Agar i'tikaf lebih tepat diberikut ini yaitu beberapa tata cara watak dan kesopanan dalam melaksanakan i'tikaf antara lain :
- Mustahab bagi orang yang diberi'tikaf melaksanakan ketaatan-ketaatan kepada Allah Ta'ala, ibarat dzikir, membaca al-Qur'an dan menelaah ilmu. Karena hal itu lebih menjamin tercapainya tujuan dari i'tikaf.
- Puasa, sebab diberi'tikaf sambil berpuasa yaitu lebih utama dan lebih besar lengan berkuasa menyingkirkan harapan nafsu, memusatkan fi- kiran maupun menjernihkan jiwa.
- I'tikaf hendaklah dilakukan di Masjid Jami', yakni masjid di mana didirikan shalat Jum'at.
- Jangan berbicara selain yang baik-baik saja. Jadi, tidakboleh mengecam, menggunjing, mengadudomba maupun perkataan apa saja yang tidak berguna.
Hal yang Makruh dalam melaksanakan i'tikaf
- Berbekam, mabadunga dapat dijamin takkan mengotori masjid. Adapun jika dikhawatirkan akan mengotorinya, maka berbekam sewaktu diberi'tikaf yaitu haram.
- Banyak melaksanakan suatu kerajinan ibarat merajut wol, menjahit dan lain-lain. Begitu pula, berjual-beli, sekalipun sedikit.
- Bersetubuh dengan sengaja, sekalipun tanpa mengeluarkan mani. Karena Allah Ta'ala sudah berfirman:
Artinya: "Dan tidakbolehlah engkau mencampuri mereka (isteri-isteri engkau) dikala engkau diberi'tikaf dalam masjid. " (Q.S. al-Baqarah 2:187)
Adapun bersentuhan dengan isteri tanpa bersetubuh, ibarat memeluk dan mencium, itu tidaklah membatalkan i'tikaf, kecuali apabila hingga mengeluarkan mani.
- Keluar dari masjid dengan sengaja, tanpa suatu hajat.
- Murtad, mabuk dan gila.
- Haid dan nifas, sebab hal ini tidak memperbolehkan tinggal dalam masjid.
Tag :
Ilmu Ma'rifatullah
0 Komentar untuk "Adab Kesopanan, Yang Makruh Dan Merusak I'tikaf"