Kenapa Berdua-Duaan Dengan Perempuan Bukan Muhrim Dilarang?

Berdua-duaan antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim di suatu kawasan yang sepi yaitu pertama tragedi dan sumber kesengsaraan. Selain itu, tindakan tersebut juga sanggup menjadi materi hidup yang memunculkan kesamaran dan memunculkan gosip.
Dan tragedi yang ditimbulkan oleh perbuatan itu sudah menimpa kepada kita dan orang-orang sehabis kita sebagaimana sudah dijelaskan oleh Allah dan arahan-arahan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ibarat menerobos malam yang petang gulita. Berapa banyak sudah keluarga yang  hancur, berapa banyak sudah kesucian istri yang sudah pergi menjauh di atas kepala pemiliknya sebagai akhir pribadi yang menghanyutkan mereka ke dalam bahtera kebebasan dan kehidupan yang serba glamor meskipun mereka sudah mengetahui bahwa peradaan materialisme Barat itu muncul di periode kehancuran. Diperkirakan, di sana mustahil mengucapkan nama "keluarga" dengan tiruana makna yang terkandung dalam kata ini.
Adapun usulan dan penjagaan yang didiberikan oleh Islam yaitu untuk membangun masyarakat yang membersihkan dari bencana-bencana itu. Kita sanggup menemukan bahwa sebagian besar arahan-arahan yang luhur yang dihujamkan untuk membuat kesucian masyarakat ini terdapt dalam peringatan Rasulullah shallallahu lalaihi wa sallam. Yaitu peringatan wacana larangan berdua-duaan dengan seorang perempuan yang bukan muhrim di kawasan yang sepi. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:  
“Janganlah sekali-kali seorang laki-laki itu menyendiri dengan seorang     perempuan yang bukan muhrim di kawasan sepi, karena  pihak yang     ketiganya yaitu syaithan." (hadits riwayat Abu Dawud) 
Adalah orang  yang pura pura buta atau buta warna. Sehingga  mereka tidak menghalalkan yang halal dan tidak mengharamkan yang haram akan tetapi sebaliknya. melaluiataubersamaini demikian, apabila terjadi suatu tragedi pada diri mereka, gres mereka akan menampar-nampar pipi dan merobek- robek pakaian mereka lantaran meratapi apa yang mereka lakukan !
Orang  semacam ini akan selalu medorong anak-anaknya, baik yang laki-laki  maupun perempuan untuk menjadi dokter, menjadi insyinyur, menjadi ini, menjadi itu dan seterusnya. Keinginan semacam ini yaitu sesuatu yang, tidak sanggup dia ingkari. Sehingga dia akan menhadirkan guru-guru khusus untuk belum dewasa perempuannya. melaluiataubersamaini demikian masuklah seorang guru ke dalam rumahnya dan duduk bersama seorang pemudi tanpa mengeruhkan kejernihannya sedikit pun. Sesudah itu terdengarlah bunyi dari kejauhan menyampaikan teh atau kopi untuk tamu yang agung.
Demi  Allah yang tidak ada yang kuasa selain-Nya. Sesungguhnya kita dapat  berpindah kelembaran-lembaran kenyataan yang menyakitkan dan membuat dahi  berkerut. Hanya Allah yang mempunyai kehendak terhadap keadaan makhluk-Nya.
Dan  sesungguhnya kita di sini tidak menuduh bahwa setiap guru merubah  dari jam pelajaran yang satu ke bentuk jam pelajaran cinta dan kerinduan. Sekali-kali tidak akan pernah terjadi, lantaran di sana ada para guru yang mempunyai keutamaan, yaitu orang yang teguh dalam kesucian air langit.
Akan tetapi  Islam menolak dengan pelarangan yang keras dan tegas terhadap  perbuatan berdua-duaan seorang laki-laki dengan perempuan yang tidak halal baginya di kawasan yang sepi lantaran beberapa sebab.
Apa kiranya yang mencegah seorang guru duduk bersama seorang pemudi  yang bukan muhrim? Bukan lantaran takut kepadanya dan bukan pula lantaran ia akan mencemarkan susila seorang guru, akan tetapi lantaran melaksanakan perintah-perintah  Allah Azza wa jalla:
"Apa yang didiberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukum-Nya. (Qs. Al Hasyr: 7)
Dan kami bcrtanya-tanya, mengapa tidak secara pribadi itu  dari pengajar sendiri sebagai panutan dan suri teladan untuk meminta kepada salah seorang untuk duduk bersamanya pada waktu itu hingga simpulan jam pelajaran? Tidak diragukan lagi sebenarnya apabila dia melaksanakan hal itu, maka dia akan menambah keistimewaan melebihi dirinya berdasarkan pandangan anggota keluarga tersebut. Dan hal itu membuat dirinya bebas untuk berdua-duaan di kawasan yang sunyi dengan perempuan abnormal yang bukan muhrimnya.
Umar bin Abdul Aziz sudah menasehati Maimun bin Mihran, dan dia berkata kepadanya: Wahai Maimun, tidakbolehlah engkau berdua-duaan dengan seorang perempuan yang tidak halal bagimu di kawasan yang sunyi, meskipun dia membaca A1 Qur'an. Janganlah engkau mengikuti penguasa walaupun engkau memerintahkan kepadanya kebaikan atau mencegahnya dari kemungkaran. Dan tidakbolehlah engkau memdiberi kedudukan orang yang mempunyai nafsu, lantaran dia akan mempersembahkan ke dalam jiwamu sesuatu yang Allah akan membenci engkau karenanya.
Ini yaitu spesialuntuk sebuah contoh.
misal yang kedua, seorang cowok meminang seorang pemudi dari keluarga yang liberal dan maju serta bebas dari rambu-rambu etika. Dan keluarga yang modern itu membolehkan kepada cowok itu untuk pergi berdua-duaan dengan pemudi yang dipinangnya. Mungkin mereka berdua pergi ke bioskop. Mereka berdua berjalan saling bergandengan tangan dengan begitu mesranya. Dan kedua-duanya saling merasa kamu adanya perasaan cinta, rindu dan kasih akung yang membara.
misal yang ketiga, pada suatu peluang, seorang perempuan mempersilahkan mitra suaminya yang berotak cerdas untuk hadir ke rumah shahabatnya pada waktu suaminya tidak ada, maka istri kawannya yang tidak ada itu mengucapkan kepadanya:
- selamat hadir
- di manakah fulan?
- Sebentar lagi dia akan hadir, silahkan masuk dan tunggu hingga dia hadir.
Kemudian shahabat tadi masuk dan duduk bcrsama seorang istri yang sedang sendirian. Pertemuan ibarat ini terjadi secara berulang-ulang, meskipun di dalam rumah itu tedapat belum dewasa kecil yang belum mengerti sedikitpun apa yang sedang tejadi di sekitar mereka. 
Dr.  Mariyun berkata di dalam sebuah majalah yang berjulukan “ Roadrez Daigist” saya sebagai seorang dokter menyakini bahwa mustahil seorang laki laki yang berdua-duaan dengan seorang perempuan dengan seorang perempuan tanpa ada orang lain dalam waktu yang usang tidak saling perpandangan dengan penuh  nafsu. Betapa banyak kejadian yang sudah terjadi antara keduanya. Dan saya berdasarkan penelitian saya memperhatikan para pemudi yang belum berkeluarga namun hampir menjadi ibu-ibu, maka saya bertanya pada sebagian mereka yang mempunyai kepintaran dan perasaan yang sensitive: Bagaimana  mungkin hal itu bisa terjadi? Dia secara impulsif menjawaban: Saya tidak sanggup menahan gejolak jiwaku" Sehingga, sambil berkata: melaksanakan kesalahan yang sama meratap  dengan kerasnya sambil berkata:  "Kami tidak sanggup menahan gejolak jiwa kami." Bersamaan dengan hal itu, mereka berusaha dengan kemampuan mereka untuk menghindari tragedi kalaupun mereka tidak meninggalkan suami-suami mereka. Dan ketika  mereka kembali ke rumah atau pergi ke sebuah club mereka di kawani oleh sobat dekat-teman bersahabat laki-laki mereka.
Engkau  benar wahai tuanku -Rasulullah- yang sudah berkata, 
“Janganlah sekali sekali-kali salah satu di antara engkau menyendiri dengan seorang  perempuan kecuali bersama mahramnya. Kalau tidak maka dia akan berniat kepadanya dan dia juga akan berniat kepadanya.  Ada yang mengatakan: Ya Rasulullah, meskipun keduanya orang yang shaleh?" Rasulullah menjawaban: Meskipun dia itu Siti Maryam binti 'Imran dan Yahya bin Zakaria." (Dzammul : Hawwaa karya Ibnul Jauzii)
0 Komentar untuk "Kenapa Berdua-Duaan Dengan Perempuan Bukan Muhrim Dilarang?"

Back To Top