Adapun ihwal teladan berpolitik yang baik, dia (Nabi Muhammad) sudah menjadi pola untuk umat manusia, baik bagi masyarakat kecil atau luas, Mu'min atau kafir, awam atau orang khusus. Rasulullah sudah didiberi keberhasilan dalam setiap sesuatu, lantaran dia sudah dikaruniai sopan santun yang mulia, berpolitik secara baik, dan meletakkan segala permasalahan secara proporsional.
Di bawah ini akan dicantumkan salah satu pola agung dari aneka macam pola yang sudah dicetak di dalam sejarah, biar kita mengetahui tata politik yang bijak, yang sesuai dengan kecer¬dikan dan sopan santun yang agung:
"Sesudah perang Hunain, Rasulullah saw. mempersembahkan ghanimah kepada bangsa Quraisy dan kabilah-kabilah Arab lainnya, dan tidak sedikit pun dia memdiberi kepada kaum Anshar, sehingga timbul pembicaraan di kalangan mereka. Salah seorang ada yang berkata, "Demi Allah, Rasulullah saw. sudah menemukan kaumnya!" Wahai segenap kaum Anshar, apa yang kalian bicarakan sehingga hingga ke pendengaranku, belum sempurnanya apakah yang kalian rasakan pada diri kalian? Aku sudah hadir kepada kalian saat kalian dalam kesesatan, maka Allah memdiberi hi¬dayah kepada kalian? Bukankah kalian lampau fakir? kemudian Allah mengakibatkan kalian kaya? Bukankah lampau kalian saling bermusuhan, kemudian Allah menyatukan hatimu? Kaum Anshar berkata, "Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya sudah memdiberi kami karunia yang tak terhingga!" Kemudian Rasulullah saw. bersabda, "Tidakkah kalian balas, wahai kaum Anshar?" Maka mereka berkata, "melaluiataubersamaini apa kami membalas, sedang karunia ialah semata-mata milik Allah dan Rasul-Nya!" Rasulullah saw. bersabda, "Demi Allah, kalau kalian kehendaki, pasti kalian berkata, dan jujur dalam perkataan kalian, bahkan perkataan kalian dibenarkan. Kamu sudah hadir kepada kami dalam keadaan dusta, maka kami sudah benarkan engkau, dalam keadaan tak seorang pun yang menolong. Maka, kami sudah tolong engkau dalam keadaan terusir, sehingga kami lindungi saat engkau dalam keadaan aniaya. Kemudian, kami diberi engkau pola yang baik. Apakah kalian, wahai orang-orang Anshar, mendapat sesuatu yang saya himpun suatu kaum biar masuk Islam dan menyerahkan kalian kepada Islam? Apakah kalian tidak rela orang-orang pergi dengan domba dan unta, serta mengembalikan Rasulullah kepada pelana dan kuda kalian? Demi Yang Melindungi jiwa Muhammad! Jika bukan lantaran hijrah, pasti saya menjadi salah seorang kaum Anshar. Jika orang-orang menelusuri sebuah jalan, dan kaum Anshar menelusuri jalan lain, pasti saya akan menelusuri jalan kaum Anshar. Ya Allah, diberilah kaum Anshar rahmat. Kasihanilah belum dewasa dan cucu cicit kaum Anshar! Maka, menangislah mereka sehingga janggut mereka basah. Mereka berkata, "Kami rela dengan keputusan Rasulullah". Kata-kata jujur dan tulus, yang keluar dari hati Rasulullah saw., yang diterjemahkan oleh lisannya sudah menundukkan hati kaum Anshar, dan meninggikan jiwa mereka ke tingkatan para Malaikat, membunuh fitnah yang bercokol dalam buaian¬nya, menggerakkan jiwa untuk mengetahui yang hak dan bijaksana.
Kata-kata ini menunjukkan kepada kita, bagaimana Rasulullah saw. menyatukan orang-orang di bawah maslahat Islam yang luhur. Membela dan mengagungkan Islam, menyatukan pemeluknya di bawah naungan kedamaiannya, sehingga tercapai kesatuan kaum Muslimin di bawah naungan tauhid dan panji Islam.
Jika Rasulullah saw. tidak mempunyai sifat luhur ini, kalau Allah tidak mengaruniakan kepadanya kecerdasan dan keahlian berpolitik, tentunya dia tidak akan bisa mendirikan Daulah Islam di Madinah, bahkan jazirah Arab tidak akan tertaklukkan dengan kecintaan dan kepatuhan.
Dan bagaimana Rasulullah saw. tidak menjadi teladan yang baik dalam keahlian berpolitik dan kemuliaan perlakuannya, sedang dia ialah yang menjalankan perintah Tuhannya dalam politik yang digariskan Allah. Dengarkan peringatan Allah kepada Rasul-Nya:
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah engkau berlaku lemah- lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekeliling¬mu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila engkau sudah membulatkan tekad,maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah me¬nyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Q.S. 3:159)
Tag :
Warisan Rasulullah
0 Komentar untuk "Contoh Keteladanan Nabi Dalam Berpolitik"