Kelahiran Dan Keturunan Imam Syafii

Imam Syafii dilahirkan di kota Ghazzah dalam Palestina pada tahun 105 Hijriah. Tarikh inilah yang termasyhur di kalangan jago sejarah . . . Ada pula yang menyampaikan ia dilahirkan di Asqalan yaitu sebuah wilayah yang jauhnya dari Ghazzah lebih kurang tiga kilometer dan tidak jauh juga dari Baitul Makdis, dan ada juga pendapat yang menyampaikan ia dilahirkan di negeri Yaman. 

Yakut menceritakan bahwa Imam Syafii pernah menceritakan : Aku dilahirkan di negeri Yaman, ibuku bimbang saya tidak terurus, kemudian dibawaku bersamanya ke Mekah, umurku pada waktu itu kurang lebih 10 tahun. 

Untuk menyatukan antara pendapat-pendapat tersebut di atas pernah dikatakan bahwa ia dilahirkan di Ghazzah dan dibesarkan di Asqalin, dan penduduk Asqalin tiruananya dari kabilah orang Yaman, dan inilah maksud bagi mereka yang menyampaikan ia dilahirkan di Yaman, atau dengan kata lain ia dilahirkan di kalangan orang Yaman. Yakut sudah menceritakan ketiga riwayat tersebut kemudian katanya : Tidak menjadi syak lagi bahwa Imam Syafii dilahirkan di Ghazzah, kemudian ia berpindah ke Asqalin dan tinggal di sana sehingga remaja. 

An-Nawawi berkata : Pendapat yang termasyhur ialah ia dilahirkan di Ghazzah. Diceritakan bahwa Imam Syafii dilahirkan pada malam Abu Hanifah meninggal dunia, jikalau pendapat ini benar, kepastian wacana ini yaitu jauh – yaitu suatu masalah yang terjadi secara kebetulan saja. Seorang Imam meninggal dunia dan di masa itu juga lahir seorang Imam yang lain. 

Keturunan Imam Syafii selanjutnya : Abu Abdullah bin Idris bin Al-Abas, Utsman bin Syafii bin As-Saib bin Ubaid bin Abdu Yazid bin Hasyim bin Al-Muttalib bin Abdu Manaf. Beliau adlaah dari keturunan suku (bani) Hasyim dan Abdul Muttalib. Keturunannya bertemu dengan keturunan Rasulullah saw. pada datuk Rasulullah, yaitu Abdu Manaf. Lantaran itu dikatakan juga kepada Imam Syafii “Anak bapak saudara Rasul”. 

Yakut beropini : Hasyim yang tersebut dalam silsilah keturunan Imam Syafii itu bukan Hasyim datuk kepada Rasulullah saw. Hasyim datuk kepada nabi ialah Hasyim bin Abdu Manaf dan Hasyim ini anaknya Ukhai. 

melaluiataubersamaini pertalian tersebut di atas Imam Syafii menganggap dirinya dari orang yang akrab kepada Rasulullah, bahkan ia dari keturunan “Zawil Kurba” yang berjuang sama dengan Rasulullah di zaman jahiliyah dan Islam. Mereka bersama dengan Rasulullah juga semasa orang Quraisy mengasingkan Rasulullah. Mereka bersama turut menanggung penderitaan gotong royong Rasulullah. 

Oleh alasannya itu tidak benar apa yuang dianggap oleh setengah dari orang yang menyampaikan bahwa ia bukan dari keturunan Quraisy bahkan dengan ketuaan saja. 

Keluarga Imam Syafii yaitu dari keluarga Palestina yang miskin dan yang dihalau dari negerinya. Mereka hidup di dalam perkampungan orang Yaman, tetapi kemuliaan keturunan ia yaitu menjadi tebusan kepada kemiskinan. 

Bapak Imam Syafii meninggal dunia dikala ia masih kecil. Ibu ia membawanya ke Mekah di waktu umur ia dua tahun, dan berdasarkan pendapat yang sudah disebutkan di atas umurnya di waktu itu aialah 10 tahun. imam Syafii hidup sebagai seorang anak yatim. 

Ibu Imam Syafii yaitu keturunan Al-Azd, pendapat yang menyampaikan ia dari Quraisy yaitu tidak benar. Nama ibunya ialah Fatimah binti Abdullah Al-Azdiyyah. 

An-Nawawi pernah menceritakan wacana ibu Imam Syafii katanya : bahwa Rasulullah pernah bersabda : Al-Azd ialah singa Allah di bumi ini, banyak dari insan yang hendak menjatuhkan mereka, tetapi tidak diizinkan Allah bahkan Allah meninggikan mereka, dan bergotong-royong pada suatu masa insan akan berkata : Alangkah bertuah jikalau saya seorang Azdi dan alangkah bertuah juga jikalau ibuku seorang Adiyyah. Dan berdasarkan suatu riwayat yang diiwayatkan oleh hadits maukuf yang maksudnya : Raja yaitu dari orang Quraisy, kehakiman dari orang Anshar, jikalau penyeruan adzan dari orang Habsyah, dan amanah dari orang Al-Azd. 

Semasa muda Imam Syafii hidup dalam kemiskinan, sehingga ia terpaksa mengumpulkan batu-batu yang baik, belulang, pelepah tamar dan tulang unta untuk ditulis di atasnya. Kadangkala ia pergi ke tempat-tempat perkumpulan orang banyak meminta kertas untuk menulis pelajarannya.
0 Komentar untuk "Kelahiran Dan Keturunan Imam Syafii"

Back To Top