Para Pendidik perlu juga memperhatikan banyak sekali aspek dalam mendidik anak yaitu salah satunya dari aspek psikologi atau kejiwaan anak. Dalam hal ini yang diperlukan dari pendidik yaitu bahwa mereka perlu memperhatikan tanda-tanda malu. Apabila kita menjumpai si anak mempunyai rasa malu, rasa rendah diri, bahkan hingga hingga tidak berani menghadapi orang lain, maka hendaknya pendidik menumbuhkan keberanian anak, membangkitkan kecintaan berkumpul dengan orang lain, mempersembahkan pengertian, kesadaran, kematangan berpikir dan rasa sosialnya.
Para Pendidik juga diperlukan memperhatikan tanda-tanda takut pada anak. Apabila kita menjumpai si anak didik bersifat penakut, menjauhkan kesukaran, maka hendaknya para pendidik menanamkan keteguhan dan ketabahan, keberanian dan keperkasaan. Sehingga, diperlukan anak sanggup bisa menghadapi kehidupan dengan segala bentuk duduk kasus dan bahayanya dengan jiwa yang tulus, dengan muka yang berseri.
Juga erupakan kewajiban sang ibu khususnya, untuk tidak menakut-nakuti anaknya dengan bayangan, biro diam-diam malam atau makhluk-makhluk guah, dan sebut jin dan ifrit (setan) supaya sang anak tidak terbiasa takut.
Hendaknya dalam mendidik anak juga memperhatikan tanda-tanda rasa kurang. Apabila dijumpai pada diri anak sebagian dari perasaan ini. Maka, hendaknya pendidik segera memperbaikinya secara bijaksana dengan nasihat yang baik, dan menghilangkan sebab-sebab yang mengakibatkannya.
Jika sebab-sebabnya yaitu penghinaan dan merendahkan diri, maka pendidik harus memanggil anak dengan panggilan yang baik, dengan pembicaraan yang sangat bahagia.
Jika sebabnya yaitu pemanjaan atau sifat manja yang berlebihan, maka pendidik harus memperlakukannya sesuai dengan pendidikan memdiberi pengajaran, eksekusi dan berlembut hati.
Jika sebabnya yaitu lantaran ia anak yatim, maka hendaklah memperlakukannya secara baik, dan mempersembahkan rasa kecintaan dan kasih akung.
Jika sebabnya yaitu kefakiran, maka para pendidik hendaknya meniupkan semangat sabar dan tabah, bersandar pada diri sendiri dalam membangun kepribadian, Islam. Sehingga, anak tersebut bisa menguak jalannya dan merealisasikan apa yang dicapai oleh orang-orang besar, terkemuka, dan orang-orang kaya raya.
Jika sebabnya yaitu lantaran sifat iri dengki, maka para pendidik hendaknya memperbaikinya dengan mengasihi anak, menerapkan keadilan terhadap saudara-saudaranya yang lain, dan menghilangkan segala bentuk penyebab timbulnya iri dengki (hasad).
Pendidik hendaknya memperhatikan tanda-tanda marah/pemarah, apabila pendidik menjumpai anak murka lantaran suatu lantaran yang remeh, segeralah para pendidik menghilangkan tanda-tanda tersebut dengan menghilangkan sebab-sebab yang mengakibatkannya:
Jika sebabnya yaitu penyakit, maka segeralah pendidik mengobati ke dokter ahli.
Jika sebabnya yaitu lapar, segeralah pendidik memdiberinya makan pada waktu tertentu:
Jika sebabnya yaitu kecaman tanpa alasan yang benar, maka pendidik harus menjaga lisannya dari kata-kata penghinaan dan menjelekkan.
Jika sebabnya yaitu manja dan kesenangan, hendaknya diperlakukan dengan perlakuan biasa, dan membiasakan hidup susah.
Jika sebabnya yaitu perolok-olokan, jauhkanlah sang anak dari setiap pembangkit emosi.
Bagi para pendidik, hendaknya mengambil kaidah-kaidah Islam dalam menenangkan marah), dan mengajarkan kepada anak anak sehingga mereka sanggup menenangkan murka dan mengendorkan urat syarafnya saat tegang.
Tag :
Ilmu Mendidik Anak
0 Komentar untuk "Cara Islam Mendidik Dari Segi Psikologi Anak"