Arti Kata Cinta Dan Perasaan Cinta Dalam Pandangan Islam

Arti Kata perasaan Cinta yaitu suatu ikatan magic yang mengikat antara makhluk yang satu dengan yang lain. arti kata Perasaan Cinta yaitu taman kehidupan. Perasaan Cinta yaitu aroma kehidupan yang semerbak. Cinta yaitu wewangian yang selalu dihirup oleh tiruana jiwa.
Kata cinta itu mempunyai makna yang sangat luas. Akan tetapi, makna cinta yang saya maksud di sini yaitu cinta yang terjadi antara seorang perjaka dengan seorang pemudi atau antara lelaki dengan perempuan.
Cinta dengan makna ini yaitu suatu perasaan insan yang intinya tidak dimunculkan oleh Islam. Namun demikian, Islam juga tidak mengekang perasaan cinta tersebut di dalam jiwa-jiwa insan untuk memunculkan suatu kebinasaan. Yang benar, cinta yaitu suatu fithrah Allah yang didiberikan kepada manusia.
Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman,
"Dijadikan indah pada (pandangan) insan kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita dan anak-anak.” (Qs. Ali Imran (3):14)

Firman Allah Subhaanahu wa Ta'aala,
"Dan di antara gejala kekuasaan-Nya yaitu Dia membuat untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya engkau cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan akung. Sesungguhnya pada yang demkian itu benar-benar terdapat gejala bagi kaum yang berpikir. "(Qs. Ar-Ruum (30): 21)
Firman Allah Subhaanahu wa Ta'aala, 
"Dialah yang membuat engkau dari diri yang satu dan dari padanya Dia membuat istrinya, biar dia merasa bahagia kepadanya. " (Qs. A1 A'raf (7): 189)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 
“Kaum pcrempuan yaitu saudara kandung kaum lelaki." (Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud)
Maka, setiap jiwa insan yang sengsara itu akan selalu tersesat dan gundah hingga dia mendapat orang lain yang mempersembahkan petunjuk pada jiwa yang sudah mengalami kebingungan. Sehingga, setelah dia mendapat petunjuk dari orang lain itu, maka dia akan merasa senang, dalam kedamaian dan ketenangan.
Mengenai perasaan yang mulia ini, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan dengan sabdanya,

“Sesuatu yang saya senangi dari dunia yaitu para perempuan dan wewangian. Dan kesenanganku itu saya jadikan di dalam shalat.” (Hadits riwayat Ahmad dan An-Nasaa’i)
Apakah engkau sudah merenungkan bahwa kala "habbaba" yang berarti menyayangi itu sama dengan makna kata "zayyana" yang berarti menghiasi. Maksudnya, bahwa rasa cinta dan kecenderungan perasaan yang dimiliki oleh setiap orang kepada yang lainnya, yaitu antara dua jenis insan yang tidak sama yaitu perasaan-perasaan dan kesenangan-kesenangan yang diletakkan di dalam fithrah insan tanpa ada cita-cita insan itu sendiri untuk memilikinya. Dan kita sanggup menemukan makna ini secara terperinci dalam Hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam wacana keadilan terhadap istri-istrinya saat berdoa,
"Ya Allah, inilah bagianku berdasarkan apa yang kumiliki. Maka tidakbolehlah Engkau mencelaku wacana apa yang Engkau miliki sedang saya tidak memilikinya." (Hadits riwayat Abu Dawud dan At- Turmudzi)
Yang dimiliki oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yaitu keadilan dalam mempersembahkan nafkah dan proteksi (giliran) serta hak-hak bahan lainnya kepada istri-istrinya. Adapun yang tidak dimiliki oleh ia yaitu persamaan atau keadilan dalam mempersembahkan rasa cinta dan kasih akung kepada istri-istrinya.
Dan apabila kita ingin mempersembahkan sebuah teladan yang mencerminkan keluhuran dan kesucian perasaan cinta ini, maka kita akan segera melihat kepada seseorang yang mempunyai kepribadian yang komplek. Sosok  itu yaitu sosok kepribadian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang mempunyai hati yang tajam dan perasaan yang sensitif. Kita mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sangat menyayangi istrinya ‘Aisyah radhiyallaahu 'anhu. Dan kecintaan ia kepadanya ini sudah diketahui oleh tiruana teman dekatnya, sehingga saat 'Umar bin Khaththab radhiyallaahu ‘anhu menjabat sebagai khalifah, ia mempersembahkan tuntidakboleh kepada ummahaatul mu'minin dari Baitul Maal sebanyak sepuluh ribu. Namun dia menambahkan lagi dua ribu kepada 'Aisyah dengan beralasan, Karena Aisyah yaitu kekasih Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam."
Seorang shahabat yang berjulukan Masruq, apabila dia menceritakan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallaahu 'anha, maka dia berkata, "Telah menceritakan kepadaku Ash-Shadiqah binti Ash-Shiddiiq kekasih Rasulullah dan seterusnya.
Meskipun kecintaan Rasulullah kepada Aisyah begitu besar, namun ia tidak pernah melupakan cintanya yang pertama, yaitu kecintaannya kepada Siti khadijah radhiyallaahu 'anha. Kecintaannya kepada Siti Khadijah ini selalu membayang-bayangi dirinya secara sempurna. sepertiyang dikatakan oleh 'Aisyah radhiyallaahu 'anha,
"Aku tidak pernah merasa cemburu terhadap istri-istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang lain melebihi kecemburuanku kepada Siti Khadijah radhiyallaahu 'anha, meskipun saya tidak pernah melihatnya sama sekali. Hal itu dikarenakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sering kali menyebut namanya dan bahkan ia pernah memotong seujung kambing kemudian memotong bagian-bagiannya dan mengirimkannya ke kebun-kebun Khadhijah radhiyallaahu 'anha, seolah-olah tidak ada lagi perempuan di dunia ini selain Khadijah. Kemudian ia berkata, "Sesungguhnya dia selalu menyertainya, dan gampang-gampangan darinyalah saya mendapat seorang anak laki-laki." (Mutafaq 'Alaih)
Dan apabila ia mendengar bunyi "Halah" saudara perempuan Khadijah, maka suaranya itu akan mempengaruhi parasaan dan mengingatkan dirinya kepada masa lalunya yang sudah lewat bersama khadijah. Hal itu dikarenakan bunyi Halah sangat menyerupai dengan bunyi Khadijah.
Dari 'Aisyah radhiyallaahu 'anha berkata, "Halah binti Khuwailid, saudara perempuan khadijah pernah meminta ijin masuk ke rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka ia teringat seruan ijin khadijah dan kemudian ia merasa bahagia dengan hal itu, maka ia berdoa, "Ya Allah, lindungilah Halah binti Khuwailid." (Hadits riwayat Muslim)
Meskipun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sibuk berdakwah dengan segala tantangan dan kesusahannya, namun hal itu tidak menghalangi dirinya untuk menjadi seorang yang mempunyai hati penyayang yang simpatik. Semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada engkau wahai Nabi yang menyayangi istri-istrinya secara sempurna!
Tag : Pemuda Islam
0 Komentar untuk "Arti Kata Cinta Dan Perasaan Cinta Dalam Pandangan Islam"

Back To Top