dia tidak akan menjadi teladan dalam kekuatan, sedang dia ialah yang berkata:
اَلْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اﷲِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ
Mu'min yang berpengaruh lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mu'min yang lemah. (H.R. Muslim)
Bagaimana dia tidak mempersembahkan pola kepada orang lain dalam hal kekuatan jasmani dan ketegaran jiwa, sedang Allah dengan tegas dan terperinci berfirman:
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang engkau sanggupi. (Q.S. 8:60)
Sedang wacana teladan keberanian, maka tak seorang pun ada yang menandinginya. Di bawah ini ada dua buah hadits yang mengambarkan pola baik wacana keberanian beliau:
- Pada suatu malam, penduduk Madinah dikejutkan oleh suatu suara, sampai orang-orang pun berhamburan ke arah hadirnya bunyi tersebut. Maka Rasulullah saw. menemui mereka, dan dia sudah lebih pertama dari mereka hadir ke sentra bunyi tersebut. Beliau menyampaikan bahwa bunyi tersebut timbul dari kuda yang lepas dari tali kekangnya Abu Thalhah. Pedang tergantung di leher beliau, dan katanya, "Janganlah kalian takut.
- Pada hari Hunain, Rasulullah saw. bangun di samping keledainya, sedang orang-orang lari meninggalkan medan perang. Dan dia berkata:
أَنَا النَّبِيُّ لاَكَذِبْ ، أَنَاابْنُ عَبْدِ المُطَّلِبْ
Aku ialah Nabi, tak pernah dusta, akulah putra Abdu 'l-Mu- thalib. Pada hari itu, tak seorang pun yang lebih sabar dan lebih bersahabat kepada musuh selain beliau.
Ada dua hadits dari sejarah yang panjang, alasannya ialah yang pertama mengambarkan bahwa Rasulullah saw. ialah orang yang pertama menhadiri daerah bahaya, sebelum orang orang bergerak. Dan dalam hadits yang kedua, diterangkan ketabahan Rasulullah saw. di daerah bahaya, sedang orang-orang sudah lari pontang-panting. Dan orang yang memiliki pengeta-huan wacana peperangan, akan tahu bahwa dia diuji keberanian dan kepahlawanannya. Tidaklah lebih sukar bagi jiwa untuk menghadapi ancaman dan sabar menghadapinya, dengan ketakutan meliputinya.
Bagaimana Rasulullah saw. tidak menjadi berani dan yang paling pertama menghamburkan diri kepada bahaya, sedang Allah sudah menurunkan ayat-Nya:
Maka berperanglah engkau pada jalan Allah, tidaklah engkau dibebani melainkan dengan kewajiban engkau sendiri. Kobar- kanlah semangat para Mu'min (untuk berperang). (Q.S. 4:84)
Mengapakah engkau takut kepada mereka, padahal Allah-lah yang berhak engkau takuti, kalau engkau benar-benar orang yang diberiman. (Q.S. 9:13)
Tag :
Warisan Rasulullah
0 Komentar untuk "Contoh Keteladanan Nabi Dalam Keberanian Dan Kekuatan"