Pembelajaran Dongeng Nabi Nuh Dan Banjir Besar

Sejarah atau sanggup juga dikatakan kisah umumnya yaitu ialah kisah wacana sesuatu hal. Berikut ini yaitu sejarah atau kisah dari Nabi Nuh as. Nabi Nuh a.s yaitu keturunan kesepuluh dari Nabi Adam. Dinamakan "Nuh" yang artinya yaitu meratap, sebab ia banyak menyesali diri, sebab keinsyafannya kepada Tuhan. Beliau Nabi Nuh diutus kepada kaum Kabul dan Syis yaitu kaum yang sudah durhaka dan menyembah berhala.

Nabi Nuh sudah menyertu kepada kaumnya yang durhaka tersebut dengan aneka macam macam undangan yang mengandung makna atau isi pengajaran dan peringatan. Berikut ini yaitu undangan ia kepada kaumnya :
  • Hai kaumku! Janganlah disembah berhala itu, sebab dia tidak sanggup memdiberi haya kepadamu, dan tidak pula memdiberi melarat. Pikirkanlah! adakah barang-barang yang tanganmu sendiri menciptakannya, akan lebih berkuasa dari padamu?
  • Hai kaumku! Aku mengingatkan kepadamu, bahwa sembahlah Allah dan turutilah segala perintahnya semoga dosa-dosamu diampuni-Nya.
  • Hai kaumku! Mintalah ampun kepada Tuhan, supaya hujan diturunkan-Nya supaya tanaman=tanaman menjadi tumbuh, hewan ternak berkembang biak, dan engkau mempunyai turunan yang banyak.
  • Hai kaumku! Tidakkah engkau tahu, bahwa Allah itulah yang menimbulkan tujuh lapis langit yang didiberinya bulan yang terperinci benderang serta matahari yang bersinar.
  • Ditumbuhkan-Nya tanaman-tanaman untukmu dari bumi, dan ke dalam bumi itu engkau akan kembali, dan daripadanya pula engkau akan dibangkitkan.
  • Dihamparkan-Nya bumi ini utnuk daerah diam, dan akan tempatmu berjalan-jalan.
Semua undangan di atas, dilaksanakan Nabi Nuh terus menerus siang dan malam, pagi petang, ditempat-tempat yang ramai dengan tidak bosan-bosannya.

Akan tetapi, seruan-seruan itu tidak juga diterima oleh mereka. Ketika Nabi Nuh menyerukan seruannya, mereka pada menyumbat telinganya dengan anak jari, supaya undangan itu tidak terdengar, dan mereka selubungkan kain mereka ke kepala dan muka semoga tidak kelihatan. Dalam pada itu mereka katakan kepada Nabi Nuh :
  • Hai Nuh! Kami lihat engkau serupa kami juga, tidak berlebih berkurang, hidung sama satu, mata sama dua. Dan lihatlah orang-orang yang mengikutimu itu orang-orang yang rendah saja.
  • Hai Nuh! Kami mengikuti kebenaranmu, apa yang akan kami peroleh. Kami tidak akan kaya, dan kami tidak akan jadi mulia.
Mereka juga menyampaikan kepada orang banyak : Hai engkau sekalian! Pertahankan Tuhan kita, dan tetaplah menyembahnya, ialah Tuhan "Wud" kita,, "Sua", "Ja'uk" dan , Tuhan Nasar", tidakboleh ditinggalkan!.

Demikianlah keingkaran kaum Nabi Nuh, hingga dalam Al-Qur'an Al-Karim diterangkan :

وَقَوۡمَ نُوحٖ مِّن قَبۡلُۖ إِنَّهُمۡ كَانُواْ هُمۡ أَظۡلَمَ وَأَطۡغَىٰ

Artinya :  Dan kaum Nuh sebelum itu. Sesungguhnya mereka yaitu orang-orang yang paling zalim dan paling durhaka (QS. An-Najm : 52)

Kisah Banjir Nabi Nuh

Pada akhirnya, dikarenakan mereka tidak diberiman kepada Allah dan undangan Nabi Nuh yang tidak pernah didengar dan dijalankan juga,maka Allah memdiberitahu kepada Nabi Nuh melalui firman-Nya dalam Al Alquran :

وَأُوحِيَ إِلَىٰ نُوحٍ أَنَّهُۥ لَن يُؤۡمِنَ مِن قَوۡمِكَ إِلَّا مَن قَدۡ ءَامَنَ فَلَا تَبۡتَئِسۡ بِمَا كَانُواْ يَفۡعَلُونَ

Artinya : Dan diwahyukan kepada Nuh, sebenarnya sekali-kali tidak akan diberiman di antara kaummu, kecuali orang yang sudah diberiman (saja), sebab itu tidakbolehlah engkau bersedih hati wacana apa yang selalu mereka kerjakan. (QS. Hud : 36)

Dan kaum Nuh berkata pula:

قَالُواْ يَٰنُوحُ قَدۡ جَٰدَلۡتَنَا فَأَكۡثَرۡتَ جِدَٰلَنَا فَأۡتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ إِن كُنتَ مِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ

Artinya : Mereka berkata "Hai Nuh, sesungguhnya engkau sudah berbantah dengan kami, dan engkau sudah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka hadirkanlah kepada kami azab yang engkau ancamkan kepada kami, bila engkau termasuk orang-orang yang benar". (QS. Hud : 32)

Oleh sebab hal ini, hadirlah perintah Allah kepada Nabi Nuh, semoga Nabi Nuh membuat kapal, sebab Negeri itu akan dibanjirkan, dan orang-orang yang durhaka akan karam di dalamnya.

Semenjak ketika itu, Nabi Nuh mulai berusaha membuat kapal. Mula-mula ditanamnya kayu, bertahun-tahun sehabis itu, sehabis kayu-kayu itu tumbuh besar, kemudian ditebangnya, dipotong dan kesudahannya dibentuk menjadi kapal. Nabi Nuh bekerja membuat kepal bersama dengan orang-orang yang diberiman.

Sementara itu kaumnya, terus menerus mencela, mencaci maki, menyindir dengan berkata : "Lihatlah Nabi sudah menjadi tukang kayu". Sementara yang lain juga berkata : "Apa yang dibentuk Nuh ini? Kapalkah? Kalau kapal, kenapa didaratan,, tidak di sungai atau di laut?"

Segala celaan, cacian, dan sindiran tersebut di balas oleh Nabi Nuh dengan perkataan pendek saja, ia berkata : "Jika kini engkau mencela kami, ingatlah bahwa di belakang hari, engkau akan mencicipi dan insaf sendiri".

Kapal Nabi Nuh lama-kelabuaan selesai. Kapal itu amat besar dan panjang dan berlapis tiga. Lapis yang paling atas diperuntukkan bagi burung. Lapisan yang tengah untuk insan dan lapis yang paling bawah yaitu untuk binatang.

Sesudah kapal selesai dibuat, maka hadirlah, Apa yang dijanjikan Allah. Anginpun berhembus dengan sangat derasnya, disertai hujan yang sangat lebat. Mata-mata air bersemburan. Banjirpun menjadi sangat hebat, dan air dari hari ke hari bertambah tingginya terus-menerus. Dalam pada itu, Nabi Nuh bersama dengan orang-orang yang diberiman berada di dalam kapal. Sedangkan burung-burung dan hewan juga berada di dalam kapal dengan berpasang-pasangan, sebuntut betina, sebuntut jantan pada setiap macamnya.

melaluiataubersamaini menyebut nama Allah, kapal Nabi Nuh pun berlayar di atas banjir yang bergelombang tinggi.. Tiba-tiba di waktu sedang berlayar, Nabi Nuh melihat anaknya berada di daerah yang sangat terpencil, dan kemudian ia berkata kepada anaknya :

وَهِيَ تَجۡرِي بِهِمۡ فِي مَوۡجٖ كَٱلۡجِبَالِ وَنَادَىٰ نُوحٌ ٱبۡنَهُۥ وَكَانَ فِي مَعۡزِلٖ يَٰبُنَيَّ ٱرۡكَب مَّعَنَا وَلَا تَكُن مَّعَ ٱلۡكَٰفِرِينَ

Dan perahu itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana pegunungan. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di daerah yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan tidakbolehlah engkau berada bersama orang-orang yang kafir"

Kemudian di balasan anaknya : Biarlah saya mencari daerah berlindung ke pegunungan-gungung itu!.
Di balasan Nabi Nuh pula : Hai anak! Tidak ada orang yang akan lepas dari kemurkaan Allah ini, spesialuntuk orang yang dikasihani-Nya.

Dalam pada itu, keduanya pun dibatasi oleh gelombang yang sangat besar, dan anak Nabi Nuh yang durhaka ini karam di dalamnya.

Demikianlah keadaan yang terjadi. Air mengalir kian kemari, laksana harimau yang kelaparan. Rumah dan gedung-gedung roboh dan bekas-bekasnya dibawa aliran air kesana kemari. Orang-orang menangis, meraung, meminta tolong dan lain sebagainya. Mayat bertimbun-timbun, dan terapung-apung di muka air yang sedang bengis itu. Harta milik tidak terhiraukan lagi, anak istri tidak terkenang. Semuanya memikirkan diri sendiri. Tetapi pikiran pada waktu itu tidak mempunyai kegunaan lagi, tiruananya sudah hanyut, binasa, tenggelam, mati, kecuali yang ada dalam kapal Nabi Nuh.

Sesudah orang-orang yang durhaka itu mati, berhentilah banjir. Kapal itu berhenti pula dengan nama Allah, di suatu pegunungan bersahabat Mousul, di suatu daerah yang berjulukan Judi"

Di situlah Nabi Nuh menyeru kepada Tuhan : "Ya Tuhan ! Anakku tenggelam, sedang dia keluargaku, dan Engkau berjanji akan menyelamatkan kami.!

Firman Allah : Hai Nuh! yang durhaka itu tidaklah keluarga engkau, Dia bekerja yang tidak patut.

Mendengar itu, Nabi Nuh meminta ampun kepada Tuhan, sebab dia berkata dengan tidak tahu, sebab dia tidak tahu anaknya itu masuk golongan orang-orang yang durhaka.

Nabi Nuha yaitu bapak insan yang kedua.

Akhir dari kisah Nabi Nuh adalah, keluarlah mereka dari dalam kapal itu dengan selamat dan sejahtera. Burung-burung dan hewan pun turut keluar. Adapun Nabi Nuh beranak tiga orang, Sam, Ham, dan Jafis. Dari ketiga anak beliau, berkembang biak pula insan hingga nanti hari kiamat. Oleh sebab itu, Nabi Nuh digelari sebagai Bapak insan yang kedua.'
0 Komentar untuk "Pembelajaran Dongeng Nabi Nuh Dan Banjir Besar"

Back To Top