Di Neraka Ataukah Di Surga?

Manusia dalam kehidupan dunia yang dialaminya, usang atau tidak yaitu untuk didiberi jawaban terhadap sesuatu yang ia lakukan selama hidup. Manusia sebagian dari padanya ada yang mukmin dan sebagian yang lain ada yang menjadi seorang kafir. Ada yang taat dan ada yang durhaka, ada yang melaksanakan kebaikan untuk dirinya dan untuk orang lain dan ada yang berbuat jahat. Karena itu, maka dalam kehidupan sehabis hari selesai zaman sebagian insan yaitu celaka dan sebagian lain yaitu bahagia. Sedangkan orang celaka tempatnya dalam neraka dan yang senang tempatnya dalam surga. Dalam firman Allah surat Hud (11) ayat 105-108 menyatakan bahwa: 

Artinya:"Dikala hari itu hadir, tidak seorang pun yang berbicara, kecuali dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia. Maka adapun orang-orang yang sengsara, maka (tempatnya) di dalam neraka, di sana mereka mengeluarkan dan menarikdanunik nafas dengan merintih, mereka infinit di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali bila Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sungguh, Tuhanmu Mahapelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. Dan adapun orang-orang yang berbahagia, maka (tempatnya) di dalam surga; mereka infinit didalamnya selama ada langit dan bumi kecuali bila Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tidak ada putus-putusnya". 

Kehidupan alam abadi bukanlah terbatas pada hidup rohaniyah atau batiniyah saja, melainkan beliau juga suatu hidup kebendaan dengan seluas-luasnya makna. Sebab sebagaimana sudah dikemukakan, insan di alam abadi nanti diciptakan dan dihidupkan kembali sebagai insan dalam arti selengkapnya, yakni lahir dan batin (psychofisik) yang sesuai dengan dimensi ruang waktu alam akhirat. Maka sudah tentu dengan daya yang lebih luas serta kemampuan yang lebih besar. Maklumlah kampung alam abadi itu berlebihan dalam segala hal, derajatnya lain, sifatnya lain, luasnya, dimensinya lain dari kampung dunia. sepertiyang yang ditetapkan dalam firman Allah swt. surat Al-Isra' (17) ayat 21:

Artinya: "Perhatikanlah bagaimana Kami melebihkan sebagian mereka atas sebagian (yang lain). Dan kehidupan alam abadi lebih tinggi derajatnya dan lebih besar keutamaannya". 

Al-Qur'an mempersembahkan keterangan yang memperkuat bahwa segala sesuatu dalam kehidupan alam abadi bahu-membahu yaitu hidup kebendaan, sanggup disentuh dan disaksikan. 

Ayat-ayat Al-Qur'an yang mulia memutuskan bahwa nirwana memiliki hal kebendaan. Sehingga ia memiliki jarak yang nyata, luas, panjang dan lebar. Lebar nirwana yaitu menyerupai lebamya langit dan bumi, sebab begitu luasnya. 

Firman Allah dalam surat Ali 'Imran (3) ayat 133: 

Artinya: "Dan bersegeralah engkau mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan nirwana yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa". 

Pada surat Az-Zumar (39) ayat 20 Allah swt. berfirman: 

Artinya: "Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, mereka menerima kamar-kamar (di surga), di atasnya terdapat pula kamar-kamar yang dibangun (bertingkat-tingkat), mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Itulah) kesepakatan Allah. Allah tidak akan memungkiri janji(-Nya)." 

Bagaimana pun keadaannya, maka yang demikian yaitu memutuskan bahwa keadaan di nirwana yaitu keadaan kebendaan yang sanggup disentuh, dirasakan, tegak terpancang. Al-Qur'an memutuskan hal menyerupai itu bagi mereka yang memiliki bagian-bagian yang guaka ragam. Karena di mana terdapat orang yang tempatnya paling di bawah dalam neraka. sepertiyang firman Allah dalam surat An-Nisa' (4) ayat 145 menyatakan bahwa: 

Artinya: "Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan engkau tidak akan menerima seorang penolong pun bagi mereka." 

Dari uraian di atas, selain lebih bertambah tebal keyakinan kita wacana hari akhir, sekaligus menghancurkan argumen orang-orang yang salah wacana hari alam abadi yang niscaya tersebut, antara lain: 

Pertama, kelompok insan yang memiliki keyakinan bahwa apabila insan mati, maka tamatlah sejarah hidupnya, dan tidak akan ada hidup sehabis mati itu. Paham ini yaitu paham kaum atheis, atau atheisme. Paham atheis yaitu paham yang tidak percaya kepada adanya Tuhan, dan tidak ada kehidupan sehabis mati. Apabila insan mati, maka jasmaninya akan kembali ke tanah dan akan hancur bersama tanah. Mereka tidak percaya adanya roh yang tetap hidup. Menurut mereka adanya roh dan alam alam abadi tidak sanggup dibuktikan secara ilmu niscaya dan ilmu alam, berdasarkan mereka itu irrasional alias tidak masuk akal. 

Kedua, kelompok insan yang memiliki keyakinan bahwa apabila insan sudah mati akan mengalami kehidupan gres yang disebut reinkarnasi. Reinkamasi artinya perubahan hidup dan bentuk dari seseorang yang sudah mati. Apabila tingkah laris orang tersebut jahat, maka sehabis mati ia berubah dalam bentuk makhluk yang rendah seperti: anjing, babi, batu, kayu, dan sebagainya, atau lahir kembali sebagai insan hidupnya hina. Begitu pula sebaliknya, apabila insan dalam hidupnya di dunia berperilaku baik, maka beliau akan dilahirkan kembali menjadi insan yang lebih mulia. Paham menyerupai ini yaitu paham dari penganut agama-agama yang bukan agama samawi. Mereka tidak mempercayai adanya hari pembalasan di akhirat, di mana seluruh insan akan mendapatkan secara adil pembalasan Tuhan berupa nikmat dan siksa sesuai amal mereka dikala masih di dunia.
0 Komentar untuk "Di Neraka Ataukah Di Surga?"

Back To Top