Menjaga Dari Fitnah Bunyi Wanita

Di antara tanda  kewanitaan yang tampak pada seorang perempuan yaitu suaranya halus dan bunyinya merdu. Secara fisik sudah diketahui bahwa antara pita bunyi perempuan dan pita bunyi pria itu ada perbedaan.  Pita bunyi perempuan atau perempuan pendek dan lembut sedangkan pita bunyi laki-laki  panjang dan keras. Demikian juga, tengorokan perempuan lebih kecil ketimbang laki-laki. Urat-urat leher pria lebih berpengaruh dan leher perempuan lebih lemah; inilah yang menimbulkan bunyi pria lebih keras dan bernafsu daripada bunyi perempuan yang lemah, kecuali ada kelainan pada dirinya.

Fitnah bunyi yang terletak pada ucapan terkadang lebih berpengaruh dan lebih berbahaya daripada fitnah yang ditimbulkan dari penglihatan. Dan engkau tidak akan bisa menandingi keahlian seorang penyair yang cabul yang ditemukan dalam celaannya saat mendengarkan bunyi perempuan yang halus sebagai ganti dari penglihatan yang dihilangkannya. Maka dia  berkata:

Wahai kaum, izinkanlah saya untuk menikmati sebagian hidupku
Dan pendengaran terkadang merasahan kenikmatan sebelum mata
Mereka bertanya, engkau tidak mengetahui dengan siapa engkau bicara
Saya berkata kepada mereka, pendengaran itu bagaikan mata yang bertempat di dalam hati.

Di antara tindakan-tindakan pencegahan atau preventif yang diambil oleh Islam untuk menjaga keutamaan Islam mengarahkan pembicaraannya kepada perempuan atau perempuan muslimah dari istri-istri nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan mereka menjadi panutan dan teladan serta contoh-contoh yang ideal untuk tidak menunduk saat berbicara (berbicara dengan perilaku berani), sehingga seorang yang mempunyai penyakit di dalam jiwanya tidak berkeinginan untuk menikmatinya (berbuat serong). Cukup pengungkapan A1 Qur'an bahwa di dalam hati orang-orang yang selalu mengintai itu ada penyakit.

Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman,

"Hai istri-istri Nabi, engkau sekalian tidaklah mirip perempuan yang lain, jikalau engkau bertakwa. Maka tidakbolehlah engkau tunduk dalam berbicara sehinga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik. " (Qs. A1 Ahzab (33): 32)

Islam tidak rela kepada perempuan yang beralih kepada seorang laki- laki dengan cara yang kasar, bunyi yang keras dan ucapan yang kasar.  Sekali-kali tidakboleh, alasannya yaitu hal itu berperihalan dengan fithrah yang didiberikan oleh Allah kepadanya. Dan Islam juga tidak menginginkan para perempuan untuk melembut-lembutkan bunyi dalam ucapannya, memanjakan suaranya, menciptakan-buat lahjah (logat) dengan memanjang-manjangkan dan meliuk-liukkan. Karena, yang demikian itu sanggup membangkitkan nafsu syahwat yang terpendam dan menghipnotis naluri seks yang hening menjadi bergejolak. Yang dikehendaki oleh Islam yaitu beliau berlaku wajar, berhati-hati  dan datar datar saja dalam berbicara. melaluiataubersamaini demikian beliau akan mendapatkan  kehormatan di dalam masyarakat dan menerima pahala  yang besar dari Allah.

Dr Muhammad Sya'lan berkata: Sesungguhnya, dalam beberapa kondisi bunyi sanggup dianggap sebagai bukti yang terang akan kondisi kejiwaan dan kemasyarakatan dalam kehidupan sosial. melaluiataubersamaini demikian, perempuan yang berada antara sifat kewanitaan dan antara perasaan yang keras dan lemah, maka orang mirip ini yaitu teladan seorang perempuan yang mirip sifat kelaki-lakian; suaranya keras dan mempunyai sifat yang tidak sama (khusus) apabila berbicara di hadapan masyarakat manusia. Hal ini menunjukkan adanya perubahan yang tidak sanggup disembunyikan kelemahannya saat berhadapan dengan laki-laki.

Adapun perempuan yang mengetahui bahwa senjatanya yang paling berpengaruh terletak pada sifat kewanitaannya, maka beliau akan berlebih-lebihan memakai suaranya dengan dilembutkan dan dibuat-buat. misal yang menciptakan-buat  suaranya yaitu "Merlin Mondrou", seorang yang dianggap sebagai teladan yang terkenal, alasannya yaitu beliau mengunakan alat buatan yang sanggup merubah suaranya dengan bentuk yang dibuat-buat, sehingga pada suaranya terdapat daya penggoda yang dahsyat. Adapun perempuan  yang berilmu dan masuk akal maka kita akan menemukan bahwa suaranya itu keluar secara alami dan lembut tanpa dibuat-buat.

Dan  kita  akan mengatakan: Sesungguhnya bunyi ini alami dan datar tanpa ada keparauan dan godaaan. Ini sesuai dengan firman Allah Swt: 

Dan ucapkanlah  perkataan yang baik." (Qs. A1 Ahzab (33): 32)
0 Komentar untuk "Menjaga Dari Fitnah Bunyi Wanita"

Back To Top