Keutamaan, Buah Menuntut Ilmu Dalam Hadits & Alqur'an

Terdapat banyak dalil, hadits wacana pendidikan dalam agama islam menganjurkan menuntut ilmu. Sebuah bait kata: tuntutlah ilmu dengan menghafal dan mengkajinya. Jadilah seorang yang memahami ilmu agama (ahli fikih), maka engkau akan menjadi musuh yang paling ditakuti oleh setan. Di bawah ini akan disampaikan beberapa dalil dan hadits dari firman Allah dan sabda Nabi muhammad saw wacana keutamaan dan buah menuntut ilmu, belajar, menghafal dan mengkaji ilmu.

Lafazh (وخذ بالعلم) maksudnya ialah mempelajari dan mengamalkannya. Lafazh (مم جئب ودرس) maksudnya ialah menuntut ilmu agama dengan memahami raasia dan pesan yang tersirat yang terkandung di dalamnya.

Bait nazham yang disebutkan diatas wacana menuntu ilmu didasari dengan hadits nabi, "Tidak ada ibadah kepada Allah yang mempunyai pahala mirip mempelajari ilmu agama. Setiap sesuatu mempunyai tiang dan tiangnya agama ini ialah fiqh/fikih. Sesungguhnya satu jago fiqh lebih ditakuti oleh setan daripada seribu jago ibadah." (HR. Baihaqi dan Daruquthni)

Riwayat lain hadits wacana menuntut ilmu yang artinya "Seorang jago ilmu fiqh-fikih lebih ditakuti oleh setan daripada seribu orang jago ibadah." (HR.Tirmidzi)

Hadits ini membuktikan wacana keutamaan ilmu dan orang yang diberilmu, serta anjuran untuk belajar dan mengajar.

Dalil Allah dalam al qur'an terkait menunutu ilmu, Allah berfirman, “Allah menyatakan sebenarnya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang diberilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah). Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Ali Imran 18)

Cukuplah ayat ini sebagai bukti dari kemuliaan dan keagungan orang yang diberilmu dan menuntut ilmu. Sebab Allah memulai dengan diri-Nya sendiri memuji mereka, kemudian malaikatpun memuji mereka dan jago ilmupun memuji mereka secara khusus, tanpa sebut orang-orang yang diberiman.

Dalil hadits lain dalam al qur'an yang masih mengangkat tema menuntut ilmu, Allah berfirman, "Niscaya Allah akan meninggikan orang yang diberiman di antaramu dan orang-orang yang didiberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (al-Mujadalah 11)

Ibn Abbas menafsirkan ayat ini, “Allah akan mengangkat derajat para ulama pada hari kiamat nanti dengan 700 derajat dari derajat seluruh orang yang diberiman. Jarak antara satu derajat dengan derajat yang lainnya harus ditempuh selama 500 tahun.”

Dalil hadits wacana menuntut ilmu yang diriwayatkan oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan Rasulullah berrsabda, "Barangsiapa yang diinginkan oleh Allah kebaikan maka ia akan mempersembahkan pemahaman agama kepadanya (HR. Bukhari- Muslim)

Allah menimbulkan pemahaman agama sebagai bukti bahwa Allah menghendaki kebaikan kepada hamba-Nya.

Dalil hadits lain diriwayatkan oleh Abu Darda', Rasulullah bersabda, barangsiapa yang berjalan di jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan megampangkan baginya jalan ke surga. Sesungguhnya para malaikat melebarkan akupnya untuk penuntut ilmu, ridha atas apa yang beliau lakukan. Sesungguhnya orang yang diberilmu akan mohonkan ampun oleh penghuni langit dan bumi, termasuk ikan-ikan di air. Keutamaan orang alim atas jago ibadah mirip keutamaan dan atas seluruh bintang-bintang. Sesungguhnya ulama ialah waris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan tidak juga dirham. Barangsiapa yang mengambil serpihan itu maka ia sudah mengambil serpihan yang banyak.” (HR. Abu Daud,Tirmidzi dan Ibn Majjah)

Rasulullah SAW dalam hadis di atas sudah bersaksi bahwa menuntut ilmu ialah jalan yang akan membawanya ke surga. Para malaikat memuliakan para penuntut ilmu alasannya ialah kemulian ilmu yang dipelajarinya, dan tidaklah malaikat memuliakan sesuatu kecuali hal itu juga yang sangat dimuliakan oleh para penghuni langit. Kami mendengar dari beberapa guru kami, “Ada seseorang pria dari hindi, beliau seorang yang kasyaf (memiliki pandangan batin). Dia tidak pernah bangun untuk seseorang kecuali kepada penuntut ilmu. Dia berkata, Aku akan bangun apabila saya melihat para malaikat berdiri.”

Rasulullah saw juga bersaksi bahwa para penghuni langit dan bumi :akan membacakan istighfar untuk orang yang diberilmu. Apakah ada derajat yang lebih mulia dibandingkan seseorang yang membuat para malaikat di langit dan di bumi membacakan istighfar untuknya? Pada ketika itu, orang yang diberilmu sibuk dengan keilmuannya, sedangkan para malaikat sibuk membacakan istighfar untuknya.

Rasulullah saw juga bersaksi bahwa orang yang diberilmu lebih mulia daripada jago ibadah. Sedangkan jago ibadah yang dimaksud ialah seorang yang diberibadah didasari dengan ilmu. Karena ibadah yang tidak didasari dengan ilmu, tidak disebut dengan ibadah.

Ulama juga sebagai pewaris para nabi. Tidak ada derajat di atas para nabi maka tidak ada kemuliaan yang lebih tinggi dari kemuliaan para pewarisnya.

Dalil hadits diriwayatkan oleh Mu’adz bin Jabal, Rasulullah saw bersabda, "Pelajarilah ilmu alasannya ialah mempelajarinya menciptakanmu takut kepada Allah, mencarinya ialah ibadah, mengingatnya ialah tasbih dan mengkajinya ialah jihad. Mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahui ialah sedakah. Ia ialah penghibur di ketika ketakutan, mitra dalam keterasingan, mitra berbicara di ketika kesendirian, petunjuk di ketika senang dan sedih, senjata dalam menghadapi musuh-musuh dan perhiasaan ketika berpakaian. melaluiataubersamaininya Allah mengangkat derajat suatu kaum dan Allah menimbulkan kebaikan apabila mereka menjadi pemimpin. Orang-orang mengikuti jejak mereka, meneladani perbuatannya dan menyandarkan kepada pendapatnya. Para malaikat senang bersama dengan mereka dan akup-akupnya menyentuh mereka. Pohon-pohon yang rindang dan pohon-pohon yang kering, ikan-ikan dan binatang di bahari serta binatang buas dan binatang di daratan membacakan istigfar untuknya. Karena ilmu ialah hidupnya hati dari kebodohan dan penerang penglihatan dari kepetangan. Seseorang dengan ilmunya hingga kepada maqam al-akhyar (orang-orang yang baik) dengan derajat yang sangat tinggi di dunia dan akhirat. Pahala saat berpikir sama dengan pahala puasa. Pahala mengkajinya sama dengan pahala shalat. melaluiataubersamaini ilmu sanggup menyambung silaturahmi dan dengannya sanggup mengetahui mana yang halal dan haram. Ia ialah imam dalam berzakat dan amal ialah pengikutnya. Ia didiberikan kepada orang-orang yang berbahagia dan ia diharamkan kepada orang-orang yang bodoh." (HR. Ibn Abdul Barr)

Mu’adz bin Jabal namanya ialah Abu Abdul Rahman Mu’adz bin Jabal bin Amr al- Anshari al-Khazraji. Seorang sobat akrab nabi yang mulia. Dia $eorang yang sangat mengerti wacana halal dan haram. Sesudah perangTabuk Rasulullah saw mengirimnya sebagai hakim di Yaman. Dia seorang yang sangat tampan dan sangat dermawan. Meninggal dunia pada tahun 18 H. tidak memihki anak alasannya ialah beliau mandul.

Mengapa kita perlu mengetahui keutaman Ilmu seperti yang tersebut dalam dalil dan hadits di atas?

Imam al-Ghazali rahimahullah taala berkata: Ketahuilah bahwa pembahasan dalam serpihan ini ialah untuk mengetahui fadhilah ilmu itu. Akan tetapi apabila kita tidak memahami arti 'al-Fadhilah' keutamaan) maka kita tidak sanggup memahami maksud dari fadhilah ilmu itu. sepertiyang seseorang yang pernah menyampaikan bahwa Zaid spesialis hikmah. Tetapi beliau tidak mengetahui arti dan hakikat dari pesan yang tersirat itu sendiri. Kata al-fadhilah berasal dari al-fadhl yang artinya kelebihan. Apabila ada dua orang dan salah satunya ada yang lebih stimewa maka beliau dikatakan, "Fadhdhalahu." (dia mempunyai kelebihan darinya) Seperti dalam perkataan, "al-Fars afdhal min al-himar." kuda lebih baik dari keledai) artinya kedua binatang ini mempunyai kesamaan sebagai binatang dan binatang tunggangan.

Akan tetapi kuda nemiliki kelebihan dari keledai dalam kecepatan, menyerang musuh lan keindahannya. Meskipun keledai mempunyai kelebihan dalam bentuk tubuh, akan tetapi itu tidak sanggup dikatakan ‘Keledai lebih baik lari kuda alasannya ialah kelebihan itu spesialuntuk dalam postur badan dan bukan hakikat yang ada dalam dirinya. Apabila ini sanggup dipahami maka kita gres sanggup mengetahui bahwa ilmu itu mempunyai fadilah (keutamaan) Yang ada dalam ilmu itu sendiri. Karena ilmu ialah sifat yang s؛empurna milik Allah dan dengannya para malaikat dan para nabi nenjadi mulia.

Ketahuilah! Bahwa sesuatu yang berharga dan disenangi itu terbagi nenjadi tiga:
  • Apa yang dicari untuk orang yang lain.
  • Apa yang dicari untuk diri sendiri.
  • Apa yang dicari untuk orang lain dan untuk diri sendiri.
Apa yang dicari untuk yang lain mirip uang dirham dan dinar, keduanya ialah dua keping yang tidak berharga kecuali dengannya sanggup mencapai suatu keinginan. [Riwayat Ibn Abdul Barr. Hadits ini hasan]

Ibn Abdul Barr namanya ialah Yusuf bin Abdullah bin Muhammad bin Abdul Barr bin Ashim an-Namari al-Qurthubi. Penghafal hadits dari Maroko, mendapat julukan Syekh al-Islam, spesialis fiqh, menguasai ilmu qira’at, hadits, perawi hadits dengan perbedaan dalam hadits. pengarang kitab hadits dan kitab-kitab yang jumlahnya cukup banyak. pada masanya berakhir sanad hadits kepadanya. Meninggal dunia pada tahun 462 H.

Sedangkan apa yang dicari untuk dirinya sendiri ialah kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Dan, apa yang dicari untuk dirinya dan yang lain mirip keselamatan dari penyakit dan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Apa yang dicari untuk keperluan diri sendiri tentulah lebih baik dari apa yang dicari untuk keperluan orang lain. Dan, apa yang dicari untuk keperluan orang lain dan keperluan diri sendiri tentu jauh lebih baik dari apa yang dicari untuk keperluan orang yang lain.

melaluiataubersamaini pemahaman ini, maka kita sanggup melihat bahwa ilmu ialah sesuatu yang paling tepat yang kita miliki. Selain itu, kita juga mendapat bahwa ilmu ialah wasilah (perantara) untuk mendekatkan diri kepada Allah dan kebahagian dunia-akhirat. Karena tidaklah mungkin seseorang mencapai itu kecuali dengan ilmu dan amal. Dan, tidaklah mungkin seseorang sanggup berzakat kecuali dengan ilmu. Oleh alasannya ialah itu, dasar kebahagiaan di dunia dan alam abadi ialah ilmu dan ia ialah sesuatu yang paling baik dari yang lainnya. 

Buahnya Ilmu

Selain mengetahui fadhilah atau keutamaan ilmu kita pun perlu mengetahui buahnya ilmu. Buahnya ilmu ialah akrab kepada Allah, ibarat malaikat, memperoleh kebahagian yang infinit di akhirat, kemuliaan dan kewibawaan, serta percaya diri di hadapan orang-orang bahkan di hadapan para pemimpin dunia.

Ini ialah fadilah ilmu secara mutlak. Kemudian antara satu bidang ilmu dengan ilmu yang lain mempunyai kemuliaan yang tidak sama-beda. Tergantung dari kemuliaan yang dipelajari dan buah dari ilmu itu sendiri.

Berjalanlah engkau bersama ilmu kemana pun ia berjalan, bertanyalah perihalnya kepada orang yang mengetahuinya.

Didalamnya terdapat penerang hati dari kebutaan. Didalamnya pula terdapat kekayaan dan harta pusaka. Apabila engkau takut akan ketidak beradaan harta pusaka itu.

Apakah engkau tidak melihat bahwa kebodohan itu merendahkan seseorang. Dan orang yang diberilmu akan diangkat oleh ilmu tersebut di antara kaumnya.

Orang yang diberilmu ialah orang yang besar di antara kaumnya meskipun beliau mempunyai badan yang kecil. Kepadanya mereka mengadukan permasalahan dan meminta petunjuk hukum.

Apakah kedua matamu tidak pernah melihat pemandangan yang paling buruk, yaitu orang renta yang tidak mempunyai nalar dan ilmu.

Itu ialah keadaan yang paling jelek dan hindarilah darinya. Karena permulaannya ialah kehinaan dan jadinya ialah tercela.

Bergaullah dengan orang yang diberilmu dan berteman dekatlah dengan orang-orang yang baik dari mereka, alasannya ialah berkawan dengan mereka ialah keindahan dan bersama dengan mereka ialah keuntungan.

Jangan engkau palingkan matamu dari mereka, sesungguhnya mereka bagaikan bintang. Apabila hilang bintang maka muncul bintang yang lain.
0 Komentar untuk "Keutamaan, Buah Menuntut Ilmu Dalam Hadits & Alqur'an"

Back To Top