Apabila harta sudah mencapai nishab atau lebih, dan sudah genap setahun dimiliki, maka wajiblah dizakati dan diserahkan kepada para penerimanya. Pemilik harta itu wajib mengeluarkan kadar zakat yang wajib dikeluarkan ketika itu juga, mabadunga sudah memenuhi dua syarat:
Syarat yang pertama, memungkinkan untuk dikeluarkan, umpamanya harta itu ada di tempat. Tetapi, jika tidak ada di tempat, umpamanya berada di negeri lain, atau dipinjaman oleh seseorang, maka zakat tidak wajib dikeluarkan seketika itu, kecuali bila di tangan pemilik itu ada sejumlah harta pengganti dari yang semestinya dikeluarkan yang masih dipinjaman orang itu, barulah wajib dikeluarkan seketika.
Syarat kedua, adanya golongan-golongan orang yang berhak me-nerima zakat, atau adanya pemerintah atau wakilnya yang bertugas menghimpun zakat. Apabila delapan golongan akseptor zakat yang tersebut dalam al-Qur'an itu -atau yang mewakili mereka- tidak ada, maka bolehlah zakat itu ditangguhkan, bahkan harus ditangguhkan hingga para akseptor itu ada.
Akibat Penangguhan Penyerahan Zakat
Apabila kedua syarat tersebut di atas sudah terpenuhi, tetapi pemilik harta itu tetap menangguhkan juga pengeluaran zakatnya, maka alhasil ada dua hal:
Pertama, berdosa. Karena berarti beliau menahan harta orang-orang fakir tanpa alasan, dan itu haram, kecuali apabila penangguhan itu di-sebabkan menunggu seorang kerabat, atau tetangga, atau seseorang yang paling membutuhkan di antara orang-orang yang ada, dengan syarat dengan adanya penangguhan ini mereka yang sudah ada tidak menderita fokus dan semakin kelaparan dan sengsara. Kalau demikian halnya maka mutlak berdosa.
Kedua, menjamin. Maksudnya, hak orang-orang fakir dan para pe-nerima lainnya, yang asalnya berkenaan dengan harta zakat itu sendiri, sekarang berubah kaitannya dengan jaminan pemilik harta. Artinya, beliau sekarang menjamin^hak mereka, hingga sekalipun hartanya itu binasa seluruhnya, umpamanya. Karena berarti beliau sudah lalai, disebabkan oleh penangguhan, yang untuk itu beliau tidak punya alasan. Oleh kaena itu, beliau harus bertanggung balasan atas kelalaiannya itu, demi memelihara kemaslahatan para akseptor zakat, walaupun penangguhannya itu lantaran menunggu orang-orang yang tersebut tadi.
Wakil Menangguhkan Pembagian Zakat Kepada Para Penerimanya
Dari keterangan di atas jelaslah bagi kita, bahu-membahu apabila se-seorang mewakilkan orang lain untuk membagikan zakat hartanya, sedang beliau sudah membayarkan kepadanya kadar zakat yang wajib dibayarkannya, dan orang-orang yang berhak menerimanya pun ada, maka wakil itu dilarang menangguhkan pembayarannya kepada mereka. Dan jika hal itu hingga terjadi, maka wakil itu berdosa, di samping harus menjamin.
Dan di sini, kami ingin mengingatkan para pengurus badan-badan sosial wacana hal ini, dan ingin kami terangkan kepada mereka, bahwa menyimpan sejumlah harta zakat -yang dibayarkan kepada mereka oleh para pemilik harta- sebagai deposito berjangka bagi rekening tubuh itu, atau dalam kasnya, dan begitu pula menyimpan beberapa jumlah lainnya untuk dibayarkan kepada mereka yang berhak menerimanya dalam tahun itu sebagai sumbangan bulanan, ialah tidak diizinkan Syara" dan berperihalan dengan apa yang sudah diputuskan dalam Syari'at Allah Ta'ala, wacana kewajiban menunaikan hak kepada yang berhak menerimanya sempurna ketika saatnya sudah tiba, dan juga berlawanan dengan hikmat disyari'atkannya zakat, yang tujuannya mencukupi kebutuhan orang fakir dan siapa pun yang serupa dengannya, dengan cara didiberi sejumlah harta yang diperlukan sanggup memmenolongnya mempersiapkan pekerjaan yang layak, yang ialah sumber rizki permguan baginya. melaluiataubersamaini demikian, namanya akan terhapus dari daftar kaum fakir dan melarat, pindah ke daftar para pemdiberi infak, menolongan dan sedekah. Kita dilarang bertanggung balasan wacana tindakan apa pun yang akan dilakukan oleh seorang mukallaf akseptor zakat berkenaan dengan haknya itu, selagi beliau sudah baligh, berakal dan sadar, dilihat dari lahirnya.
Dan dengan demikian, sekali lagi kami ingatkan para pengurus badan-badan sosial yang berhati nrimo itu, biar tidakboleh hingga terjerumus ke dalam pelanggaran ini, supaya pahala mereka di sisi Allah sanggup selamat dan amal mereka tidak dibatalkan, atau biar perjuangan yang sudah mereka keluarkan dalam melayani kaum gulung tikar tidak hilang sia-sia.
Tag :
Ilmu Zakat dan Sedekah
0 Komentar untuk "Bolehkah Penyerahan Zakat Ditunda/Ditangguhkan?"