"Ajarilah anak-anakmu ihwal seks atau dalam bahasa lainnya yaitu pendidikan ihwal seks", inilah simpulan teriakan yang terdengar di dunia Islam. Ketika kita membaca dan mendengar teriakan ini, maka pribadi mengingatkan kita pada perkataan Abu Nuwas ketika ia mau meminum jamunya seraya berkata :
Engkau harus meninggalkan mencaci aku, lantaran cacian yaitu rayuan
dan berobatlah dengan sesuatu yang sebetulnya yaitu penyakit.
dan berobatlah dengan sesuatu yang sebetulnya yaitu penyakit.
Selain itu, perkataan 'Asya ketika berkata :
Sekali saya minum dari gelas yang penuh kenikmatan
Dan dalam peluang lain saya harus minum lagi untuk mengobati.
Sekali saya minum dari gelas yang penuh kenikmatan
Dan dalam peluang lain saya harus minum lagi untuk mengobati.
Berobat dengan arak akan menambah kecanduan terhadap arak, mengobati seks dengan seks akan menambah dorongan seksualitasnya dan mengobati orang yang sakit dengan banyak makan akan menambah nafsu makannya hingga mati.
INI pembicaraan terkena tirai seksualitas di Negara-negara muslim. Dan semoga teriakan ini bukan berasal dari hasil pemikiran ilmuwan besar kita namun spesialuntuk yang hadir dari Barat dan yang sudah hancur. Sebenarnya, problem ini yaitu spesialuntuk problem waktu yang menunggu hilang atau matinya peradaban materialisme.
Suatu hal yang sungguh guah, bahwa teladan "kasih akung" di dunia ini baik pemikiran ataupun realitas yaitu bentuk kasih akung yang diambil dari Barat. Dan kasih akung itu yaitu bentuk kasih saying yang sudah usang. melaluiataubersamaini demikian maka kita memulai sebagaimana mereka sudah memulai dan bukan kita memulai sebagaimana mereka sudah berakhir. Seakan-akan, pada ketika ini kita sudah menaklukkan angkasa luar, membuat bom nuklir dan lebih maju di bidang kemanusiaan, dan tidak tertinggal juga yaitu pendidikan seks.
Hasil-hasil yang disesalkan di negara-negara yang menganut paham seks bebas:
Di Swedia, belum dewasa berguru seks semenjak usia tujuh tahun hingga enam belas tahun. Apa yang terjadi?
Di sana, setiap gadis sanggup memanggil seorang cowok mana saja yang ia inginkan ke rumahnya dengan sepengetahuan ayah, saudara-saudara dan saudari-saudarinya. Dan selanjutnya, persentase ijab kabul menurun, kelahiran anak di luar nikah mengalami peningkatan dalam jumlah yang besar, hasil penelitian yang menyeramkan menawarkan bahwa tingkat bunuh diri dan penyakit gila semakin bertambah, klinik penyakit hati sudah berkembang menjadi rumah sakit jiwa dan akal.
Apakah pendidikan seks sudah berhasil-wahai para pemimpin-dalam menyelamatkan para generasi muda dari penyimpangan seks dan meluruskan pemahaman mereka ihwal seks dan menyalurkan dorongannya sesuai dengan jalannya yang benar, atau justru pendidikan seks ini ialah kayu bakar yang menjerumuskan mereka ke dalam neraka syahwat yang senantiasa berkata "apa ada yang akan menyusul?"
Hakim Ben Lindsey yang didiberi peluang leluasa untuk mereview susila generasi muda Amerika, lantaran kedudukannya sebagai ketua mahkamah kriminalitas belum dewasa (Juvenile Court) di Denver, menulis dalam bukunya "Penyimpangan generasi muda sekarang" (Revolt of modern youth): "Anak-anak di Amerika sudah cukup umur sebelum waktunya dari usia yang masih sangat muda dan dorongan seksualitas mereka sudah sangat tinggi." Hakim ini juga sudah menganalisa ihwal keadaan 312 belum dewasa perempuan dengan memakai metode sampling. Dari penelitian itu sanggup diketahui bahwa 255 anak perempuan di antara mereka sudah cukup umur dalam usia antara 11 dan 13 tahun. Pada diri mereka sudah nampak gejala keinginan untuk melaksanakan korelasi seksual, kebutuhan-kebutuhan seksualitas dan kebutuhan-kebutuhan fisik lainnya yang biasanya tidak terdapat pada belum dewasa yang berusia 18 tahun atau di bawahnya.
Doktor Edith Hooker, dalam bukunya yang berjudul "Hukum-hukum seks" (Laws of Seks) juga sebut, "Tidak abnormal lagi bahkan pada orang-orang yang berpendidikan sekalipun, bahwa anak anak perempuan yang sudah berusia tujuh atau delapan tahun sudah berkawan secara intim dengan anak laki-laki. Mereka selalu mengotori dirinya dengan perzinaan."
Dalam problem ini, seorang penulis Amerika berkomentar, "Kondisi kehidupan kebanyakan orang kini sangat jauh sekali dari fithrah. Kondisi ini sudah membuat para cowok dan pemudi mencicipi getaran cinta dalam jiwa-jiwa mereka semenjak usia lima belas tahun. Ini yaitu suatu perjalanan yang sangat buruk, lantaran kecintaan pada masalah-masalah seksual yang tumbuh dalam diri mereka sebelum waktunya terkadang berdampak tidak baik bagi mereka. Bahkan, dampak ini selamanya akan kembali kepada mereka dengan dampak yang lebih buruk dari yang didapatkannya. Minimal, belum dewasa perempuan yang masih berusia belum dewasa akan melarikan diri dengan kawan-kawannya atau berkeluarga dalam usia yang masih muda. Jika mereka gagal dan kecewa dalam bercinta, maka mereka akan bunuh diri.
Tentang buku-buku seks yang dipelajari di sebagian sekolah-sekolah di Inggris, surat kabar "Tribuun" menyampaikan, "Anak-anak yang berusia delapan tahun sudah mendapat pendidikan seks pada sebagian sekolah kesukaan di Inggris."
Ada lima buku ihwal seks yang tidak sama satu sama lainnya dalam hal tingkatannya. Sejak usia ini, anakdidik pria dan anakdidik perempuan berguru ihwal kandungan pada insan dan hewan.
Pada buku kedua dan ketiga khusus untuk anakdidik-anakdidik yang berusia sepuluh tahun hingga empat belas tahun. Kedua buku itu mengajarkan perbedaan antara pria dan perempuan.
Buku yang keempat dan kelima, keduanya mengajarkan penyakit-penyakit kelabuin dan tanggung jawaban masyarakat terhadap seksualitas dan ihwal penyimpangan seks. Kemudian, bagi mereka yang berusia di atas enam belas tahun, mereka akan diajarkan "cara-cara menghindari kehamilan."
INI salah satu macam bentuk kebudayaan seksualitas yang sebagian dari kita ingin membekali anak-anaknya dengan pendidikan semacam ini. Bahkan, sebagian yang lain beropini lebih dari itu seraya berkata kepada tiruana orang tua, "Tidak mengapa seorang bapak itu mengganti pakaiannya di depan anak perempuannya yang masih kecil tapi sudah tahu apa arti aurat."
Marilah kita melirik ke negara Inggris yang sudah hingga pada tingkatan di atas. Hal itu untuk melihat "kajian kewanitaan" yang keluar dari lubuk hati orang-orang Inggris guna menyerang pendidikan seks dan menolaknya dengan keras, alasannya yaitu dampaknya sangat berbahaya bagi generasi muda di sana.
Sebuah surat kabar yang biasa mempromosikan buku menyampaikan, "Di London sudah terbit sebuah buku gres yang mempunyai imbas besar bagi orang tua. Buku itu mengajak untuk menolak pendidikan seks bagi belum dewasa mereka di sekolah-sekolah. Buku ini juga mengajak untuk kembali kepada keutamaan dan kepada prinsip-prinsip klasik, mengajak para gadis untuk menghormati dirinya dan menjauhi gelombang permisif (hidup serba boleh) yang sudah mendominasi negara-negara Barat dalam waktu yang cukup lama.
Buku itu menyampaikan:
"Akan lebih mulia bilamana seorang pria berpikir bahwasannya ia harus berkeluargai gadis yang bukan "sisa" orang lain. Namun ada sebuah ungkapan bahwa yang "ngetrend" kini yaitu mempelajari seks, kebebasan membicarakannya serta kebolehan mempraktekkannya. Padahal, perkiraan ini sebetulnya spesialuntuklah banyolan dan senda gurau belaka.
Buku ini dikarang oleh dua orang perempuan, yaitu Doktor Margaret Wet dan Jguat Kid. Keduanya mengajak tiruana gadis untuk menolak tiruana permintaan pria yang sudah tercium baunya akan membawa kepada peristiwa kehidupan. Keduanya mengajak tiruana orang bau tanah untuk mengajari anak-anaknya semenjak kecil untuk merasa malu membicarakan masalah-masalah seks dan mengajak untuk menjauhi gelombang menghancurkan yang bernamakan "kecintaan untuk mengembangkan pendidikan seks di sekolah-sekolah yang dalam kenyataannya sudah dimulai di beberapa sekolah Eropa."
Buku itu juga mengantisipasi fase berbahaya dalam kehidupan gadis-gadis, yakni fase-fase remaja.
Ketika seorang gadis berusia enam belas tahun, ia akan merasa kesusahan untuk mengambil keputusan yang niscaya dalam menghadapi masalah-masalahnya. Biasanya, ia akan tersesat dan berbuat berdasarkan perasaannya dan bukan berdasarkan akalnya.
Kedua pengarang ini berkata dalam bukunya yang berjudul "Ajaran seksualitas yang benar", Semua orang bau tanah harus mendekati anak-anaknya dengan cara yang menciptakannya lebih mudah di percaya dan mudah diterima akal. Selain itu juga, mereka harus berusaha menanamkan dalam diri mereka suatu pelajaran yang mengganti kekhawatirannya terhadap kehidupan seksualitas dengan menyukai kemembersihkanan dan kesucian guna mempersiapkan kehidupan rumah tangga yang lebih baik. Dan mereka juga harus diyakinkan bahwa kebebasan dari nilai-nilai susila itu tidak akan memdiberi peluang untuk saling percaya di antara dua jenis kelabuin yang tidak sama (laki-laki dan perempuan).
Buku itu sebut, "Ada seorang gadis yang terjerumus untuk mencoba menyayangi seorang pemuda. Dan ceritanya ini sudah hingga kepada orang tuanya, namun ia menyembunyikan keadaannya. Akibat dari hal itu, ia mengalami kesusahan sendirian dan balasannya ia terjerumus ke dalam kehidupan yang melenyapkan kehormatan, baik kehormatan dirinya sendiri maupun kehormatan orang lain.
Dalam problem ini kita sanggup menemukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan pelajaran simpel kepada umatnya bahwa para cowok muslim harus mengambarkan jati dirinya dan harus didiberi peluang untuk mengekspresikan jiwanya melalui perbuatan-perbuatan yang bernilai mulia.
Para pengganti Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga sangat memperhatikan pedoman ini, sehingga mereka benar-benar memuliakan pemuda, menghargai pemikirannya dan menyertakan mereka dalam mengambil keputusan untuk pekerjaan-pekerjaan yang sangat penting dan mulia.
Ibnu Syihab Az-Zuhri berkata kepada para pemuda:
Ibnu Syihab Az-Zuhri berkata kepada para pemuda:
"Majelis 'Umar radhiyallaahu anhu selalu dipenuhi oleh para ulama dan para penghafal A1 Qur’an baik yang bau tanah maupun yang muda, hal ini dilakukan semoga bisa meminta pendapat dari mereka. 'Umar berkata : Seseorang tidakboleh menghalangi orang lain untuk mengemukakan pendapatnya, lantaran pendapat itu tidak dilihat dari muda atau tuanya usia, namun pendapat itu yaitu suatu urusan yang didiberikan oleh Allah kepada siapa saja.
Dan 'Umar juga berkata, "Kamu sekalian harus memperhatikan pendapat belum dewasa muda dan harus mengajaknya bermusyawarah lantaran mereka mempunyai kecerdasan yang bisa menghasilkan keputusan yang baik."
Benar dan tidak guah dalam problem itu.
Pendapat seorang cowok dan pemikirannya, ialah pemikiran yang cerdas dan tajam lantaran belum tercemar oleh kehidupan yang menciptakannya lemah.
Seorang cowok dengan pikirannya yang polos dan dengan ruh keimanan yang menyala-nyala dalam jiwanya, ia tidak akan mengenal takut dan galau, ruhnya ialah ruh yang selalu siap untuk maju bukan untuk mundur, menghadap bukan membelakangi dan sanggup menghadapi ancaman dalam kehidupan hingga titik darah penghabisan.
Oleh lantaran itu, dengan pemikiran dan aqidahnya, ia sanggup membangunkan ummat dari pulasnya dan bisa menggerakkan impian untuk menuju masa depan yang lebih baik.
Pemberontakan seorang cowok Ibrahim terhadap berhala-berhala yang dijadikan tuhan dan menghancurkannya, tidak lain spesialuntuklah pemikiran gres yang membangunkan orang-orang yang pulas dan menyadarkan orang-orang yang terlena bahwa spesialuntuk Allah-lah yang patut disembah.
Penolakan cowok A1 Kahfi atas berhala-berhala yang kokoh, juga tidak lain spesialuntuklah ialah penolakan atas pemikiran-pemikiran yang busuk dan rusak serta untuk menghidupkan fithrah yang gres dimana panjinya dibawa oleh para pemuda.
"Kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kalau demikian (menyeru kepada selain Allah), kami sudah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran. (QS. Al Kahfi (18):14)
"(Tetaplah atas) fithrah Allah yang sudah membuat insan berdasarkan fithrah itu. Tidak ada perubahan pada fithrah Allah (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan insan tidak mengetahui (Qs. Ar-Ruum (30): 30)
Selama seorang penulis menyimpan gambar telanjang di jilid buku atau menyimpan banyak sekali pemandangan organ badan pria dan perempuan, menyimpan gambar selaput vagina perempuan atau gambar alat-alat pencegah kehamilan, maka mereka akan selalu mengira bahwa hal itu akan menyelamatkan cowok dari kebodohannya ihwal seks atau akan memecahkan masalah-masalah seksualitas.
Mereka memberikan dalam buku-buku dan majalah-majalahnya teladan tulisan-tulisan yang menerangkan bahwa para cowok tengah mengalami kelainan seks, masyarakat sudah berbuat jahat kepada mereka dan mereka ialah korban kebodohan seksualitas
Dan kami menasehatkan kepada para propaganda pendidikan seks dengan citra yang terlampau, khususnya doktor-doktor dalam bidang seks, bahwa mereka akan terjerumus ibarat "Sigmund Frued" yang menyamakan antara keadaan orang-orang yang sakit dengan orang-orang yang sehat.
Benar, ada cowok yang mempunyai penyakit-penyakit yang bekerjasama dengan seksualitas dan penyakit ini ialah keadaan khusus yang harus diobati oleh seorang andal seks, dan mereka mempunyai penyakit-penyakit ini bukan lantaran kekurangtahuan ihwal seks ini.
Jika kita mereview "Pendidikan Seks" dengan banyak sekali asumsi-asumsi, dan kita mengajarkannya kepada anakdidik pria dan perempuan, apakah seorang propaganda pendidikan seks akan bisa menjamin kepada kita bahwa para cowok dan pemudi kita tidak akan melaksanakan percobaan untuk membuka diam-diam yang selalu memenuhi pikirannya dan mengisi khayalannya, terutama dalam kondisi yang menyeramkan ibarat kini ini, di mana segala sesuatu akan mendekatkan kepada problem seks dan mendorong kearah perbuatan itu, apalagi didukung dengan gampangnya jalan untuk mendapatkannya.
Dari pemaparan yang terlampau kita sudah mengetahui apa akhir dari lingkungan yang selalu membangkitkan gairah dan bagaimana keadaan belum dewasa yang sudah cukup umur sebelum waktunya dewasa. Hal itu dikarenakan kuatnya cara-cara yang menyeramkan dan maraknya banyak sekali kegilaan dan kejelekan-kejelekan yang memenuhi telinga dan penglihatan serta hati belum dewasa dan orang-orang dewasa. Bagaimana berdasarkan kalian kalau hal itu cukup menjadi sebuah pelajaran?
0 Komentar untuk "Pandangan Islam Ihwal Pendidikan Seks"