Perhatian dan instruksi Rasulullah saw. tidak terbatas kepada kaum dewasa. Tetapi juga kepada anak kecil, dan tidak mengkhususkan satu segi tertentu dalam memperbaiki spiritual umat manusia. Namun mencakup segala segi-seginya, dari keyakinan (keimanan), ilmiah, spiritual, sosial dan fisikal.
Di bawah ini beberapa perhatian dan pengarahannya dalam meninggikan derajat kaum perempuan dan memperbaiki hak mereka: An-Nasa'i dan Ibnu Majah meriwayatkan bahwa seorang pemudi hadir kepada Rasulullah saw. dan berkata:
"Sesungguhnya ayahku sudah mengawinkan saya dengan anak saudaranya, semoga menutupi belum sempurnanyanya denganku, padahal saya tidak menyukainya". Maka Rasulullah saw. mengirimkannya kepada ayahnya dan memerintahkan semoga urusannya diserahkan kepada pemudi itu. Pemudi itu pun berkata, "Aku sudah melalui apa yang diperbuat ayahku, tetapi saya ingin semoga para perempuan tahu bahwa tak sedikit pun urusan yang diserahkan kepada para bapak".
Al-Bukhari meriwayatkan bahwa istri Tsabit bin Qais — ia ialah seorang Muslim yang saleh, berkulit hitam dan berwajah jelek — hadir kepada Rasulullah saw. dan berkata kepadanya,
"Sesungguhnya Tsabit ibnu Qais, saya tidak mencelanya dalam hal akhlak dan agamanya, tetapi saya tidak suka 'kufur')" dalam Islam". Rasulullah saw. bertanya kepadanya, "Apakah kamu mengembalikan kebunnya kepadanya?" — yaitu kebun yang didiberikan kepadanya sebagai mahar (maskawin). Maka ia berkata, "Ya". Kemudian Rasulullah saw. mengutus salah seorang kepada Tsabit dan berkata kepadanya, "Ceraikanlah istrimu dengan talak satu". Maka Tsabit pun mentalaknya.)
Al-Bazar dan Ath -Thabrani meriwayatkan bahwa seorang perempuan — namanya Zainab, yang mempunyai laqab Khathi- kerikil 'n-Nisa' hadir kepada Rasulullah saw. dan berkata:
"Saya ialah utusan para perempuan kepadamu. Jihad ialah diwajibkan kepada kaum laki-laki. Jika mereka ditimpa malapetaka, mendapatkan pahala. Jika mereka gugur, maka mereka hidup di sisi Tuhan, dan mereka didiberi rizki. Sedang kami kaum perempuan bangun atas mereka! Apakah kami mendapatkan pahala menyerupai mereka?" Maka Rasulullah saw. bersabda,
"Sampaikan kepada siapa saja dari kaum perempuan yang engkau jumpai bahwa taat kepada suami dan mengakui haknya ialah seimbang dengan pahala tersebut — yaitu seimbang dengan pahala kaum mujahidin di jalan Allah — dan sedikit sekali dari kalian yang mengerjakannya".
Kenyataan perhatian dan pengawasan Rasulullah saw. terhadap setiap individu di dalam masyarakat, membentangkan bagi para pendidik suatu metode luhur dalam pendidikan, tata cara efektif dan influentif dalam perbaikan. Karenanya, hendaknya mereka berusaha sekuat mungkin, menumpahkan segala perhatiannya untuk membahagiakan dan memperbaiki anak, termasuk meninggikan martabat mereka dari segi mental, spiritual dan moral.
Jika kenyataan perhatian dan pengawasan ini bisa mendatangkan hasil dan manfaat bagi kaum sampaumur — sebagaimana yang sudah kemudian — maka untuk anak kecil tentu akan lebih bermanfaa dan berguna. Sebab, anak kecil mempunyai kecenderungan kebaikan, persiapan kesucian, kejernihan jiwa, yang tidak dimiliki kaum dewasa. melaluiataubersamaini kata lain, sangatlah simpel anak kecil untuk menjadi baik, terbentuk mentalnya, moral dan spiritualnya, bila memang tersedia faktor lingkungan yang baik, pendidikan yang utama, di rumah, sekolah, atau lingkungan masyarakat. Sementara itu, pendidik akan mendapatkan kesusahan dalam memperbaiki anak, bila kaum sampaumur ialah kaum bandel yang membuta-tulikan dirinya. Dan inilah yang dimaksud oleh seorang penyair dikala berkata:
mendidik kebijaksanaan pekerti
bagi insan di masa kecil
ialah menhadirkan manfaat
dan tidaklah bermanfaa
mendidik kebijaksanaan pekerti
di kala insan menjelang senja
ranting yang bengkok
ialah lunak untuk diluruskan
tidaklah lentur
batang pohon bila hendak
diluruskan
bagi insan di masa kecil
ialah menhadirkan manfaat
dan tidaklah bermanfaa
mendidik kebijaksanaan pekerti
di kala insan menjelang senja
ranting yang bengkok
ialah lunak untuk diluruskan
tidaklah lentur
batang pohon bila hendak
diluruskan
Bertumpu dari asas dan pokok-pokok yang sudah diletakkan oleh Rasulullah saw. dalam memperhatikan dan mengawasi individu dan masyarakat, memperhatikan derajat wanita dalam umat dan anak dalam keluarga, wajib bagi para pendidik, ayah, ibu dan para pengajar untuk menggerakkan semangat dan meningkatkan kemampuannya untuk melakukan kiprah memperhatikan dan mengawasi, dalam rangka mempersiapkan generasi Muslim, membentuk masyarakat utama dan membuat Daulah Muslimah.
Permasalahan yang harus diketahui oleh para pendidik adalah, bahwa pendidik dengan perhatian dan pengawasan tidak spesialuntuk terbatas pada satu-dua segi perbaikan dalam pembentukan jiwa umat manusia. Tetapi harus mencakup beberapa aspek tiruana segi, segi keimanan, mental, moral, fisikal, spiritual dan sosial. Sehingga, pendidikan ini sanggup menghasilkan buah dalam membuat individu Muslim yang diberimbang, matang dan sempurna, menunaikan hak tiruana orang yang mempunyai hak dalam kehidupan.
Tag :
Warisan Rasulullah
0 Komentar untuk "Perhatian Rasulullah Dalam Meninggikan Derajat Wanita"