Akhlak terpuji kepada sesama dan lingkungan sosial itu wajib dalam anutan Islam. Berikut ini akan memaparkan pengertian dari etika terpuji terhadap lingkungan sosial berdasarkan hadits dan juga firman Allah SWT dalam al-Qur'an. Untuk mengpertamai terkena pengertian etika terpuji, mari kita simak bersama sabda Nabi Muhammad saw. yang artinya: "Sebenar-benar Muslim itu ialah orang yang sanggup menyelamatkan orang-orang Muslim (lainnya) dengan kata-kata dan perbuatannya." (H.R. Muslim).
Disamping itu juga hadits lain dari Nabi Muhammad tentang etika terpuji yang berbunyi:
Artinya: "Seorang Mukmin terhadap Mukmin lainnya seumpama bangunan saling mengokohkan satu dengan yang lain. (Kemudian Rasulullah saw. merapatkan jari-jari tangan beliau)" (Muttafaq 'alaih).
Selain itu ada firman Allah dalam ayat Al-Qur'an yang dipertamai dengan panggilan "Yaa ayyuha alladzina aamanu", tetapi banyak juga yang dipertamai dengan panggilan "Ya ayyuha an-naas". Ini mengatakan bahwa secara Qur'ani kita ditaqdirkan oleh Allah swt. untuk hidup bermasyarakat, dan bahwa insan ialah makhluk sosial.
Artinya: "Seorang Mukmin terhadap Mukmin lainnya seumpama bangunan saling mengokohkan satu dengan yang lain. (Kemudian Rasulullah saw. merapatkan jari-jari tangan beliau)" (Muttafaq 'alaih).
Selain itu ada firman Allah dalam ayat Al-Qur'an yang dipertamai dengan panggilan "Yaa ayyuha alladzina aamanu", tetapi banyak juga yang dipertamai dengan panggilan "Ya ayyuha an-naas". Ini mengatakan bahwa secara Qur'ani kita ditaqdirkan oleh Allah swt. untuk hidup bermasyarakat, dan bahwa insan ialah makhluk sosial.
Maksud dari makhluk sosial ialah bahwa insan tidak sanggup hidup sendiri, tanpa bekerjasama dengan insan yang lain. Untuk sanggup hidup yang masuk akal sebagai manusia, ia memerlukan banyak sekali macam kebutuhan, baik kebutuhan primer menyerupai makan, pakaian, daerah tinggal, maupun kebutuhan sekunder seperti: pendidikan, hiburan, kendaraan, perlengkapan rumah tangga, radio, televisi, komputer dan sebagainya. Untuk memenuhi banyak sekali kebutuhan tersebut insan membutuhkan menolongan orang lain. Betapa pun kaya rayanya seseorang, ia tetap membutuhkan menolongan orang lain. Orang kaya membutuhkan menolongan tenaga dan jasa dari orang lain. Orang miskin membutuhkan menolongan bahan dari orang yang berada.
Dalam sejarah panjang agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. mengatakan bahwa Islam sangat memperhatikan kehidupan sosial. Realita sejarah mengatakan bahwa kehadiran agama Islam sudah berhasil mengangkat harkat dan martabat manusia. Islam juga sudah berhasil mengubah masyarakat jahiliah dan kurang cerdik menjadi masyarakat yang berbudaya dan maju. Kegiatan- acara yang mengandung sosial kemasyarakatan senantiasa dikedepankan oleh Islam. Misalnya masalah zakat, sedekah, adat dalam pergaulan, dan acara kemasyarakatan lainnya selalu menerima porsi dan perhatian yang tinggi. Untuk membuat masyarakat yang aman, damai, dan serasi agama Islam menyuruh umatnya untuk melakukan amar makruf dan nahi munkar.
Islam memerintahkan supaya kita menjalani kehidupan yang spesialuntuk sekali di dunia ini dengan selalu berbuat baik dan menjauhi yang buruk. Dalam pergaulan sehari-hari sebagai umat Islam kita diperintahkan untuk berbuat baik pada siapa saja.
Allah swt. juga berfirman dalam Al-Qur'an surat An-Nisaa' (4) ayat 36 yang artinya: "Dan sembahlah Allah dan tidakbolehlah engkau mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat oke kepada kedua orang tua, karib-kerabat, belum dewasa yatim, orang-orang miskin, tetangga bersahabat dan tetangga jauh, mitra sejawat, ibnu sabil dan hamba-hamba sahaya yang engkau miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri."
Jelas bagi kita, bahwa agama Islam itu ialah agama yang menghimpunkan tiruana insan yang ada di dunia menjadi satu dan kasih-mengasihi. Oleh sebab itu, pergaulan di antara manusia-manusia ialah pokok ajarannya. Rasulullah pernah berkata: "Orang-orang mukmin yang bercampur gaul dengan insan dan menolong-memmenolong antara sesama dalam kesukaran lebih baik daripada orang mukmin yang tidak bergaul dengan manusia-manusia yang lain dan tidak ingin pula menolong-memmenolong dengan mereka dalam kesusahan dan kesukarannya".
sangat memerintahkan hidup secara berjama'ah, dan bagaimana tidak kita sebutkan pergaulan itu menjadi pokok anutan Islam, sebab hampir setiap ibadah diutamakan untuk dilakukan bahu-membahu yang mencerminkan pergaulan dan kebersamaan. Mengapa shalat berjama'ah lebih baik daripada shalat sendiri-sendiri? Mengapa shalat Jum'at difardhukan dan ditetapkan sebagai sesuatu ibadah yang besar pahalanya? Mengapa wukuf di Padang Arafah menjadi rukun dalam ibadah haji, sehingga seluruh umat insan harus berkumpul di sana? Semuanya ini menunjukkan, bahwa Islam itu ialah agama sosial, agama yang hendak memadukan kerja sama dan pergaulan sesama insan seluruhnya, semenjak dari tetangga yang kita kenal setiap hari hingga kepada orang lain dan berbangsa lain, berbahasa dan bertabiat lain yang sebelumnya tidak pernah bertemu dengan kita.
Hakikat wukuf di Padang Arafah, ialah bukti dari Islam sebagai agama sosial yang memerlukan kerjasama dan pergaulan sesama manusia.
Dapat kita katakan bahwa pergaulan itu bekerja sama dengan tiap orang dengan cara yang baik dan benar, dengan muka yang manis dan lemah lembut, supaya pergaulan itu sanggup menumbuhkan rasa kasih akung dan menhadirkan rasa cinta antara satu sama lain.
Dalam sejarah panjang agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. mengatakan bahwa Islam sangat memperhatikan kehidupan sosial. Realita sejarah mengatakan bahwa kehadiran agama Islam sudah berhasil mengangkat harkat dan martabat manusia. Islam juga sudah berhasil mengubah masyarakat jahiliah dan kurang cerdik menjadi masyarakat yang berbudaya dan maju. Kegiatan- acara yang mengandung sosial kemasyarakatan senantiasa dikedepankan oleh Islam. Misalnya masalah zakat, sedekah, adat dalam pergaulan, dan acara kemasyarakatan lainnya selalu menerima porsi dan perhatian yang tinggi. Untuk membuat masyarakat yang aman, damai, dan serasi agama Islam menyuruh umatnya untuk melakukan amar makruf dan nahi munkar.
Islam memerintahkan supaya kita menjalani kehidupan yang spesialuntuk sekali di dunia ini dengan selalu berbuat baik dan menjauhi yang buruk. Dalam pergaulan sehari-hari sebagai umat Islam kita diperintahkan untuk berbuat baik pada siapa saja.
Allah swt. juga berfirman dalam Al-Qur'an surat An-Nisaa' (4) ayat 36 yang artinya: "Dan sembahlah Allah dan tidakbolehlah engkau mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat oke kepada kedua orang tua, karib-kerabat, belum dewasa yatim, orang-orang miskin, tetangga bersahabat dan tetangga jauh, mitra sejawat, ibnu sabil dan hamba-hamba sahaya yang engkau miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri."
Jelas bagi kita, bahwa agama Islam itu ialah agama yang menghimpunkan tiruana insan yang ada di dunia menjadi satu dan kasih-mengasihi. Oleh sebab itu, pergaulan di antara manusia-manusia ialah pokok ajarannya. Rasulullah pernah berkata: "Orang-orang mukmin yang bercampur gaul dengan insan dan menolong-memmenolong antara sesama dalam kesukaran lebih baik daripada orang mukmin yang tidak bergaul dengan manusia-manusia yang lain dan tidak ingin pula menolong-memmenolong dengan mereka dalam kesusahan dan kesukarannya".
sangat memerintahkan hidup secara berjama'ah, dan bagaimana tidak kita sebutkan pergaulan itu menjadi pokok anutan Islam, sebab hampir setiap ibadah diutamakan untuk dilakukan bahu-membahu yang mencerminkan pergaulan dan kebersamaan. Mengapa shalat berjama'ah lebih baik daripada shalat sendiri-sendiri? Mengapa shalat Jum'at difardhukan dan ditetapkan sebagai sesuatu ibadah yang besar pahalanya? Mengapa wukuf di Padang Arafah menjadi rukun dalam ibadah haji, sehingga seluruh umat insan harus berkumpul di sana? Semuanya ini menunjukkan, bahwa Islam itu ialah agama sosial, agama yang hendak memadukan kerja sama dan pergaulan sesama insan seluruhnya, semenjak dari tetangga yang kita kenal setiap hari hingga kepada orang lain dan berbangsa lain, berbahasa dan bertabiat lain yang sebelumnya tidak pernah bertemu dengan kita.
Hakikat wukuf di Padang Arafah, ialah bukti dari Islam sebagai agama sosial yang memerlukan kerjasama dan pergaulan sesama manusia.
Dapat kita katakan bahwa pergaulan itu bekerja sama dengan tiap orang dengan cara yang baik dan benar, dengan muka yang manis dan lemah lembut, supaya pergaulan itu sanggup menumbuhkan rasa kasih akung dan menhadirkan rasa cinta antara satu sama lain.
Di dalam Islam diajarkan supaya pengecap kita enteng mengucapkan terima kasih atas menolongan seseorang, supaya pengecap kita fasih dalam memdiberi salam kepada siapa pun, supaya bunyi kita merdu dan lemah lembut dalam memanggil sesama insan dengan nama yang baik dan disukainya. Begitu juga supaya kita tidak segan-segan mengorbankan daerah kita kepada orang lain untuk sangat senang hatinya, terutama untuk memdiberi suatu kehormatan yang sesuai dengan keinginannya.
Allah swt. membuat insan dalam banyak sekali jenis dan bangsa untuk saling mengenal sebagaimana firman-Nya surat Al-Hujurat ayat 13 yang artinya sebagai diberikut:
"Wahai manusia! Sungguh Kami sudah membuat engkau dari seorang pria dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan engkau berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya engkau saling mengenal."
Saling mengenal satu sama lain ialah dasar kekerabatan antara sesama insan dalam kehidupan bermasyarakat. melaluiataubersamaini dasar saling mengenal ini kemudian dikembangkan pengaruh-pengaruh kehidupan yang baik.
Islam ialah agama yang dilandasi persatuan dan kasih akung. Kecenderungan untuk saling mengenal di antara sesama insan dalam hidup dan kehidupannya sangat ditekankan dalam anutan Islam.
Orang yang mengasingkan diri dalam pergaulan yang kita kenal dengan sebutan Uzlah (mengasingkan diri) dengan maksud untuk melepaskan diri dari tanggung tanggapan amar makruf serta lari dari tanggung tanggapan untuk membuatkan syiar Islam, maka uzlah yang menyerupai ini tidak dibenarkan dalam Islam. Namun uzlah untuk menghindarkan diri dari fitnah dan dari masyarakat yang bergelimang kemaksiatan atau bagi orang yang lemah sanggup dibenarkan berdasarkan Islam.
Allah swt. membuat insan dalam banyak sekali jenis dan bangsa untuk saling mengenal sebagaimana firman-Nya surat Al-Hujurat ayat 13 yang artinya sebagai diberikut:
"Wahai manusia! Sungguh Kami sudah membuat engkau dari seorang pria dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan engkau berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya engkau saling mengenal."
Saling mengenal satu sama lain ialah dasar kekerabatan antara sesama insan dalam kehidupan bermasyarakat. melaluiataubersamaini dasar saling mengenal ini kemudian dikembangkan pengaruh-pengaruh kehidupan yang baik.
Islam ialah agama yang dilandasi persatuan dan kasih akung. Kecenderungan untuk saling mengenal di antara sesama insan dalam hidup dan kehidupannya sangat ditekankan dalam anutan Islam.
Orang yang mengasingkan diri dalam pergaulan yang kita kenal dengan sebutan Uzlah (mengasingkan diri) dengan maksud untuk melepaskan diri dari tanggung tanggapan amar makruf serta lari dari tanggung tanggapan untuk membuatkan syiar Islam, maka uzlah yang menyerupai ini tidak dibenarkan dalam Islam. Namun uzlah untuk menghindarkan diri dari fitnah dan dari masyarakat yang bergelimang kemaksiatan atau bagi orang yang lemah sanggup dibenarkan berdasarkan Islam.
Tindakan menetapkan hubungan untuk menghindarkan diri dari berkecamuknya fitnah dan kemaksiatan berlaku spesialuntuk bagi orang-orang yang lemah yang dibenarkan untuk menyelamatkan agama dan imannya. Adapun bagi orang yang mempunyai ilmu, kemampuan dan kekuatan, tidak diperkenankan melaksanakan uzlah, bahkan harus melaksanakan dakwah dan amar makruf serta nahi munkar.
Untuk menjaga keindahan pergaulan dalam masyarakat, agama Islam mengajarkan banyak sekali macam adat dalam pergaulan. Secara garis besar, pergaulan itu perlu diperhatikan oleh setiap anggota masyarakat, yaitu memandang saudara-saudaranya dengan pandangan yang sewajarnya.
Kepada orang yang lebih renta atau lebih tinggi ilmunya atau yang lebih banyak ibadahnya, maka hendaknya kita pandang sebagai orang-orang yang mempunyai keutamaan. Kepada mereka sewajarnya kita mempersembahkan penghormatan.
Kepada mereka yang umurnya sebaya dengan kita atau keadaannya setara dengan kita, kita pun hendaknya menghormati mereka. Karena mungkin saja mereka lebih baik daripada kita, baik akhlaknya maupun amal ibadahnya. Kepada mereka kita harus berlaku sopan santun.
Kepada mereka yang lebih muda usianya, kita harus menyayanginya dan memdiberinya bimbingan dan tetap menghargai pendapatnya. Karena bisa jadi orang yang lebih muda usianya mempunyai pendapat yang lebih baik dan mempunyai kegunaan bagi kehidupan masyarakat.
Terhadap sesama umat Islam Nabi Muhammad Rasulullah saw. sudah mempersembahkan pelajaran sebagaimana diceritakan sebuah hadits sebagai diberikut.
Rasulullah saw. bersabda: "Hak seorang muslim terhadap seorang muslim ada enam perkara". Sahabat bertanya, "Apa yang enam kasus itu, ya Rasulullah?" Ada beberapa sifat terpuji yang harus diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat. Sifat-sifat terpuji itu antara lain: ta'aruf, tafahum, jujur, adil, amanah, dan menepati janji.
Untuk menjaga keindahan pergaulan dalam masyarakat, agama Islam mengajarkan banyak sekali macam adat dalam pergaulan. Secara garis besar, pergaulan itu perlu diperhatikan oleh setiap anggota masyarakat, yaitu memandang saudara-saudaranya dengan pandangan yang sewajarnya.
Kepada orang yang lebih renta atau lebih tinggi ilmunya atau yang lebih banyak ibadahnya, maka hendaknya kita pandang sebagai orang-orang yang mempunyai keutamaan. Kepada mereka sewajarnya kita mempersembahkan penghormatan.
Kepada mereka yang umurnya sebaya dengan kita atau keadaannya setara dengan kita, kita pun hendaknya menghormati mereka. Karena mungkin saja mereka lebih baik daripada kita, baik akhlaknya maupun amal ibadahnya. Kepada mereka kita harus berlaku sopan santun.
Kepada mereka yang lebih muda usianya, kita harus menyayanginya dan memdiberinya bimbingan dan tetap menghargai pendapatnya. Karena bisa jadi orang yang lebih muda usianya mempunyai pendapat yang lebih baik dan mempunyai kegunaan bagi kehidupan masyarakat.
Terhadap sesama umat Islam Nabi Muhammad Rasulullah saw. sudah mempersembahkan pelajaran sebagaimana diceritakan sebuah hadits sebagai diberikut.
Rasulullah saw. bersabda: "Hak seorang muslim terhadap seorang muslim ada enam perkara". Sahabat bertanya, "Apa yang enam kasus itu, ya Rasulullah?" Ada beberapa sifat terpuji yang harus diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat. Sifat-sifat terpuji itu antara lain: ta'aruf, tafahum, jujur, adil, amanah, dan menepati janji.
Tag :
Ilmu Akhlak
0 Komentar untuk "Pengertian Adat Terpuji Terhadap Lingkungan Sosial"