Dalil Dalil Memutuskan Silaturahmi Dan Ancamannya

Telah kita ketahui banyak sekali macam keutaman dari menyambung relasi silaturahmi. Sebaliknya, tetapkan silaturahmi atau tetapkan relasi kekerabatan dalam Islam yaitu ialah dosa besar dan mendapatkan ancaman-ancaman dari Allah dalam Firman-nya Al-Qur'an dan dalil hadits Nabi.
keutaman dari menyambung relasi silaturahmi Dalil Dalil Memutuskan Silaturahmi dan Ancamannya


Dalil Firman Allah swt wacana tetapkan Silaturahmi


Dalil firman Allah swt di dalam Al-Qur’an:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٖ وَٰحِدَةٖ وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالٗا كَثِيرٗا وَنِسَآءٗۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبٗا ١ 

Artinya: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang sudah membuat engkau dari seorang diri, dan dari padanya Allah membuat isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan pria dan wanita yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya engkau saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) relasi silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi engkau. (QS. An-Nisa': 1)

Maksud dari dalil Firman Allah swt di atas yaitu semoga kita tidakboleh hingga tetapkan relasi silaturahmi.


Juga dalil firman Allah swt:

فَهَلۡ عَسَيۡتُمۡ إِن تَوَلَّيۡتُمۡ أَن تُفۡسِدُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَتُقَطِّعُوٓاْ أَرۡحَامَكُمۡ ٢٢ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَعَنَهُمُ ٱللَّهُ فَأَصَمَّهُمۡ وَأَعۡمَىٰٓ أَبۡصَٰرَهُمۡ ٢٣ 

Artinya: Maka apakah kiranya kalau engkau berkuasa engkau akan membuat kerusakan di muka bumi dan tetapkan relasi kekeluargaan. Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya indera pendengaran mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka. (QS. Muhammad: 22-23)

Juga Dalil dalam AL-Qur’an:

ٱلَّذِينَ يُوفُونَ بِعَهۡدِ ٱللَّهِ وَلَا يَنقُضُونَ ٱلۡمِيثَٰقَ ٢٠ وَٱلَّذِينَ يَصِلُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيَخۡشَوۡنَ رَبَّهُمۡ وَيَخَافُونَ سُوٓءَ ٱلۡحِسَابِ ٢١ 

Artinya: (yaitu) orang-orang yang memenuhi komitmen Allah dan tidak merusak perjanjian dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang jelek (QS. Ar-Ra'd: 20-21)

Firman Allah swt:

۞إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَسۡتَحۡيِۦٓ أَن يَضۡرِبَ مَثَلٗا مَّا بَعُوضَةٗ فَمَا فَوۡقَهَاۚ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ فَيَعۡلَمُونَ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّهِمۡۖ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فَيَقُولُونَ مَاذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلٗاۘ يُضِلُّ بِهِۦ كَثِيرٗا وَيَهۡدِي بِهِۦ كَثِيرٗاۚ وَمَا يُضِلُّ بِهِۦٓ إِلَّا ٱلۡفَٰسِقِينَ ٢٦ ٱلَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهۡدَ ٱللَّهِ مِنۢ بَعۡدِ مِيثَٰقِهِۦ وَيَقۡطَعُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيُفۡسِدُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ ٢٧ 

Artinya: Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang diberiman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menimbulkan ini untuk perumpamaan?". melaluiataubersamaini perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang didiberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik. (yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah setelah perjanjian itu teguh, dan tetapkan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi. (Al-Bagarah: 26-27)

Dalil Hadits Nabi wacana tetapkan Silaturahmi


Di Dalam kitab shahih Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa Rasulullah saw sudah bersabda: 

لا يدخل الجنة قاطع رحم

"Tidak akan masuk surga orang yang memutus ikatan rahim.( dalil Hadits  Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (5984) Muslim (2556) Abu Dawud (1696) dan At-Tirmidzi (1909) dan Jabir bin Muth'im).

Barangsiapa yang tetapkan relasi silaturahmi atau kerabat yang lemah. mengisolir mereka, bersikap takabbur terhadap mereka. dan tidak berbuat baik kepada mereka. padahal ia kaya sedangkan mereka fakir. maka ia termasuk kategori yang diancam dengan hadits ini. Terhalang dari masuk surga. Kecuali kalau bertaubat kepada Allah kemudian berbuat baik kepada mereka.

Rasulullah saw juga sudah bersabda, "Barangsiapa memiliki kerabat yang lemah kemudian tidak berbuat baik dan mengalokasikan sedekahnya kepada selain mereka. pasti Allah tidak akan mendapatkan sedekahnya dan tidak akan memandangnya pada hari kiamat. Sedangkan barangsiapa da/am keadaan fakir, hendaknya menyambung (ikatan rahim) dengan mengunjungi mereka dan selalu menanvakan kabar mereka. (Hadits Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dan isnadnya dha’if)

Juga Nabi Muhammad saw. sudah bersabda, "Sambunglah ikatan rahim kalian walaupun spesialuntuk dengan ucapan salam. (Hadits Hasan.. Diriwayatkan oleh Al-Bazzar dari lbnu Abbas. Ath-Thabrani dari Abu Thufail. dan Al-Baihaqi (7973) dari Anas (7972) dari Suwaid bin Amir Dan di-hasan-kan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ (2838) dengan lafal ballu dan riwayat Al-Bukhari (5990) dari Amru bin Ash dengan lafal walakin la hum rahimun abulluha bibalaliha. maksudnya saya menyambungnya dengan menyambung tali rahimnya.)

Beliau Rasulullah juga bersabda: 

شرح حديث أبي هريرةَ رضي اللَّه عنه "وَمَنْ كانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ والْيوم الآخِر، فَلْيصلْ رَحِمَهُ" وحديث "هَذَا مُقَامُ الْعَائِذِ بِكَ مِنَ الْقَطِيعةِ"

Artinya: Barangsiapa diberiman kepada Allah dan hari simpulan hendaknya menyambung ikatan rahimnya.( Hadits Shahih. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (6138) dari Abu Hurairah)

Dalam sebuah hadits juga disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda,

حديث: ليس الواصل بالمكافئ، ولكن الواصل الذي إذا قطعت رحمه وصلها

Artinya: Orang yang menyambung itu bukanlah mukafi’ (orang yang melakukannya kalau kerabatnya terlebih doloe melaksanakan hal itu kepadanya), akan tetapi orang yang menyambung yaitu orang yang kalau engkau memutus relasi darinya ia menyambungnya. (Hadits Shahih. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari 15991 ). Abu Dawud (1697), At-Tirmidzi (19081 dan Ahmad (2/190) dari Abdullah bin Amr)

Juga di dalam sebuah hadits qudsi Allah swt. berfirman:

أَنَا الرَّحْمَنُ فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ ، وَمَنْ قَطَعَهَا بَتَتُّهُ

Artinya: Aku yaitu ar-Rahman (Yang Maha Pengasih) dan ia yaitu ikatan rahim. Barangsiapa menyambungnya Aku-pun menyambung relasi dengannya. Dan barangsiapa memutuskannya Aku-pun tetapkan relasi darinya. (Hadits Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Asy-Syu'ab (7966) dan Al-Haitsaami dalam Al-Majma’ (8/151) berkata. diriwayatkan oleh Ahmad sedangkan para perawinya tsiqat.)

Ali bin Husein berpesan kepada anaknva, "Wahai anakku, tidakboleh sekali-kali engkau berteman akrab dengan orang yang tetapkan ikatan rahim. Sesungguhnya saya mendapatkannva terlaknat dalam kitabullah pada tiga tempat."

Juga diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ia mengadakan majlis untuk mengkaji hadits Rasulullah saw. Dia berkata, ''Aku merasa sesak dada kepada setiap orang yang tetapkan ikatan rahim hingga orang itu pergi dari antara kita." Tidak ada yang beranjak pergi kecuali seorang cowok yang duduk di serpihan terjauh halaqah itu. Ia pergi ke rumah bibinya dikarenakan telah sekian tahun ia bermusuhan dengannya. Ia jalin kemba]i ikatan rahim itu. Keheranan bibinya bertanya, "Apa vang membawamu ke mari, keponakanku?" Pemuda itu menjawaban, "Sungguh, saya tengah mengikuti majlisnya Abu Hurairah. Salah seorang sahabat akrab Rasulullah saw. Dia berkata. 'Aku merasa sesak dada kepada setiap orang yang tetapkan ikatan rahim hingga orang itu pergi dari antara kita." Bibinya berkata, "Kembalilah ke majlisnya dan tanyakan mengapa demikian." Pemuda itu pun kembali ke majlis dan menceritakan kepada Abu Hurairah wacana sengketa antara ia dan bibinya. Dia bertanya, "Mengapa Anda tidak mau bermajlis dengan orang yang sudah tetapkan ikatan rahim?" Abu Hurairah menjawaban, "Aku sudah mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Sesungguhnya rahmat tidak akan turun kepada suatu kaum vang di dalamnya ada orang yang tetapkan ikatan rahim."

Kisah Cerita Inspirasi menyambung relasi Silaturahmi

Diceritakan ada seorang pria yang kaya menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Sesampai nya di Mekah ia menitipkan uangnya sebanyak 1000 dinar kepada seseorang yang populer sanggup mengemban amanah dan sholeh hingga seusai wuquf di Arafah. Ketika ia sudah menuntaskan wuqufnya ia kembali ke Mekah dan mendapati orang yang dititipinya sudah meninggal. Ia menanyakan wacana uangnya kepada keluarganya. Ternyata tidak seorang pun dari anggota keluarganya yang mengetahuinya.

Orang itu pun mengadukan masalahnya kepada para ulama Mekah. Mereka berkata, "Apabila separuh malam sudah silam mendekatlah ke sumur Zamzam, lihatlah, dan panggil namanya. Jika ia termasuk penghuni nirwana pasti ia akan menjawaban panggilanmu pada kali pertama." Maka orang itu mengikuti nasehat mereka, menhadiri sumur Zamzam dan memanggilnya. Namun tidak ada jawabanan. Karenanya ia kembali kepada mereka, mencerita-kannya. Mereka berkata, "Inna lilahi wa inna ilaihi raji’un. Kami khawatir tidakboleh-tidakboleh kawanmu itu termasuk penghuni neraka. Pergilah ke tanah Yaman, Di sana ada sebuah sumur yang ddiberi nama sumur Barhut. Kaatanya sumur itu berada di tepi jahannam. Lihatlah di waktu malam, dan panggillah kawanmu. Jika ia termasuk penghuni neraka pasti ia akan menjawaban panggilanmu. 

Maka orang itu pun berangkat ke Yaman dan bertanya-tanya wacana sumur itu. Seseorang menunjukkannya dan ia pun menhadirinya di malam hari. Ia melihat ke dalamnya dan berseru, "Hai Fulan!" Ada jawabanan. Ia bertanva, "Di mana uang emasku?" "Aku tanam di serpihan 'anu' dalam rumahku. Aku memang belum memdiberitahukannya kepada anakku. Galilah pasti engkau mendapatkannya.", bunyi jawabanan itu. Orang itu bertanya lagi, "Apa yang menyebabkanmu berada di sini padahal berdasarkan prasangka kami, engkau yaitu seorang yang baik?" Terdengar bunyi jawabanan, "Aku punya seorang saudara wanita yang fakir. Aku menjauhinya dan tidak menaruh belas kasihan kepadanya. Maka Allah menghukumku dan merendahkan kedudukanku menyerupai ini.

Ini sesuai dengan dalil sabda Nabi Muhammad saw. dalam hadits yang shahih, "Tidak akan masuk nirwana orang yang memutuskan.( Takhrij-nya sudah disebutkan di muka.). Maksudnya yaitu tetapkan ikatan rahim atau relasi silaturahmi menyerupai saudara perempuan, bibi, keponakan, dan yang lainnya dari antara kerabat.

Demikianlah dalil dalil baik dari al-Quran dan hadits Nabi wacana tetapkan silaturahmi. Marilah senantiasa Kita memohon semoga selalu mendapatkan limpahan taufiq kepada Allah umuk sanggup memaatiNya dan terhindar dari perbuatan dosa tetapkan silaturahmi.
0 Komentar untuk "Dalil Dalil Memutuskan Silaturahmi Dan Ancamannya"

Back To Top