Hubungan antara lahiriah perbuatan dan baitiniahnya tidak berarti bahwa hukum-hukum keduanya sama. Lahiriah perbuatan mempunyai hukum-hukum yang tidak sesuai dengan hukum-hukum batiniah. Lahiriah perbuatan kadang kala sangat bahagia, menyerupai makan harta anak yatim, tetapi batiniahnya ialah api. Kadang-kadang, lahiriah perbuatan menyakitkan, menyerupai bersabar atas shalat, puasa, jihad, dan berperang di jalan Allah, tetapi batiniahnya sangat senang dan ialah bentuk paling indah yang dilihat insan di alam akhirat.
Oleh alasannya ialah itu, diriwayatkan, "Sesungguhnya nirwana dikelilingi hal-hal yang tidak tidak sangat bahagia, dan bergotong-royong neraka dikelilingi hal-hal yang sangat bahagia. { Nahj al-Balaghah, khutbah 111}"
Kita mustahil bersandar pada lahiriah perbuatan, melainkan harus mengenal batiniahnya semoga kita mengenal hakikatnya. Lalu, kepada siapa kita merujukkan shalat, puasa, jihad, dan perbuatan-perbuatan kita yang lain semoga ia memdiberitahukan kepada kita batiniah perbuatan-perbuatan itu?
Jawabannya, orang yang sanggup memdiberitahukan batiniah perbuatan-perbuatan itu kepada kita spesialuntuklah Quran dan orang maksum a.s. melaluiataubersamaini cara ini, kita menerima petunjuk akan kebutuhan mendesak kita kepada orang maksum a.s. dalam perjalanan kita menuju al- Haqq SWT.
Tag :
Ilmu Akhlak
0 Komentar untuk "Kebutuhan Orang Maksum Dalam Mengenal Batian Perbuatan"