Mendidik Anak Mengerjakan Puasa Sunnah

Melanjutkan bahasan wacana mendidik, mengikat anak dengan amalam dan pekerjaan sunnah. Berikut ini yaitu amalan puasa sunnah yang hendaknya diikatkan dan diajarkjan kepada anak untuk tujuan mendidik anak dari segi keimanan dan spiritual anak. 

Amalan sunnah yang Asal mula puasa sunat yaitu dari apa yang diriwayatkan Muslim dalam Shahih-nya dari Abu Sa'id Al-Khudri ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:

مَامِنْ عَبْدٍ يَصُوْمُ يوْمًا فِيْ سَبِيْلِ اﷲِ إِلاَّ بَاعَدَ اﷲُ بِذَلِكَ الْيَوْمِ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِيْنَ٠

"Setiap orang yang puasa satu hari sebab Allah, maka Allah akan menjauhkannya dari neraka sejauh 70.000 musim".

Macam-macam puasa sunah yang dianjurakan dan hendaknya diajarkan dan diikatkan kepada anak antara lain :

Puasa sunnah hari 'Arafah. 

Seperti diriwayatkan Muslim dari Abu Qatadah bahwa Rasulullah saw. bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَرْفَةَ اُحْتُسِبَ عَلَى اﷲِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِيْ بَعْدَهُ٠

"Puasa hari 'Arafah dihitung oleh Allah sebagai penghapus dosa tahun kemudian dan tahun sesudahnya yang akan hadir".

Puasa sunnah Hari 'Asyura dan Tasu'

Yaitu pada hari kesem­bilan dan kesepuluh bulan Muharram, menyerupai diriwayatkan Muslim dari Qatadah :

صِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ اُحْتُسِبَ عَلَى اﷲِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِيْ بَعْدَهُ٠

"Puasa hari 'Asyura dihitung oleh Allah sebagai penghapus dosa tahun kemudian dan tahun sesudahnya (yang akan hadir)".

Ibnu Abbas meriwayatkan dari Rasulullah saw. bahwa dia bersabda:
   
لَئِنْ بَقِيَتُ إِلَى قَابِلٍ لأَصُوْمَنَّ التَّاسِعَ٠

"Jika saya masih hidup pada tahun yang akan hadir pasti saya akan puasa pada hari kesembilan (dari bulan Muharram)".

Dan sanggup digabungkan kepada 'Asyura hari kesebelas dari bulan itu, menyerupai akan disebutkan dalam riwayat Imam Ahmad. Hikmah puasa ini yaitu menawarkan perperihalan dengan Yahudi, biar umat Islam, ibadahnya tidak sama dari mereka. Imam Ahmad meriwayatkan dari Rasulullah saw. bahwa dia bersabda:

صُوْمُوْا يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ ٬ وَخَالِفُوْا الْيَهُوْدَ ٬ وَ صُوْمُوْا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْيَوْمًا بَعْدَهُ٠

"Puasalah kalian pada hari 'Asyura, dan tidak samalah kalian dengan Yahudi. Dan puasalah sehari sebelum atau sehari se­sudahnya".

Puasa sunnah Enam Hari di Bulan Sypertama. 

Seperti diriwayatkan Muslim dari Abu Ayub Al-Anshari ra. bahwa Rasulullah saw. ber­sabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ٬ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ٠

"Barang siapa puasa bulan Ramadhan, kemudian diikuti puasa enam hari dari bulan Syawwal, maka puasanya itu sama dengan puasa sepanjang masa".

Puasa Tiga Hari Putih.)

Seperti diriwayatkan At- Tirmidzi dari Abu Dzar ra., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda:

إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ  فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ ٬ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ٬ وَخَمْسَ عَشْرَةَ٠

"Jika engkau ingin berpuasa di antara sebulan sebanyak tiga hari, maka puasalah pada hari ketigabelas, keempatbelas dan kelima belas".

Puasa sunnah Hari Senin dan Kamis. 

Seperti diriwayatkan At- Tirmidzi bahwa Rasulullah saw. senantiasa puasa Senin dan Kamis, dan pernah dia ditanya wacana itu maka dia bersabda:

تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِشْنَيْنِ وَالْخَمِيْسِ ٬ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِيْ وَأَنَا صَائِمٌ٠

"Amal perbuatan insan dilaporkan pada hari Senin dan Kamis, maka saya ingin amal perbuatan saya dilaporkan pada ketika saya sedang berpuasa".

Puasa sunnah Sehari-Berbuka sehari. 

Puasa ini yaitu puasa Nabi Daud as., menyerupai diriwayatkan Al-Bukhari dari Abdu'1-Lah bin Umar ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda kepadanya:

صُمْ يَوْمًا وَأَفْطِرْ يَوْمًا فَذَلِكَ صِيَامُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ٬  وَهُوَ أَفْضَلُ الصِّيَامِ٠

"Berpuasalah satu hari dan berbukalah pada hari diberikutnya, maka yang demikian itu yaitu puasanya Nabi Daud Alaihi 's-Salam. Dan itu yaitu puasa yang paling utama".

Dan puasa pada hari dan bulan-bulan lainnya yang ada ke­tetapannya dalam Sunnah Nabawiah.

Siapa pun melaksanakan puasa Sunat, baginya boleh berbuka, tetapi wajib meng-qadha’.

Demikianlah ibadah-ibadah sunat yang disyari'atkan dalam Sunnah Nabawiah. Ia termasuk amal saleh yang paling mulia untuk mendekatkan hamba kepada Allah 'Azza wa Jalla, yang mengokohkan dalam jiwanya perasaan takwa, ketenteraman keyakinan dan manisnya iman.

Karenanya, hendaknya kita berusaha untuk memdiberi teladan yang baik kepada anak-anak dan keluarga kita biar melaksanakan shalat dan puasa sunnah. Pertama-tama, kita sendiri yang melaksa­nakannya. Kemudian, mereka akan menjiplak dan mengikuti kita. Sesudah mempersembahkan teladan yang baik ini, tanpa segan-segan kita sanggup mempersembahkan nasihat dengan baik kepada mereka. Karenanya, ketika kita menyerukan biar mereka mengerjakan ibadah sunnah, dengan serta merta mereka akan mentaati permintaan kita, dan hendaknya kita senantiasa memperhatikan penerapan­nya pada waktu dan hari tertentu.

Mengikat anak dengan ibadah sunnah ini ialah faktor penting dalam upaya membentuk ruhani dan keimanan anak, mempersiapkan moral dan spiritualnya. Bahkan ia yaitu yang menumbuhkan sifat-sifat ikhlas, takwa, rasa muraqabah Allah 'Azza wa Jalla, mengingat keagungan Allah swt., dalam aneka macam situasi dan kondisi.

Jika kita melaksanakan tiruana ini, maka kita akan hingga pada tujuan yang diperlukan dalam menjalin ikatan ruhani ter­hadap anak.
0 Komentar untuk "Mendidik Anak Mengerjakan Puasa Sunnah"

Back To Top