Diceritakan ada yang bertanya pada Aristoteles bagaimana anda mengetahui manusia? Ia menjawaban: Maka tanyakanlah apa yang dibaca dan bagaimana ia membaca?
Ingatlah, sebetulnya macam-macam bacaan dan metode membaca ialah penggalan terbesar dari kepribadian manusia. Diketahui bahwa kebanyakan dari kita yakni sering membaca, namun sangat diakungkan sekali kita tidak melihat hasil dari banyaknya membaca; baik dalam metode-metode maupun kajian-kajian ilmiah. Hal ini tentu saja berpertama pada metode bacaan yang salah dan terpecah-pecah.
Kembali kepada pertanyaan pertama: Apa yang saya baca? Tentu saja kita tidak membatasi anda dengan bacaan-bacaan tertentu dan topik-topik tertentu pula. Jika tidak demikian, maka kita akan menjadi menyerupai orang yang ingin membuat suatu acuhan bagi tiruana insan dan kesudahannya menjadi satu teks yang samar di sebuah kitab, sebagaimana cara-cara yang didiberikan oleh masukana-sarna informasi.
Pertama-tama, mulailah dengan membaca buku-buku pengetahuan umum baik wacana agama, ilmu pengetahuan maupun etika. Di hadapan kita kini sudah berderet buku-buku pengetahuan umum ini. Akan tetapi kita akan meninggalkan ketiruananya itu lantaran perasaan dan pilihan anda atau lantaran mengikuti pengajar atau penjaga perpustakaan anda. Dari bacaan-bacaan tersebut mungkin anda tidak bisa memahaminya atau mungkin anda sanggup mengungkap pengetahuan pada pelajaran lebih tinggi yang mungkin bisa anda pelajari. Yang terpenting yakni anda mau memulainya untuk membaca.
Tidak diragukan pula bahwa dengan bacaan-bacaan anda terhadap buku-buku yang luas ini anda akan mencicipi adanya pengetahuan baru. Dan anda akan mencicipi bahwa dengan bacaan itu sudah membuahkan gaya bahasa pada tulisan-tulisan dan diskusi-diskusi anda. Bahkan, tidak spesialuntuk dilembar-lembar makalah sekolah maupun universitas anda saja, tetapi pada tiruana aspek kehidupan. Kemudian lihatlah pemdiberitahuan ulama-ulama atau sastrawan-sastrawan dan para pemikir di sekitar anda, apakah ungkapan-ungkapan mereka itu benar-benar sudah pada tempatnya.
Jawabannya yakni membaca, kemudian membaca, kemudian membaca.
Upaya untuk membaca buku-buku umum ini harus dilanjutkan, sehingga anda memiliki bacaan yang baik. Akhirnya anda bisa menemukan sendiri kecenderungan anda pada bacaan-bacaan tertentu. Akan tetapi, hal ini bukan berarti boleh menyepelekan aspek pengetahuan yang lain.
Dan sebelum meneruskan membaca banyak sekali macam pengetahuan, sebaiknya anda mendalami bacaan-bacaan agama yang dimulai dengan bacaan-bacaan aturan Islam dengan segala macam perbedaannya. Bagaimana mengatasi masalah-masalah moderen?. Hal ini tidak mengharuskan bahwa anda harus memiliki pengetahuan mendalam menyerupai pemuda muslim yang ingin mengarungi arena pengetahuan yang luas, lantaran tidak setiap yang ditulis ,atau dicetak itu menjadi suci secara mutlak baginya. Dan di dunia ini, anda juga akan menemukan keasingan, keajaiban maupun keguahan-kguahan pemikiran yang mustahil menjaga anda dari keterjerumusan selain perasaan Islam yang didapat dari penelaahan agama yang anda lakukan. Dan perasaan ini, apabila diumpamakan sebagai makanan bagi pikiran, maka beliau bisa melawan musuh dari penyakit-penyakit pikiran.
Demikian pula sebuah nasehat kepada kita supaya menjauhi banyak sekali macam buku murahan, lantaran ia bisa merusak pikiran, menyia-nyiakan waktu dan mencerai beraikan kemampuan anda untuk sesuatu yang tidak bemanfaat
Dan sampailah kita pada jawabanan atas pertanyaan kedua, bagaimana saya membaca?
Di sini diperlukan kebulatan tekad, dan ketahuilah, gampang-gampangan Allah memdiberi taufik kepada kita bahwa perumpamaan orang yang membaca tetapi tidak mengingat bacaannya itu menyerupai orang yang melempar kerikil di atas air, atau orang yang meniup di atas bubuk atau orang yang memutari lingkaran yang kosong
Ada perumpamaan wacana orang-orang yang terus menerus membaca tetapi mereka tidak memperoleh sesuatupun yang bisa diingat, alasannya yakni pengetahuan itu melupakan penggalan yang satu dengan penggalan yang lain. Apabila masih ada yang tersisa di otak mereka, hal itu tidak akan mempersembahkan sesuatu bagi pemiliknya dan tidak memmenolongnya saat dicari.
Para pujangga Arab sudah mengulang-ulang metode ini. Umar radhiyallaahu 'anhu berkata: Ikatlah ilmu dengan tulisan. Al Khalil bin Ahmad sudah berkata: Saya tidak mendengar sesuatupun kecuali saya menulisnya. Dan saya tidak menulis sesuatupun kecuali menghafalnya. Dan aku tidak menghafalkan sesuatupun kecuali ia bermanfaa bagiku.
Berikut ini akan dipaparkan kepda anda dua metode yang tidak wajib untuk diikuti, akan tetapi hal itu ialah pengajaran dengan metode-metode diberikut:
Metode pertama yakni metode "inti sari bacaan" yaitu apabila anda selesai membaca buku-buku apapun, anda kemudian meringkasnya dalam catatan khusus atau di hadapan beberapa tujuan yang terangkum pendapat-pendapat anda dengan terang dan benar.
Pembaca harus mempersiapkan catatan khusus untuk setiap cabang pengetahuan. Sebagai pola yakni membuat catatan khusus untuk pengetahuan agama, kedua untuk pengetahuan kedokteran, ketiga untuk syair, keempat untuk hukum, kelima untuk ungkapan-ungkapan yang indah dan seterusnya.
Sebuah masukan yang mewajibkan bagi anda yakni untuk membaca sebuah buku dan merangkum pengetahuan-pengetahuan tersebut tiruananya. Dan anda senang di dalam mencatat beberapa maklumat untuk menjaganya. Lakukanlah dengan menulis setiap cabang dari cabang-cabang ilmu di dalam catatannya yang khusus. Dan tidakbolehlah engkau lupa bahwa catatan di selesai atau di pertama maklumat nama kitab, pengarang, tahun penerbitan yang menerbitknnya. Selain itu memungkinkan bagi anda untuk menambahkan pcngetahuan-pengetahuan dengan cara pertama kepada cara ini dan di anggap cocok bagi anda.
Di sini, terkadang pertanyaan hadir dari dirinya sendiri, bagaimana membatasi tema-tema yang ingin dicatatnya setelah selesai membaca sebuah buku?
Teknik yang paling baik -menurut kami- yakni dimenolong dengan daftar isi kitab. Kemudian pembaca memdiberi tanda lembut dengan pensil di depan judul yang ingin dicatat. Dan apabila tema-kawanya ini menyerupai atau banyak maka ada alternatif lain, yaitu dengan meletakkan tanda di pinggir lembaran di depan garis atau pada paragraf. Hal itu megampangkan bagi pemmbaca untuk kembali kepada apa yang ingin dicatatnya tanpa susah payah.
Dan pengetahuan-pengetahuan yang dicatatnya ini akan mengungkapkan apa yang sudah terabaikan apabila tidak diulang-ulang antara satu waktu ke waktu lain, sehingga beliau sanggup memahaminya atau menghafal apa yang perlu dihafal. Dari sini saja sanggup mrmbuahkan hasil bacaan. Kalau seandainya anda sanggup mencatat pengetahuan-pengetahuan ini pada kaset rekaman yang khusus, yaitu sesudah mencatatnya juga di atas kertas maka hal itu akan lebih enak dan lebih tepat kesungguhannya. Sebab, cara ini akan megampangkan anda mengulang dengan cara mendengar saja tanpa menyusahkan mata anda.
Berkenaan dengan metode yang sudah djelaskan kepada anda di atas, seorang penulis Inggris yang berjulukan "Roskin" berkata, terkadang engkau membaca di setiap toko buku di Inggris, dan setelah itu engkau menjadi -sebagaimana aku- insan yang tidak mengajar, akan tetapi jikalau engkau membaca sepuluh lembar dengan tekun di dalam ilmu kedokteran maka engkau bisa menjadi insan yang berpengetahuan."
Ingatlah, sebetulnya macam-macam bacaan dan metode membaca ialah penggalan terbesar dari kepribadian manusia. Diketahui bahwa kebanyakan dari kita yakni sering membaca, namun sangat diakungkan sekali kita tidak melihat hasil dari banyaknya membaca; baik dalam metode-metode maupun kajian-kajian ilmiah. Hal ini tentu saja berpertama pada metode bacaan yang salah dan terpecah-pecah.
Kembali kepada pertanyaan pertama: Apa yang saya baca? Tentu saja kita tidak membatasi anda dengan bacaan-bacaan tertentu dan topik-topik tertentu pula. Jika tidak demikian, maka kita akan menjadi menyerupai orang yang ingin membuat suatu acuhan bagi tiruana insan dan kesudahannya menjadi satu teks yang samar di sebuah kitab, sebagaimana cara-cara yang didiberikan oleh masukana-sarna informasi.
Pertama-tama, mulailah dengan membaca buku-buku pengetahuan umum baik wacana agama, ilmu pengetahuan maupun etika. Di hadapan kita kini sudah berderet buku-buku pengetahuan umum ini. Akan tetapi kita akan meninggalkan ketiruananya itu lantaran perasaan dan pilihan anda atau lantaran mengikuti pengajar atau penjaga perpustakaan anda. Dari bacaan-bacaan tersebut mungkin anda tidak bisa memahaminya atau mungkin anda sanggup mengungkap pengetahuan pada pelajaran lebih tinggi yang mungkin bisa anda pelajari. Yang terpenting yakni anda mau memulainya untuk membaca.
Tidak diragukan pula bahwa dengan bacaan-bacaan anda terhadap buku-buku yang luas ini anda akan mencicipi adanya pengetahuan baru. Dan anda akan mencicipi bahwa dengan bacaan itu sudah membuahkan gaya bahasa pada tulisan-tulisan dan diskusi-diskusi anda. Bahkan, tidak spesialuntuk dilembar-lembar makalah sekolah maupun universitas anda saja, tetapi pada tiruana aspek kehidupan. Kemudian lihatlah pemdiberitahuan ulama-ulama atau sastrawan-sastrawan dan para pemikir di sekitar anda, apakah ungkapan-ungkapan mereka itu benar-benar sudah pada tempatnya.
Jawabannya yakni membaca, kemudian membaca, kemudian membaca.
Upaya untuk membaca buku-buku umum ini harus dilanjutkan, sehingga anda memiliki bacaan yang baik. Akhirnya anda bisa menemukan sendiri kecenderungan anda pada bacaan-bacaan tertentu. Akan tetapi, hal ini bukan berarti boleh menyepelekan aspek pengetahuan yang lain.
Dan sebelum meneruskan membaca banyak sekali macam pengetahuan, sebaiknya anda mendalami bacaan-bacaan agama yang dimulai dengan bacaan-bacaan aturan Islam dengan segala macam perbedaannya. Bagaimana mengatasi masalah-masalah moderen?. Hal ini tidak mengharuskan bahwa anda harus memiliki pengetahuan mendalam menyerupai pemuda muslim yang ingin mengarungi arena pengetahuan yang luas, lantaran tidak setiap yang ditulis ,atau dicetak itu menjadi suci secara mutlak baginya. Dan di dunia ini, anda juga akan menemukan keasingan, keajaiban maupun keguahan-kguahan pemikiran yang mustahil menjaga anda dari keterjerumusan selain perasaan Islam yang didapat dari penelaahan agama yang anda lakukan. Dan perasaan ini, apabila diumpamakan sebagai makanan bagi pikiran, maka beliau bisa melawan musuh dari penyakit-penyakit pikiran.
Demikian pula sebuah nasehat kepada kita supaya menjauhi banyak sekali macam buku murahan, lantaran ia bisa merusak pikiran, menyia-nyiakan waktu dan mencerai beraikan kemampuan anda untuk sesuatu yang tidak bemanfaat
Dan sampailah kita pada jawabanan atas pertanyaan kedua, bagaimana saya membaca?
Di sini diperlukan kebulatan tekad, dan ketahuilah, gampang-gampangan Allah memdiberi taufik kepada kita bahwa perumpamaan orang yang membaca tetapi tidak mengingat bacaannya itu menyerupai orang yang melempar kerikil di atas air, atau orang yang meniup di atas bubuk atau orang yang memutari lingkaran yang kosong
Ada perumpamaan wacana orang-orang yang terus menerus membaca tetapi mereka tidak memperoleh sesuatupun yang bisa diingat, alasannya yakni pengetahuan itu melupakan penggalan yang satu dengan penggalan yang lain. Apabila masih ada yang tersisa di otak mereka, hal itu tidak akan mempersembahkan sesuatu bagi pemiliknya dan tidak memmenolongnya saat dicari.
Para pujangga Arab sudah mengulang-ulang metode ini. Umar radhiyallaahu 'anhu berkata: Ikatlah ilmu dengan tulisan. Al Khalil bin Ahmad sudah berkata: Saya tidak mendengar sesuatupun kecuali saya menulisnya. Dan saya tidak menulis sesuatupun kecuali menghafalnya. Dan aku tidak menghafalkan sesuatupun kecuali ia bermanfaa bagiku.
Berikut ini akan dipaparkan kepda anda dua metode yang tidak wajib untuk diikuti, akan tetapi hal itu ialah pengajaran dengan metode-metode diberikut:
Metode pertama yakni metode "inti sari bacaan" yaitu apabila anda selesai membaca buku-buku apapun, anda kemudian meringkasnya dalam catatan khusus atau di hadapan beberapa tujuan yang terangkum pendapat-pendapat anda dengan terang dan benar.
- Judul buku: sejarah, agama, cerita, kedokteran, sosial dan lain-lain.
- Ringkasannya: ringkasan dan salinan (menyalin pikiran-pikiran dan pemahaman-pemahaman yang menakjubkan anda).
- Bahasanya: Arab fasih, Arab sehari-hari, untuk kalangan khusus, kalangan umum atau untuk kalangan keduanya.
- Teknik penyajiannya: benar, lemah, kuat, perasaan, cerita, dialogis, syair, prosa atau antara prosa dan syair.
- Kata-katanya: simpel dimengerti, susah dimengerti, berantai dan gampang.
- Hukum atasnya: baik atau buruk
- Pemikirannya: tinggi, rendah, terang atau tidak jelas.
- Kemampuan penulis menguraikannya
- Metode pemaparannya: menarikdanunik, membuat rindu atau membosankan
- Pengaruh yang ditinggalkan pada diri anda.
- Paragraf terakhir; tersusun dari paragraf-paragraf yang sangat senang bagi anda kerika membacanya sehingga terdorong untuk mengulang-ulang.
Pembaca harus mempersiapkan catatan khusus untuk setiap cabang pengetahuan. Sebagai pola yakni membuat catatan khusus untuk pengetahuan agama, kedua untuk pengetahuan kedokteran, ketiga untuk syair, keempat untuk hukum, kelima untuk ungkapan-ungkapan yang indah dan seterusnya.
Sebuah masukan yang mewajibkan bagi anda yakni untuk membaca sebuah buku dan merangkum pengetahuan-pengetahuan tersebut tiruananya. Dan anda senang di dalam mencatat beberapa maklumat untuk menjaganya. Lakukanlah dengan menulis setiap cabang dari cabang-cabang ilmu di dalam catatannya yang khusus. Dan tidakbolehlah engkau lupa bahwa catatan di selesai atau di pertama maklumat nama kitab, pengarang, tahun penerbitan yang menerbitknnya. Selain itu memungkinkan bagi anda untuk menambahkan pcngetahuan-pengetahuan dengan cara pertama kepada cara ini dan di anggap cocok bagi anda.
Di sini, terkadang pertanyaan hadir dari dirinya sendiri, bagaimana membatasi tema-tema yang ingin dicatatnya setelah selesai membaca sebuah buku?
Teknik yang paling baik -menurut kami- yakni dimenolong dengan daftar isi kitab. Kemudian pembaca memdiberi tanda lembut dengan pensil di depan judul yang ingin dicatat. Dan apabila tema-kawanya ini menyerupai atau banyak maka ada alternatif lain, yaitu dengan meletakkan tanda di pinggir lembaran di depan garis atau pada paragraf. Hal itu megampangkan bagi pemmbaca untuk kembali kepada apa yang ingin dicatatnya tanpa susah payah.
Dan pengetahuan-pengetahuan yang dicatatnya ini akan mengungkapkan apa yang sudah terabaikan apabila tidak diulang-ulang antara satu waktu ke waktu lain, sehingga beliau sanggup memahaminya atau menghafal apa yang perlu dihafal. Dari sini saja sanggup mrmbuahkan hasil bacaan. Kalau seandainya anda sanggup mencatat pengetahuan-pengetahuan ini pada kaset rekaman yang khusus, yaitu sesudah mencatatnya juga di atas kertas maka hal itu akan lebih enak dan lebih tepat kesungguhannya. Sebab, cara ini akan megampangkan anda mengulang dengan cara mendengar saja tanpa menyusahkan mata anda.
Berkenaan dengan metode yang sudah djelaskan kepada anda di atas, seorang penulis Inggris yang berjulukan "Roskin" berkata, terkadang engkau membaca di setiap toko buku di Inggris, dan setelah itu engkau menjadi -sebagaimana aku- insan yang tidak mengajar, akan tetapi jikalau engkau membaca sepuluh lembar dengan tekun di dalam ilmu kedokteran maka engkau bisa menjadi insan yang berpengetahuan."
Ibnu Muqfi' berkata: Menulislah kalian, hal itu lebih baik daripada kalian dengar. Menghafallah kalian, hal itu lebih baik dari apa yang engkau tulis. Bebicaralah kalian sebaik apa yang kalian hafal.
Dan syair ini membuktikan orang yang mengumpulkan llmu yang banyak, akan tetapi beliau tidak menghafal sesuatupun ipikirannya. melaluiataubersamaini cara ini berarti beliau kembali melangkah mundur. Kemudin beliau bersyair:
Meskipun saya menghafal apa yang saya dengar
Dan menghafal dari sana apa yang saya kumpulkan
Dan saya tidak melakukan selain apa yang sudah saya kumpulkan
Pastilah sedikit orang pandai yang memuaskan
Akan tetapi diriku condong kepada tiruana seni
Dari ilmu yang didengarkannya tercabut
Maka saya tidak menghapal apayang saya kumpulkan
Dan saya tidak tidak merasa puas dengan apa yang dikumpulkan
Dan syair ini membuktikan orang yang mengumpulkan llmu yang banyak, akan tetapi beliau tidak menghafal sesuatupun ipikirannya. melaluiataubersamaini cara ini berarti beliau kembali melangkah mundur. Kemudin beliau bersyair:
Meskipun saya menghafal apa yang saya dengar
Dan menghafal dari sana apa yang saya kumpulkan
Dan saya tidak melakukan selain apa yang sudah saya kumpulkan
Pastilah sedikit orang pandai yang memuaskan
Akan tetapi diriku condong kepada tiruana seni
Dari ilmu yang didengarkannya tercabut
Maka saya tidak menghapal apayang saya kumpulkan
Dan saya tidak tidak merasa puas dengan apa yang dikumpulkan
Dan dari dirimu ilmunya menyerupai ini
Pikirannya kembali melangkah mundur
Apabila tidak ada yang tersisa dalam ingatan
Pikirannya kembali melangkah mundur
Apabila tidak ada yang tersisa dalam ingatan
Maka kumpulan bukumu itu tidak bermanfaa
Apakah saya hadir dalam majelis dengan kebodohan
Dan ilmuku di dalam kitab yang ditinggalkan.
Dan orang lain bersyair:
Ilmuku bersamaku kapanpun saya mati saya membawanya
perutku menjaganya,perut itu bukanlah laci.
Dan ilmuku di dalam kitab yang ditinggalkan.
Dan orang lain bersyair:
Ilmuku bersamaku kapanpun saya mati saya membawanya
perutku menjaganya,perut itu bukanlah laci.
Apabila saya di rumah, ilmu juga bersamaku di dalamnya
Atau saya berada dipasarilmupun dipasar.
Sebaiknya beliau menikmati bacaan yang enak itu terpengaruh dan diberinteraksi dengan sikap di dalam kehidupan apabila beliau seorang penyeru kepada kebaikan. Dan jikalau untuk yang lainnya, maka sebagaimana perkataan seorang penyair:
Saya mengetahui kejelekan bukan untuk kejelekan akan tetapi untuk memperingatkannya
Dan barang siapa yang tidak mengetahui kejelekan dari insan maka beliau terjerumus kedalamnya.
Dan barang siapa yang tidak mengetahui kejelekan dari insan maka beliau terjerumus kedalamnya.
Tag :
Pemuda Islam
0 Komentar untuk "Apa Yang Sebaiknya Aku Baca Dan Bagaimana Aku Membaca?"