Arti tolong menolong dalam islam berasal dari bahasa arab ta'awun berasal dari bahasa Arab yang artinya tolong-menolong. Menurut istilah dalam Ilmu Aqidah dan Akhlak, pengertian ta'awun ialah sifat bersama-sama di antara sesama insan dalam hal kebaikan dan takwa. Dalam fatwa Islam sifat ta'awun ini sangat diperhatikan, spesialuntuk dalam kebaikan dan takwa, dan tidak ada bersama-sama dalam hal dosa dan permusuhan. Oleh alasannya ialah itu sifat ta'awun atau bersama-sama termasuk adat terpuji dalam agama Islam.
Dalil Al qur'an dalam Firman Allah Ta'ala dalam surat Al-Mäidah (5) ayat 2:
Artinya: "...Dan tolong-menolonglah engkau dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan tidakboleh bersama-sama dalam berbuat dosa dan permusuhan".
Artinya: "...Dan tolong-menolonglah engkau dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan tidakboleh bersama-sama dalam berbuat dosa dan permusuhan".
Sesungguhnya sifat dan sikap ta'awun atau tolong menolong ini sudah dimulai pada pertama kelahiran dan perkembangan agama Islam. Dalam sejarah aneka macam perilaku Nabi dan para teman dekat, serta kaum muslimin yang berkaitan dengan sikap ta'awun. Kita ketahui, betapa Siti Khadijah dengan harta dan dorongan semangatnya sudah menolong usaha Rasulullah saw. dalam menyiarkan fatwa Islam. Begitu pula yang dilakukan oleh para teman dekat terutama Abu Bakar al-Shiddiq, Usman bin Affan, Abd al-Rahman bin Auf, ialah para teman dekat Nabi yang populer sudah mengorbankan seluruh hartanya untuk menolong usaha Rasulullah dalam membuatkan agama Islam. Begitu pula Abu Bakar al-Shiddiq menolong dengan membebaskan Bilal bin Rabah, budak yang sudah masuk Islam dan menerima penyiksaan dari majikannya.
Ketika Rasulullah dalam keadaan terkepung hendak dibunuh oleh orang-orang kafir, Ali bin Abi Thalib bersedia mengorbankan jiwa dan raganya menggantikan untuk pulas di kawasan pulas Rasul sehingga orang-orang kafir yang hendak membunuh Nabi menyangka Rasulullah masih pulas, padahal dia sudah keluar tanpa diketahui oleh mereka. Hal menyerupai itu dilakukan oleh Ali untuk menolong Rasulullah dari bahaya pembunuhan.
Umar bin Khaththab, secara belakang layar sering keluar rumah, masuk kampung keluar kampung untuk mengetahui keadaan rakyatnya, dan selalu menolong rakyatnya yang kesusahan.
Ketika Nabi beserta kaum muslimin hijrah ke Madinah, terjalin suasana yang penuh keakraban dan saling menolong antar kaum Anshar (penduduk Madinah) dengan kaum Muhajirin (kaum muslim yang hadir dari Mekah).
Sebagai makhluk sosial, dalam kehidupannya sehari-hari, insan saling membutuhkan antara sesamanya. Orang miskin membutuhkan sumbangan dari yang kaya berupa makanan, uang, dan bahan yang lainnya. Orang yang kaya pun membutuhkan sumbangan dari orang yang miskin berupa jasa, tenaga, dan sebagainya.
Menolong orang bukan spesialuntuk dengan harta atau materi, tetapi sanggup juga dengan tenaga, dengan ilmu, nasihat, dan sebagainya. Pada suatu hari Rasulullah memperingatkan kepada para teman dekat.
"Tolonglah saudaramu, baik yang dianiaya orang maupun yang menganiaya!"
Sahabat bertanya: "Bagaimana cara kami menolong orang yang menganiaya?"
Sahabat bertanya: "Bagaimana cara kami menolong orang yang menganiaya?"
Rasulullah saw. menjawaban: "Engkau cegah dia melaksanakan penganiayaan. melaluiataubersamaini demikian engkau sudah menolong orang yang menganiaya itu dari perbuatan dosa".
Mari kita hendaknya membiasakan diri untuk bersikap ta'awun atau saling menolong mulai dari hal-hal yang kecil. Misalnya meminjamkan pensil atau penghapus kepada mitra yang memerlukan, menunjukkan alamat kepada orang yang menanyakan alamat kepadamu, memberikan kabar wacana kawanmu yang tidak masuk sekolah alasannya ialah sakit, dan sebagainya.
Jika kita sudah terbiasa menerapkan sifat ta'awun ini dalam kehidupan kita sehari-hari, maka kita akan senantiasa peduli terhadap kesusahan orang lain dan berusaha sedapat mungkin untuk menolongnya. Jika kita suka menolong orang maka kita pun akan ditolong orang. Mungkin orang yang menolong itu ialah orang yang pernah kita tolong, atau mungkin juga orang yang menolong kita ialah orang yang tidak pernah kita tolong atau orang itu tidak pernah kita kenal. Sebaliknya, bila kita tidak pernah menolong orang, maka kita pun tidak pernah ditolong orang.
Sebaliknya bila kita menolong dengan tulus kita sudah merasa bahagia, alasannya ialah kita sudah berbuat baik, dan orang yang kita tolong sanggup mengatasi kesusahannya.
Membiasakan bersama-sama antar sesama ialah sikap ta'awun.
Kita harus memegang prinsip islami dalam mengaplikasikan bersama-sama kepada sesama insan dalam kehidupa sosial masyarakat kita, yakni terbatas pada kebaikan dan takwa. Bagaimanapun bentuk dan caranya tetapi kita tetap pegang teguh pada prinsip tersebut.
Membiasakan bersama-sama antar sesama ialah sikap ta'awun.
Kita harus memegang prinsip islami dalam mengaplikasikan bersama-sama kepada sesama insan dalam kehidupa sosial masyarakat kita, yakni terbatas pada kebaikan dan takwa. Bagaimanapun bentuk dan caranya tetapi kita tetap pegang teguh pada prinsip tersebut.
Tag :
Ilmu Akhlak
0 Komentar untuk "Dalil Perintah Tolong Menolong Dalam Islam"