Menyambung bahasan perihal budpekerti mulia, sebetulnya dikatakan apabila keempat rukun yang mencakup kekuatan akal, kekuatan keadilan, kekuatan amarah dan kekuatan syahwat baik maka sanggup terbentuk akhlak yang baik dan mulia.
Yang menjadi pertanyaan yaitu ke empat rukun kekuatan insan yang bagaimanakah yang dikatakan baik sehingga terbentuk budpekerti yang baik, terpuji dan mulia?
Kekuatan nalar insan yang baik
Akal seorang insan dikatakan baik apabila sanggup membedakan antara kejujuran dan kebohongan dalam perkataan, baik dan jelek dalam perbuatan, haq dan bathil dalam keyakinan. Apabila kekuatan nalar ini sanggup melaksanakan mirip itu, maka akan berbuah al-hikmah, yaitu inti dari segala keutamaan.
sepertiyang Allah berfirman, "Allah menganugrahkan al-hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al pesan tersirat itu, ia benar-benar sudah dianugrahi karunia yang banyak. Dan spesialuntuk orang-orang yang berakallah yang sanggup mengambil pelajaran (dari firman Allah)." (al-Baqarah [2]:269)
Kekuatan kemarahan dan syahwat insan yang baik
Kedua kekuatan ini dikatakan baik apabila naik dan turun keduanya dalam koridor syari’at Islam. Harus sanggup menyikapi perilaku murka dan kemarahan dalam diri dan sanggup mengelola kekuatan syahwat.
Kekuatan keadilan manusia:
Kekuatan keadilan ialah yang mengatur dari ketiga kekuatan di atas, tentunya di bawah koridor syariat Islam. Baca juga tentang keadilan dalam syari'at islam
Kalau kita ingin mengibaratkan keempat kekuatan di atas sebagai diberikut: Kekuatan akal insan bagaikan menteri, kekuatan keadilan bagaikan koordinator pelaksanaan, sedangkan amarah dan syahwat bagaikan pelaksananya.
Kekuatan nalar insan menyuruh untuk berburu, maka kekuatan keadilan yang mengatur bagaimana cara berburu yang baik biar menerima buruan yang baik pula. Ia mengatur amarah yang diibaratkan sebagai anjing dan syahwat yang diibaratkan sebagai kuda. Keduanya yaitu pelaksana dalam pemburuan. Maka kedua pelaksana ini (anjing dan kuda) haruslah baik dan terlatih. Apabila salah satunya tidak baik maka buruan tidak akan berhasil.
Jadi, tidaklah tepat budpekerti yang baik dan mulia kecuali keempat kekuatan itu baik dan jelek melaksanakan hal-hal yang diluar batas. Apabila salah satunya manis dan lainnya tidak, maka mirip salah satu anggota badan baik tetapi yang lainnya tidak baik. Hal itu tidak sanggup dikatakan, “Orang itu mempunyai bentuk badan yang bagus.”
Apabila tiruana kekuatan insan tersebut baik maka akan membuahkan seluruh sifat-sifat terpuji. Sebaliknya apabila tidak baik maka akan melahirkan akhlak-akhlak tercela.
Buah dari kekuatan manusia yang baik dan buruk
Beberapa budpekerti yang baik yang lahir dari keempat kekuatan itu, di antaranya:
Kekuatan akal: Apabila ia baik maka akan melahirkan: pandangan yang bagus, pemikiran yang cemerlang, otak yang cerdas, mengetahui perkara-perkara yang halus, penyakit-penyakit hati dan lain-lain. Sedangkan apabila ia melampaui batas maka akan melahirnya: penipuan, penghianatan dan kelicikan. Dan apabila ia lalai akan melahirkan: kebodohan, ketololan dan kepandiran.
Kekuatan kemarahan: Apabila ia baik maka akan melahirkan: keberanian, suka menolong, kekesatriaan, teguh hati, bijaksana, menahan amarah dan wibawa. Sedangkan apabila ia nelampaui batas maka akan melahirkan: kesombongan dan ujub. apabila ia lalai akan melahirkan: penakut, pengecut, lemah, jiwanya kecil dan rendah diri.
Kekuatan Syahwat: Apabila ia baik akan melahirkan: menjaga dirinya dari hal yang diharamkan (iffah), dermawan, malu, sabar, bijaksana, wara’ dan qana’ah (puas apa yang didapati). Sedangkan apabila ia melampaui batas maka akan melahirkan: rakus, pelit, tidak tahu malu, dengki, suka mengambil muka dan berbuat semena-mena, apabila ia lalai akan melahirkan: pemborosan, terhina, kebekuan dan lain-lain.
Makna budpekerti yang baik secara keseluruhan: ditengah-tengah antara melampau batas dan lalai. Sesuai dengan firman Allah, "Dan tidakbolehlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan tidakbolehlah engkau terlalu mengulurkannya alasannya itu engkau menjadi tercela dan menyesal." (al-Israa [17]:29)
"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan yaitu (pembelanjaan) di tengah-tengah antara yang demikian." (al-Furqan [25]:67)
"Muhammad itu yaitu utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan ia yaitu keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih akung sesama mereka." (al-Fath [48]:29)
Apabila salah satu dari keempat rukun [kekuatan manusia] di atas cenderung kepada lelampaui batas atau lalai, maka ia tidak sanggup dikategorikan budpekerti yang baik. Adapun cara untuk memperbaikinya yaitu dengan melaksanakan riyadhah (melatih diri) dan mujahadah (bersungguh-sungguh).
Yang menjadi pertanyaan yaitu ke empat rukun kekuatan insan yang bagaimanakah yang dikatakan baik sehingga terbentuk budpekerti yang baik, terpuji dan mulia?
Kekuatan nalar insan yang baik
Akal seorang insan dikatakan baik apabila sanggup membedakan antara kejujuran dan kebohongan dalam perkataan, baik dan jelek dalam perbuatan, haq dan bathil dalam keyakinan. Apabila kekuatan nalar ini sanggup melaksanakan mirip itu, maka akan berbuah al-hikmah, yaitu inti dari segala keutamaan.
sepertiyang Allah berfirman, "Allah menganugrahkan al-hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al pesan tersirat itu, ia benar-benar sudah dianugrahi karunia yang banyak. Dan spesialuntuk orang-orang yang berakallah yang sanggup mengambil pelajaran (dari firman Allah)." (al-Baqarah [2]:269)
Kekuatan kemarahan dan syahwat insan yang baik
Kedua kekuatan ini dikatakan baik apabila naik dan turun keduanya dalam koridor syari’at Islam. Harus sanggup menyikapi perilaku murka dan kemarahan dalam diri dan sanggup mengelola kekuatan syahwat.
Kekuatan keadilan manusia:
Kekuatan keadilan ialah yang mengatur dari ketiga kekuatan di atas, tentunya di bawah koridor syariat Islam. Baca juga tentang keadilan dalam syari'at islam
Kalau kita ingin mengibaratkan keempat kekuatan di atas sebagai diberikut: Kekuatan akal insan bagaikan menteri, kekuatan keadilan bagaikan koordinator pelaksanaan, sedangkan amarah dan syahwat bagaikan pelaksananya.
Kekuatan nalar insan menyuruh untuk berburu, maka kekuatan keadilan yang mengatur bagaimana cara berburu yang baik biar menerima buruan yang baik pula. Ia mengatur amarah yang diibaratkan sebagai anjing dan syahwat yang diibaratkan sebagai kuda. Keduanya yaitu pelaksana dalam pemburuan. Maka kedua pelaksana ini (anjing dan kuda) haruslah baik dan terlatih. Apabila salah satunya tidak baik maka buruan tidak akan berhasil.
Jadi, tidaklah tepat budpekerti yang baik dan mulia kecuali keempat kekuatan itu baik dan jelek melaksanakan hal-hal yang diluar batas. Apabila salah satunya manis dan lainnya tidak, maka mirip salah satu anggota badan baik tetapi yang lainnya tidak baik. Hal itu tidak sanggup dikatakan, “Orang itu mempunyai bentuk badan yang bagus.”
Apabila tiruana kekuatan insan tersebut baik maka akan membuahkan seluruh sifat-sifat terpuji. Sebaliknya apabila tidak baik maka akan melahirkan akhlak-akhlak tercela.
Buah dari kekuatan manusia yang baik dan buruk
Beberapa budpekerti yang baik yang lahir dari keempat kekuatan itu, di antaranya:
Kekuatan akal: Apabila ia baik maka akan melahirkan: pandangan yang bagus, pemikiran yang cemerlang, otak yang cerdas, mengetahui perkara-perkara yang halus, penyakit-penyakit hati dan lain-lain. Sedangkan apabila ia melampaui batas maka akan melahirnya: penipuan, penghianatan dan kelicikan. Dan apabila ia lalai akan melahirkan: kebodohan, ketololan dan kepandiran.
Kekuatan kemarahan: Apabila ia baik maka akan melahirkan: keberanian, suka menolong, kekesatriaan, teguh hati, bijaksana, menahan amarah dan wibawa. Sedangkan apabila ia nelampaui batas maka akan melahirkan: kesombongan dan ujub. apabila ia lalai akan melahirkan: penakut, pengecut, lemah, jiwanya kecil dan rendah diri.
Kekuatan Syahwat: Apabila ia baik akan melahirkan: menjaga dirinya dari hal yang diharamkan (iffah), dermawan, malu, sabar, bijaksana, wara’ dan qana’ah (puas apa yang didapati). Sedangkan apabila ia melampaui batas maka akan melahirkan: rakus, pelit, tidak tahu malu, dengki, suka mengambil muka dan berbuat semena-mena, apabila ia lalai akan melahirkan: pemborosan, terhina, kebekuan dan lain-lain.
Makna budpekerti yang baik secara keseluruhan: ditengah-tengah antara melampau batas dan lalai. Sesuai dengan firman Allah, "Dan tidakbolehlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan tidakbolehlah engkau terlalu mengulurkannya alasannya itu engkau menjadi tercela dan menyesal." (al-Israa [17]:29)
"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan yaitu (pembelanjaan) di tengah-tengah antara yang demikian." (al-Furqan [25]:67)
"Muhammad itu yaitu utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan ia yaitu keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih akung sesama mereka." (al-Fath [48]:29)
Apabila salah satu dari keempat rukun [kekuatan manusia] di atas cenderung kepada lelampaui batas atau lalai, maka ia tidak sanggup dikategorikan budpekerti yang baik. Adapun cara untuk memperbaikinya yaitu dengan melaksanakan riyadhah (melatih diri) dan mujahadah (bersungguh-sungguh).
Tag :
Ilmu Akhlak
0 Komentar untuk "4 Kekuatan Insan Membentuk Tabiat Mulia"