Persaingan di antara kekuatan jiwa insan dan pelaksanaan jihad besar. Setiap kekuatan dari kekuatan-kekuatan manusia bergerak menuju kesempurnaannya. Oleh alasannya itu, ia mencarinya dan bekerja sekuat kemampuannya untuk menggapainya. sepertiyang kesempurnaan kekuatan syahwat yakni dengan banyak makan, bekerjasama seksual, serta penghambaan kepada kelabuin dan perut. melaluiataubersamaini kesempurnaannya, wujud insan berkembang menjadi wujud hewan ternak. Kesempurnaan kekuatan ghadhab yakni dalam menyerang, menyakiti, dan menghancurkan yang lain dengan bentuk yang sangat keras dan kasar. melaluiataubersamaini kekuasaan dan kesempurnaannya, wujud insan berkembang menjadi wujud hewan buas yang berbahaya. Kesempurnaan kekuatan akal yakni dalam memimpin tiruana kekuatan dijalan kesempurnaan, Kedekatan Ilahi, khidmat pada agama, dan memandu perjalanan insan di dalam kekudusan, malakut, dan kesucian, melaluiataubersamaini kesempurnaannya, seseorang berkembang menjadi wujud malaikat.
Harus ditekankan di sini bahwa semata-mata munculnya perbuatan dari seseorang tidak menimbulkan keberadaannya terwarnai dengan warna perbuatan tersebut. Akan tetapi, perbuatan itu harus dilakukan berulang kali sehingga menjadi teguh padanya dan dari hal berkembang menjadi malakah, dan dari malakah berkembang menjadi ittihad. Sehingga setelah itu, keberadaannya pantas disifati dengan perbuatan kemalaikatan, kesetanan, kebinatangternakan, atau kebinatangliaran.
melaluiataubersamaini demikian, sudah niscaya terjadi persaingan dan pertempuran yang membuat masing-masing pihak membutuhkan wahana, peralatan, dan pasukan untuk pertempuran ini. Dibutuhkan pula hakim yang mempersembahkan keputusan di antara para petarung dan memisahkan di antara mereka. Berdasarkan hal ini, disebutkan dalam riwayat bahwa Allah SWT mempersembahkan pasukan kepada budi dan membiarkan kekuatan-kekuatan lain memperlengkapi diri dengan pasukan kebodohan dan setan. Sesudah itu, akan terjadi pertempuran di antara pasukan ar-Rahman dan pasukan setan. melaluiataubersamaini demikian, jihad ini disebut jihad besar dibandingkan dengan jihad melawan musuh eksternal yang disebut jihad kecil.
Jihad Besar dan dibangkitkannya insan pada hari kiamat
Akibat terpenting dari pertempuran seseorang melawan dirinya dan jihad besarnya yakni ditentukannya posisi orang itu pada Hari Kiamat dan diputuskannya cara ia dibangkitkan.
Realitas yang diraih seseorang pada Hari Kiamat tiada lain yakni akibat-akibat dari perbuatannya. Dan tidalah bagi seseorang melainkan apa yang sudah diusahakannya [QS an-Najm [53]: 39-40].
Realitas yang kita tunggu pada hari yang sangat susah itu bukan sesuatu yang dipaksakan kepada kita. Sesungguhnya Kami sudah menunjukinya jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir [QS al-Insan [76]: 3.]. Akan tetapi, kitalah yang membangunnya dan kita pula yang meletakkan watu batanya satu per satu sehingga, setelah itu, kita menemui Tuhan kita di daerah yang sudah ditentukan perbuatan kita untuk kita sendiri. [Kami sudah menandakan dalam pembahasan wacana kaidah-kaidah bahwa perbuatanlah yang memilih kaitan dengan realitas luar.]
Wahai manusia, bersama-sama engkau sudah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu. Maka, niscaya engkau akan menemui-Nya [QS al-Insyiqaq [84]: 6.]. Apabila perbuatan kita baik, tentu kita akan menemui-Nya di surga. Sebaliknya, jikalau perbuatan kita buruk, maka kita akan menemui-Nya di neraka—semoga kita dijauhkan dari hal ini. sepertiyang Dia membuat surga, Dia juga membuat neraka. sepertiyang ia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, Dia juga mempersembahkan siksaan yang sangat keras. Di mana saja kita berada, kita berjalan menuju pertemuan dengan-Nya.
Wahai manusia, bersama-sama engkau sudah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu. Maka, niscaya engkau akan menemui-Nya [QS al-Insyiqaq [84]: 6.]. Apabila perbuatan kita baik, tentu kita akan menemui-Nya di surga. Sebaliknya, jikalau perbuatan kita buruk, maka kita akan menemui-Nya di neraka—semoga kita dijauhkan dari hal ini. sepertiyang Dia membuat surga, Dia juga membuat neraka. sepertiyang ia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, Dia juga mempersembahkan siksaan yang sangat keras. Di mana saja kita berada, kita berjalan menuju pertemuan dengan-Nya.
Selain itu, rupa insan yang dbangkitkan pada Hari Kiamat sesuai dengan salah satu dan keempat kekuatan yang terdapat di dalam dirinya dan yang keluar sebagai pemenang melalui jihad besar. melaluiataubersamaini rupa itu, spesies insan menjadi spesies pertengahan, yang di bawahnya terdapat spesies-spesies lain di alam yang lain pula.
Penjelasannya, kita tahu bahwa insan dalam kehidupan ini ialah spesies terakhir yang disebutkan dalam definisinya menurut tasalsul budi (manthiq), yang di bawahnya spesialuntuk ada afrad. Adapun dalam kehidupan akhirat, rupa yang dibangkitkan sesuai dengan kekuatan kemalaikatan, kekuatan syahwat, kekuatan ghadhab, atau kekuatan wahm yang mempunyai wujud yang menyerupainya di dalam realitas eksternal, berupa malaikat, babi, hewan buas, atau setan.
Jadi, terdapat spesies-spesies lain, selain spesies manusia, yang menyerupainya pada Hari Kiamat menurut perbuatannya. Ia yakni spesies yang di bawahnya terdapat spesies-spesies lain. Hakikat inilah yang ditunjukkan dalam ayat: Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan [QS at-Takwir [81]: 5], Mereka yang dikumpulkan itu lampaunya yakni insan di dalam kehidupan dunia dan berkembang menjadi hewan liar di alam akhirat. Jika tidak, hewan liar yang bersama-sama tidak mempunyai relasi dengan Hari Kiamat, penghisaban, pembalasan, pahala, dan siksaan. Binatang liar tidak didiberi taklif sehingga tidak akan dihisab. Barangkali, hewan liar itu dikumpulkan, tetapi tidak dikumpulkan untuk mendapat tanggapan yang kita kenal. Jika hewan liar itu mendapat balasan, tentu ia berasal dari spesies yang lain.
Tag :
Ilmu Jihad
0 Komentar untuk "Jihad Besar Dan Dibangkitkan Insan Pada Hari Kiamat"