Nasehat Islami Dalam Kehidupan Dari Imam Bubuk Hanifah

Sebagian dari Nasehat-nasihat yang bercirikan islami dalam kehidupan dari Imam Abu Hanifah Abu Hanifah meninggalkan beberapa nasihat untuk pegangan hidup, sebagai nasihat atau pesan-pesan dari seorang guru kepada anak didiknya atau anakdidik-anakdidiknya : Kita ambil dua dari nasehat-nasihatnya : 

Yang pertama, nasehat yang sudah diucapkan kepada seorang anakdidiknya yang tertua yaitu Abu Yusuf Yakub bin Ibrahim, Al-Qadli dan rekannya. Nasehat tersebut dianggap sebagai nasehat yang luar biasa. Beliau sudah membawa satu perlembagaan yang guah wacana cara bergaul dengan raja-raja dan juga orang banyak. Beliau menujuk terhadap anakdidik-anakdidiknya jalan cara mendapatkan taufik dan kemuliaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan mengajarkannya. 

Abu Hanifah menerangkan juga kepada Abu Yusuf, Yakub, adab atau budi pekerti yang mulia, dan dia menasehatinya supaya menjauhkan perbuatan-perbuatan yang keji dan tidak baik, dia juga mengingatkan tidakboleh melaksanakan kasus yang tidak sesuai dengan keadaan walaupun perbuatan itu harus dilakukan oleh orang-orang awam. Yang mendorong dia mempersembahkan nasihat kepada Abu Yusuf supaya tidakboleh melaksanakan perbuatan tersebut ialah lantaran perbuatan diatas tidak pantas dan tidak patut bagi Abu Yusuf sebagai orang yang alim dalam aturan fiqih dan mufti pada masa itu. Beliau meminta kepada anakdidik-anakdidiknya menjauhkan diri dari tiruana kasus syubhat lantaran dia berpegang kepada kata-kata bahwa perbuatan yang baik bagi orang-orang awam kadangkala tidak sesuai bagi orang salih. 

Nasehat-nasihat ini sekarang, boleh jadi tidak sesuai untuk masa kini dan tidak menjadikan heran pada kita, lantaran perbuatan zaman, tempat dan masyarakat (society). 

Tidak heran bagi kita Abu Hanifah mempersembahkan nasehat-nasihat kepada anakdidiknya yang majemuk menyerupai etika berbicara, etika mendengarkan, etika berjalan, berdialog atau berdebat, etika duduk, berpaling, etika diberibadat, etika menuntut ilmu, etika mengajar, etika bertukar pikiran, etika memdiberi nasihat kepada orang banyak, etika menggunakan pakaian, masuk kamar mandi dan sebagainya. 

Nasehat-nasihat Abu Hanifah kepada Yakub katanya, “Hendaklah engkau taat dan memuliakan raja-raja. Jangan sekali engkau berdusta di hadapannya. Janganlah engkau menghadapnya setiap waktu melainkan raja itu memanggilmu untuk bercengkrama-bincang wacana ilmu pengetahuan, lantaran seringkali menghadap raja bisa jadi engkau akan hina dan rendah di sisinya dan raja akan memandang rendah kepadamu”. 

Katanya lagi : “Hendaklah engkau berhati-hati terhadap raja sebagaimana engkau hati-hati terhadap api. Engkau akan menerima faedah kegerahan sesama engkau jauh daripadanya. Di kala berdekatan dengan api engkau akan terbakar dan sakit, raja-raja tidak akan berfikir terhadap siapa melainkan untuk kecerdikan kancil dirinya saja singkatnya banyaklah nasehat-nasihat yang berkaitan dengan adab-adab pergaulan orang awam dengan raja”. 

Di dalam etika berbicara dan tutur kata di depan orang banyak Abu Hanifah memdiberi nasehat dengan kata-katanya : Jangan engkau berbicara di depan orang banyak melebihi daripada apa yang ditanyakan. Jagalah perkataan saat membicarakan wacana pekerjaan-pekerjaan dan perniagaan dan hendaklah kasus yang ada kaitannya dengan ilmu pengetahuan lantaran itu bisa menjadikan kepada persangkaan yang tidak baik dan mendapatkan celaan dan sebagainya. 

Abu Hanifah menasihati juga supaya tidakboleh gelak tawa atau senyum menyimpul di depan orang banyak. Katanya lagi : Jangan sering pergi ke pasar-pasar dan bercakap-cakap dengan bawah umur muda remaja. 

Abu Hanifah memdiberi nasehat kepada anakdidiknya wacana etika menghormati guru dan orang-orang bau tanah katanya : Hendaklah engkau menghormati para guru dan orang tua. Jangan berjalan tolong-menolong mereka dijalan raya lantaran mengurangi derajat mereka. Sebab engkau menlampaui dari mereka tentulah tidak baik, lantaran mereka lebih diberilmu dan bila engkau berjalan dibelakang juga tidak baik lantaran mereka lebih bau tanah dari engkau. Dalam etika ini dia berpedoman kepada sebuah hadist Rasulullah yang artinya : Barangsiapa yang tidak menghormati orang bau tanah dan bawah umur mereka tidak termasuk dari golongan orang-orang Islam. 

Di antara larangan-larangan Abu Hanifah kepada anakdidiknya wacana etika ialah menyerupai di bawah ini : 
  • Jangan bangun di tengah-tengah jalan raya, duduklah di masjid-masjid. 
  • Jangan duduk di gudang-gudang perniagaan. 
  • Jangan makan dan minum di pasar begitu juga di masjid. 
  • Jangan minum air dari para penjaja-penjaja air. 
  • Jangan pakai pakaian sutera lantaran membawa kepada kelemahan. 
Nasehat Abu Hanifah terhadap pergaulan antara suami istri menyerupai diberikut : 
  • Jangan bercakap-cakap dengan istrinya lebih dari biasa semasa di atas katil melainkan masa-masa yang biasa saja. 
  • Jangan bersenda gurau (bercumbu) berlebih-lebihan dan hendaklah sekedarnya saja. 
  • Jangan berbicara dengan perempuan-perempuan lain di depan istri lantaran membawa kepada fitnah. 
  • Jangan kawin dengan perampuan dari keluarga kaya raya melainkan dengan syarat mereka tidak tinggal tolong-menolong keluarganya lantaran bapaknya akan menuduh bahwa tiruana harta benda ialah hak miliknya. 
  • Jangan mengadakan majlis perkawinan dirumah wanita lantaran akan membawa kepada perbelanjaan yang banyak. 
  • Jangan kawin dengan wanita yang mempunyai anak banyak baik anak lelaki atau wanita lantaran ia akan menyimpan dan mencuri harta engkau untuk didiberikan kepada anak-anaknya.karena anaknya sudah tentu lebih utama dari engkau. 
  • Jangan campuri dua istri di sebuah rumah. h. Jangan kawin sebelum engkau berkuasa memdiberi nafkah kepada anak istri. Belajar lampau sebelum kawin setelah itu kumpulkan harta yang halal dan barulah kawin. 
Nasihat Abu Hanifah wacana mencari ilmu pengetahuan katanya : Menuntut ilmu disamping mencari harta melumpuhkan dari acara pelajaran. Mencari harta akan membawa kepada membeli hamba-hamba dan gundik, dan senantiasa sibuk dengan kekayaan dunia. Katanya lagi : Jangan kawin sebelum mendapatkan ilmu pengetahuan lantaran ini bisa sanggup merugikan dirimu dan sudah tentu akan mendapatkan bawah umur yang didiberi nafkah. 

Tuntutlah ilmu sewaktu mudamu, pikiran damai dan lapang dada, lantaran kalau sudah banyak anak akan membawa jiwa tidak tentram. 

Hendaklqah bertaqwa kepada Allah dan menjaga amanah dan diberilah nasehat kepada tiap-tiap perorangan dan juga orang banyak. Jangan merendahkan terhadap sesama manusia. Hormatilah mereka dan tidakbolehlah sering bergaul dengan mereka sebelum mereka mengenalmu. Bermusyawarah dan berbicaralah dengan mereka wacana ilmu pengetahuan sekiranya mereka orang diberilmu pengetahuan mereka akan mendapatkan dan sekiranya mereka tidak diberilmu pengetahuan mereka akan menjauhkan diri. 

Abu Hanifah menasihatkan lagi katanya : Jangan bertdebat dengan orang banyak dalam problem ilmu tauhid atau ilmu kalam lantaran mereka tetap mengikuti dan terpengaruh bila ditanya hendaklah dijawaban semampunya saja dan tidakboleh menambah lantaran bisa membawa kepada kekeliruan. Beliau menengaskan lagi katanya : Seandainya engkau dikaruniai umur panjang dan tidak bekerja dan tidak mempunyai kekayaan, tidakboleh mondok menuntut ilmu pengetahuan, hidup engkau akan bertambah sempit dan susah. Seperti firman Allah Ta’ala :

 ومن اعرض عن ذكري فإنّ له معيشة ضنك 

Artinya : Barangsiapa berpaling dari mengingati Aku, maksudnya menuntut ilmu agama, hidupnya akan sempit dan susah. 

Dalam problem ibadat nasehat-nasihatnya menyerupai diberikut : diberibadatlah sebagaimana yang dilakukan oleh orang banyak lantaran bila engkau tidak mengikutinya dalam diberibadat, mereka akan mencela dan berkata, ilmu engkau tidak berfaedah. 

Abu Hanifah juga memdiberi nasihat wacana etika menziarahi sesuatu kampung atau daerah, katanya : tidakboleh menyombongkan diri lantaran engkau diberilmu tinggi beradablah sebagaimana bawah umur yang engkau singgahi lantaran bila mereka tahu engkau hendak kepada pangkat atau taraf mereka tidak percaya kepada engkau dan mereka akan berhujjah dengan hebat, dan engkau tidak lagi mempunyai kegunaan di sisi mereka. 

Jika engkau ditanya atau diminta pendapat dalam sesuatu problem didalam suatu majelis musyawarah tidakboleh engkau bawa sesuatu aturan dengan tidak ada dalil yang terang, dan tidakboleh engkau mencoba mengKoreksi guru alasannya mereka akan membalas mengKoreksi. 

Hendaklah lapang dada kepada Allah dalam tiruana lapangan hidup baik di depan maupun di belakang lantaran Allah Maha Mengetahui, lantaran orang alim mesti selalu menjaga dirinya dengan baik lahir maupun batin. 

Sekiranya raja atau sultan melantik engkau memegang sesuatu jabatan tidakboleh diterima melainkan setelah tahu orang lain tidak akan terima sekiranya engkau tidak terima dan dengan penerimaan-penerimaan orang lain itu akan merusak atau mengacau balaukan orang-orang lain. Tetapi engkau boleh terima sekiranya sultan melantik lantaran ilmu pengetahuanmu. 

Dalam majlis musyawarah atau debat berbicaralah berani dan tegas tidakboleh takut atau segan lantaran takut atau segan mengakibatkan tidak lancar dalam berbicara. 

Abu Hanifah melarang kita supaya tidakboleh banyak gelak-ketawa, tidakboleh bercakap-cakap dengan wanita lantaran membawa kepada lemah hati dan perasaan. Jangan tergopoh-gopoh, berjalanlah dengan sederhana, tidakboleh menjawaban saat dipanggil dari belakang. 

Apabila bercakap-cakap hendaklah dengan bunyi yang sederhana dan tidakboleh bergerak. Jika sedang duduk dalam majlis orang banyak hendaklah selalu menyebut Allah serta berzikir, bacalah wirid, setelah shalat, juga bacalah ayat-ayat Al-Quran dan berdoalah, serta bersyukur atas nikmat Allah yang sudah dilimpahkanNya kepada kita. 

Puasalah beberapa hari dalam sebuah pola pada orang-orang lain dan tidakbolehlah mencukupi dengan ibadat yang dibentuk oleh orang awam. Jagalah dirimu dan giatkanlah membaca buku atau kitab untuk memelihara ilmu supaya berfaedah untuk dunia dan akhirat. 

Antara lain pula : 

Jangan terus puas atau yakin dengan urusan-urusan hidup di dunia lantaran Allah akan menanyakan tiruana amal pekerjaan di dunia. Jangan suka berdampingan dengan sultan-sultan atau raja-raja, walaupun mereka mengajak engkau berdampingan dengannya lantaran raja-raja atau sultan-sultan mempunyai beberapa tuntutan, bila engkau taat kepadanya engkau dihina dan sebaliknya bila engkau tidak taat kepadanya mereka akan mencelanya. 

Jangan menerjunkan diri atau mengikuti orang-orang berbuat kesalahan dan ikutilah orang-orang yang berbuat kebanaran. 

Apabila kawanmu mengetahui sesuatu keburukan atau kejahatan yang dilakukan tidakboleh terus memdiberitahu. Mintalah kepada orang yang melaksanakan supaya berbuat baik kemudian barulah disebutkan kejahatannya, tetapi bila perbuatannya dalam hal agama hendaklah diberitahu kepada umum dengan tujuan untuk memdiberi klarifikasi kepada umum berdasarkan kepada sabda Rasulullah SAW.

 أذكرواالفاجر ممّا فيه حتّى يخذره النّاس 

Artinya : Beritahulah terhadap orang yang berbuat kejahatan supaya orang-orang lain berhati-hati. 

Sekiranya orang yang mlakukan kejahatan itu terdiri dari orang-orang yang berpangkat besar, teruskan juga tidakboleh hiraukan kepadanya lantaran Allah akan menolong engkau. 

Walaupun engkau akan digertak atau sebagainya tetapi orang lain tidak lagi berani melaksanakan fitnah dalam hal agama. 

Jika engkau mengetahui bahwa sultan atau raja-raja melaksanakan sesutau perbuatan tidak baik yang melanggar aturan agama diberitahulah padanya dengan taat dan setia lantaran kekuasaan sultan atau raja lebih berkuasa daripada engkau, diberilah tahu kepadanya dengan bijaksana bicaralah seperti: Saya taat dan setia kepada tuanku, atau taat setia saya tetap kepada tuanku, tetapi saya ingin memdiberitahu satu kasus yang tidak baik dan tidak sesuai dengan agama. 

Berilah teguran kepada raja-raja atau sultan sekali ataupun dua kali sudah cukup lantaran kalau berulang-ulang mereka akan durhaka dan membuat fitnah wacana agama. 

Teguran sekali atau dua kali sudah cukup untuk memdiberitahu kepada mereka, bahwa engkau bersunguh-sungguh menjaga kepentingan agama. 

Abu Hanifah menasehatkan juga bila engkau hendak menghadap memdiberitahu di waktu lain, hendaklah engkau masuk menghadap seorang diri saja dan diberitahu kepadanya sebab-sebab larangan berdasarkan kepada Al-Quran dan hadis-hadits, Rasulullah saw. 

Sultan atau raja harus mendapatkan dan sekiranya mereka tidak terima berdoalah kepada Allah swt. supaya memdiberi petunjuk kepadanya dan jauhkan diri daripadaNya. 

Beliau menegaskan lagi, katanya : Ikutlah nasihatku ini gampang-gampangan engkau akan selamat di dunia dan akhirat. 

Antara lain nasehat-nasihatnya ialah : 
  • Jangan bakhil atau cemberut lantaran perangai tersebut memalukan. 
  • Janganlah engkau tamak, dan berdusta, bahkan hendaklah engkau menjaga muruah di segenap lapangan hidup. 
Tentang berpakaian pula nasihat menyerupai diberikut : 
  • Ingatlah selalu kepada mati. 
  • Minta ampun dan maaf kepada guru-guru dan orang-orang yang engkau ajar, selalu membaca Al-Quran. 
  • Selalu menziarahi kubur, guru, dan juga tempat-tempat berkat. 
  • Terimalah dengan baik saat menceritakan mimpi melihat Rasulullah juga mimpi bertemu orang salih di masjid dan di tempat-tempat yang suci. 
  • Jauhkan diri dari orang-orang yang tidak baik dan kumpuli mereka dengan tujuan memdiberi nasehat atau mengajak mereka kepada agama Islam. 
  • Jangan suka memaki dan mencela. 
Di cuilan yang lain pula dia menasihatkan kepada anakdidik-anakdidiknya antara lain : 
  • Ketika mendengar seruan adzan hendaklah segera ke masjid supaya orang banyak tidak menlampaui engkau. 
  • Jangan mendirikan rumah berdekatan dengan kediaman raja. 
  • Jagalah rahasia-rahasia tetangga dan tidakboleh membuatkan rahasia-rahasia orang banyak, dan bila sekiranya mereka meminta pendapat, sampaikanlah kepada mereka. 
  • Hendaklah berbudi pekerti dan tidakbolehlah berlebih-lebihan wacana hidup di dunia. 
  • Bersikap baik dan tidakboleh bersikap buruk sekalipun engkau seorang miskin. 
  • Berhemat atau bercita-citalah yang tinggi lantaran orang yang rendah diri ialah rendah taraf hidupnya. 
Di waktu berjalan di jalan : 
  • Jangan berpaling ke kiri atau ke kanan, luruskan perjalanan dengan memandang ke bumi. 
  • Ketika masuk tempat mandi tidakboleh menengok kepada orang lain untuk menjaga kesusilaan. Mereka akan menghormati engkau. 
  • Bencilah kasus yang buruk di sisi orang yang diberilmu pengetahuan. 
  • Serahkan urusan-urusan dunia kepada orang lain, supaya engkau praktis dalam mempelajari ilmu pengetahuan. 
  • Jangan berbicara dengan orang-orang tidak normal (gila) dan orang yang tidak mempunyai dasar, orang yang ingin kepada kedudukan akan menunjuk-nunjuk kepada orang banyak dengan tujuan hendak menjatuhkan martabat sekalipun engkau benar. 
  • Ketika hadir ke majlis orang populer atau orang besar tidakboleh mengangkat diri melainkan mereka memuliakan lantaran boleh jadi mereka akan menyusahkan. Jangan pula menlampaui mereka saat sholat melainkan mereka mengajak atau meminta menlampaui mereka. 
  • Jangan masuk bilik air di waktu Dzuhur dan pagi. 
  • Jangan menhadiri majlis-majlis kedzaliman atau penganiayaan raja, melainkan raja-raja akan menuruti atau mendengar nasehat yang engkau diberikan kepadanya kalau tidak engkau akan dicela bersama, lantaran engkau akan dicela sekiranya engkau berdiam diri. 
  • Jangan murka atau bengis di dalam majlis pembicaraan ilmiah. 
  • Jangan banyak menceritakan kepada orang banyak lantaran orang yang banyak menceritakan niscaya akan bohong. 
  • Jika engkau hendak menghadiri majlis-majlis ilmu atau majlis pembahasan ilmu fiqih hendaklah engkau mencurahkan tiruana pikiran di dalam memecahkan permasalahan lantaran bila engkau tidak mempersembahkan pendapat, mereka akan mengira bahwa di dalam pembahasan tersebut sebagai salah satu pelajaran kepada orang lain padahal yang bekerjsama ialah berlainan. Kalau kasus yang sanggup dipecahkan, diberilah jawabanan pada mereka, tetapi bila tidak sanggup mempersembahkan pendapat tinggalkan rekan-rekan dan pintalah mereka memdiberitahu apa-apa keputusannya dan pembahasan-pembahasan seterusnya. 
  • Jangan hadir ke majlis berzikir atau majlis penpenghasilanan tetapi berdakwalah engkau mengajak seorang mitra ke majlis tersebut. 
  • Serahkan tiruana urusan perkawinan kepada naib begitu juga untuk menghadiri shalat jenazah. 
  • Akhirnya Abu Hanifah mengahrapkan supaya anakdidik-anakdidiknya mendoakan kepada dia dan katanya terimalah nasehat-nasihatku. Nasihatku ialah untuk kebaikan diri engkau sendiri dan juga untuk kebaikan orang lain. 

Nasehat kedua dari Abu Hanifah kepada anakdidiknya yang berjulukan Yusuf bin Khalid Al-Bistari. Nasihat ini didiberikan sewaktu Yusuf meninggalkan gurunya pindah ke Basrah untuk mengajarkan fiqih. 

Jika kita perhatikan nasehat yang didiberikan kepada anakdidiknya yang tersebut di atas maka sanggup disimpulkan bahwa Abu Hanifah ialah seorang yang berjiwa pendidik yang sangat memperhatikan terhadap anakdidik-anakdidiknya dan mengarahkan mereka kepada suatu kebaikan. Abu Hanifah juga seorang yang banyak pengalaman hidup dalam bermasyarakat dan dia banyak mengetahui seluk beluk hidup dalam kehidupan masyarakat, oleh lantaran itu dia menyuruh kepada anakdidik-anakdidiknya supaya berhati-hati dalam bermasyarakat, dia mengajak anakdidik-anakdidiknya supaya mencari petunjuk dan kebahagiaan hidup. 

Di antara nasehat-nasihatnya ialah sebagai diberikut : 
  • Hendaklah kita ingat bahwa sekiranya kita berbicara yang tidak baik terhadap sesama insan mereka akan menjadi celaka atau susah terhadap engkau sebaliknya kalau kita berbicara yang baik dan lemah lembut dengan satu golongan insan mereka akan mejadi menyerupai ibu bapak walaupun mereka tidak dari keluarga. 
  • Jika engkau hadir ke kota Basrah sudah tentu engkau akan berselisih paham dengan orang alim di Basrah. Untuk itu hendaklah engkau merendahkan diri, dan bergaul dengan mereka secara baik-baik lantaran bila engkau berlaku bergairah dengan mereka, mereka juga akan mencaci maki dan keburukan akan menimpa kita juga engkau sendiri, sudah tentu engkau akan melindungi dirimu dan meninggalkannya, tiruana ini tidak bijaksana bila seorang melarikan diri dari orang yang wajib engkau hadapi dan berbicaralah dengan mereka. Allah akan mengatakan kepada mereka jalan keluar. 
  • Jika engkau hingga ke kota Basrah maka banyak penduduk yang akan menyambut dan melawat, dan sudah tentu mereka tahu siapakah engkau. Kuharap hadiri orang-orang yang hadir menyambutmu. Di samping itu hendaklah engkau menghormati orang-orang yang baik dan para bangsawan, Muliakanlah orang pintar dan hormatilah para guru-guru dan hadapilah segala-galanya dengan baik dan lemah lembut, bergaullah dengan orang banyak dan jauhkan tempat orang-orang yang tidak baik. 
  • Jangan berbuat seenaknya dengan raja atau sultan. 
  • Jangan sekali-kali menghina orang lain. 
  • Jangan kecilkan muruah diri sendiri. 
  • Jangan membuka rahasia, tidakboleh percaya kepada siapapun sebelum menerangkan kebenarannya. 
  • Jangan membiasakan bersuka ria dengan orang udik dan kurang akal. 
  • Hendaklah engkau menghadapi sesuatu dengan sabar, tekun dan baik budi pekerti serta lapang dada dan luas wawasannya. 
  • Gantilah pakain-pakaianmu dengan pakaian membersihkan, gres dan selalu dipakai yang bermanfaa. 
  • Membelilah untuk makan dan minum lantaran orang yang bakhil tidak akan menjadi kepercayaan. 
  • Sediakan buku catatan supaya engkau senang mengetahui diberita orang banyak. Jika engkau mendapatkan sesuatu kasus yang tidak baik hendaklah engkau memperbaikinya dengan segera. Jika engkau senang sesuatu kebaikan pastilah engkau lebih gemar dan menjaganya. 
  • Datanglah kepada siapa saja yang menhadirimu dan juga orang-orang yang tidak menhadirimu. 
  • Berbuat oke kepada siapa saja yang berbuat baik, juga kepada siapa saja yang tidak berbuat baik kepadamu. Maafkan segala kesalahan yang ditimpakan terhadap dirimu. Lupakan perkara-perkara yang tidak penting dan yang selalu menyakitkan. Tinggalkan dan tegakkanlah kebenaran dengan segera. 
  • Tolonglah orang yang sakit dan antarlah keluarganya sekiranya ada keluarganya serahkan kepada mereka. Jangan tinggal bersama mereka.
  • Tunjukkanlah kasih akung sesama insan seluruhnya dan ucapkan salam kepada tiruana orang walaupun orang yang kurang baik budi pekertinya. 
  • Jika engkau berada dalam suatu majlis atau masjid tiba-tiba timbul perdebatan dalam problem aturan hadirlah mengikuti berdebat melainkan dalam problem yang berat dan tidak sanggup kamu pahami.
  • Jika ada di antara mereka membeitahu dalam suatu aturan atau problem maka ikutilah pendapat dari salah satu mazhab, terangkan lagi kepada mereka bahwa masih banyak pendapat yang lain serta dengan dalil atau hujah-hujahnya, dengan itu mereka mengetahui yang benar dan juga mereka akan kenal bersahabat dan hingga di mana derajat ilmu pengetahuan yang engkau ada. Jika ditanya pendapat siapakah ini. Katakanlah kepada mereka pendapat setengah dari para ulama Islam, maka mereka akan menghormati engkau setelah mereka mengetahui taraf atau pun derajat ilmu pengetahuan engkau. 
  • Jika ada beberapa orang yang hadir belajar, terangkanlah kepada mereka wacana ilmu, biar dipelajari dengan baik supaya mereka senang hingga dihafal. 
  • Hendaklah berlemah lembut dan supel dengan penuntut ilmu dan bercakap-cakaplah dengan mereka lantaran kasih akung membawa anak didik gemar kepada pelajaran dan kadngkala adakanlah jamuan makan, tunaikan permintaan-permintaan mereka dan lupakan belum sempurnanya-belum sempurnanyanya. 
  • Janganlah bertindak bergairah kepada mereka. Tegasnya anggaplah dirimu sebagaimana diri mereka itu. Berilah dukungan kepada mereka serta awasilah gerak-gerik mereka. 
  • Jangan memdiberi beban kepada seseorang dengan tanggung tanggapan yang besar. Berilah mereka apa yang mereka sukai dan hendaklah dengan niat lapang dada dan berbicaralah yang benar dan tidakboleh sombong. Janganlah menipu sekalipun engkau ditipu. Jagalah amanah sekalipun engkau dikhianati. 
  • Dan bertakwalah kepada Allah. Hendaklah berdampingan dengan orang baik dan andal agama.
0 Komentar untuk "Nasehat Islami Dalam Kehidupan Dari Imam Bubuk Hanifah"

Back To Top