Faedah Dan Kiprah Kekuatan Syahwat Manusia

Definisi atau pengertian dari kekuatan syahwat. Kekuatan syahwat yaitu kekuatan yang tidak muncul da­rinya selain perbuatan-perbuatan kebinatangan berupa penyembahan pada kelabuin dan perut, serta impian besar lengan berkuasa pada persetubuhan dan makan. [Jami’ as-Sa’adah, karya an-Naraqi, jil.1, hal.61] Tugasnya: saat kita menganalisis kiprah kekuatan ini, kita mendapati bahwa kekuatan ini melaksanakan dua acara utama.

Pertama, makan. 

Kepentingan acara ini menjadi terang melalui dua faedah utama yang diperoleh insan darinya, yaitu:
  • Memelihara badan. Jelas bahwa diri, dalam bentuk umum dan tanpa memandang kekecualian, tidak bisa melaksanakan pekerjaan apa pun kecuali melalui badan. Badan ialah wahana, alat, dan kendaraan yang dengannya diri sanggup menjalankan pekerjaan yang diinginkannya di dunia ini. Apabila ba­dan ini lemah atau rusak maka diri benar-benar kehilangan wahananya dalam menjalannya pekerjaan-pekerjaannya, benar-benar menyerupai musafir yang kehilangan wahana perjalanannya sehingga ia tidak bisa mencapai tujuan. Badan tidak me­melihara menyerupai tampak dengan terang kecuali makan yang didorong oleh kekuatan syahwat. Namun, kekuatan ini tidak mengenal halal, haram, banyak, dan sedikit. Oleh alasannya yaitu itu, harus ada kekuatan lain yang mengontrol kerja kekuatan ini sehingga ia sanggup mengidentifikasi kebaikan dan kerusakan, serta melihat dengan terang mana yang halal dan mana yang haram untuknya. Kekuatan ini dinamakan kekuatan nalar (al- quwwah al-'aqilah). 
Bagaimanapun, kekuatan syahwat—dilihat dari faedah ini—bukan spesialuntuk kekuatan yang penting, melain­kan juga ialah kekuatan utama. Tanpa kekuatan ini ma­nusia tidak bisa mencapai kesempurnaan yang didamba­kannya. Bahkan, jiwa insan spesialuntuk terbentuk pada badan. Apabila tubuh sudah terbentuk dari masakan halal dan suci maka jiwa pun menjadi suci. Namun, kalau tubuh terbentuk dari masakan yang haram dan najis, maka jiwa pun menjadi jelek dan najis. Oleh alasannya yaitu itu, di dalam riwayat disebutkan, "Hen­daklah kalian bersikap baik pada nuthfah kalian, [Da’a’im al-Islam karya al-Qadhi an-Nu’man al-Maghribi, Mu’assasah Ahl al-bayt li Ihya’ at-Turats, Qum, 2:200/733]" sebagai­mana disebutkan dalam banyak riwayat yang menganjurkan wanita hamil biar memakan masakan tertentu dan ber­pantang dari masakan tertentu. 
Berkenaan dengan hal ini, di dalam riwayat lain disebutkan, "Orang sengsara yaitu orang yang sengsara di dalam perut ibunya, sedangkan orang baha­gia yaitu orang yang senang di dalam perut ibunya.[ Al-Tawhid, karya ash-Shaduq, 3/356]" Artinya kesengsaraan dan kebahagiaan insan dimulai dari fase-fase kehidupannya yang pertama saat masih berupa janin di dalam perut ibunya menurut masakan dan nutrisi yang ikut andil di dalam pembentukannya. 
  • Kekuatan syahwat ini di samping makan kalau tidak ada di dalam diri manusia, tentu ia tidak akan bisa mencapai ke­sempurnaan yang berkaitan dengannya. Untuk mengambarkan aliran ini, kami katakan bahwa orang buta kehilangan kesempurnaan-kesempurnaan yang yang terbentuk dari tidak memandang sesuatu yang diharamkan Allah. melaluiataubersamaini hilangnya orang kafir di muka bumi ini, maka seseorang kehilangan ke­sempurnaan jihad dijalan Allah. Demikian seterusnya. Kalau seseorang tidak makan dan minum, tentu ia tidak akan bisa mencapai kesempurnaan-kesempurnaan yang berkaitan de­ngan tidak makan masakan haram, dan sebagainya. 
Kedua, bersetubuh. 

Kegiatan ini pun mempunyai dua faedah, sebagai diberikut.
  • Memelihara dan meneruskan keturunan manusia. Kalau dalam bersetubuh tidak ada syahwat dan kelezatan tanpa meman­dang pahala di darul abadi maka insan tidak akan melaksanakan hal itu alasannya yaitu adanya kesusahan-kesusahan yang diakibatkan kebe­radaan bawah umur dan keturunan serta keharusan mendidik dan memelihara mereka. 
  • Kegiatan ini mempersembahkan aneka macam peluang bagi kesempur­naan seseorang dalam aspek-aspek yang berkaitan dengan pe­muasan syahwat seksual. Hal ini kami artikan sebagai ke­sempurnaan-kesempurnaan yang berkaitan dengan kesucian diri. 
Kadang-kadang, segera muncul di dalam pikiran sebagian orang, pertanyaan yang berkaitan dengan kekuatan syahwat, yaitu "Bukankah lebih utama kalau Allah SWT membuat kita tanpa syahwat ini dan ke­sempurnaan-kesempurnaan yang berkaitan dengannya?"

Jawabannya, bahwa pertanyaan ini yaitu sama dengan pertanyaan kita, mengapa Allah SWT tidak membuat kita sebagai malaikat?

Ja­waban kedua pertanyaan ini sama, yaitu bahwa dengan kebijaksanaan-Nya, Allah 'SWT sudah berkehendak untuk membuat suatu makhluk yang tidak didiberi syahwat seksual dan makan. Makhluk itu yaitu malaikat. Selain itu, dengan kebijaksanaan-Nya, Dia berhendak untuk membuat makhluk lain yang mempunyai syahwat ini. Makhluk tersebut dalah insan yang bisa naik di atas kekuatan ini yang menarikdanuniknya kebinatangan dan meninggi darinya sehingga ia menjadi lebih utama daripada malaikat.
0 Komentar untuk "Faedah Dan Kiprah Kekuatan Syahwat Manusia"

Back To Top