Berikut ini yaitu kisah kisah budbahasa Nabi Muhammad saw. yang bersumber dari firman Allah Al Qur'an Al-Karim dan juga dari dalil hadits Nabi Muhammad saw. Cerita atau kisah ini tentu saja dimulai dari sejak Nabi Muhammad kecil hingga cukup umur ia Muhammad senantiasa menunjukkan budbahasa yang mulia.
Banyak dalam firman dalam dalam ayat-ayat al-Qur'an yang menunjukkan dan menggambarkan kisah atau kisah bahwa Allah senantiasa membimbing Nabi Muhammad untuk menjadi insan yang berakhlak mulia. Di antara ayat-ayat firman Allah antara lain :
Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma´ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang kurang pandai (QS. Al-A’raf ; 199)
Juga firman Allah dikisahkan:
Sesungguhnya Allah menyuruh (engkau) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memdiberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. (QS. An-Nahl : 90).
Dalam firman Allah yang lain diceritakan dan dikisahkan sebagai diberikut :
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan nasihat dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. (QS. An-Nahl : 125).
Cerita juga kisah tentang budbahasa Nabi Muhammad Rasulullah saw juga sanggup kita baca dan temukan dari doanya yang selalu ia ucapkan yang berbunyi :
Artinya : Ya Allah, sebagaimana Engkau menjadikan badanku baik, baikkanlah akhlakku. Ya Allah jauhkanlah diriku dari budbahasa yang munkar. Ya Allah tunjukkanlah kepada budbahasa yang terbaik, lantaran spesialuntuk Engkaulah yang menunjukkan kepada budbahasa yang terbaik (HR. Ahmad).
Nabi Muhammad Rasulullah saw selalu menyeru pada kaum muslimin semoga mempunyai sifat-sifat keutamaan dan menjauhi sifat-sifat yang tercela. Dalam dalil sabda Nabi :
Artinya : Sesungguhnya orang yang paling dicintai dan paling bersahabat padaku pada hari kiamat yaitu orang Islam yang paling baik akhlaknya di antara engkau sekalian, suka mendapatkan tamu, bahagia kepada orang dan disenangi oleh orang.
Demikian juga dikisahkan dalam salah satu hadits Nabi Muhammad saw. :
Artinya : Sesungguhnya kami tidak sanggup mencukupi kebutuhan insan spesialuntuk dengan harta benda engkau saja, tetapi cukupilah mereka dengan wajahmu yang berseri-seri dan budbahasa yang baik (HR. Ya'la)
Dikarenakan gemarnya Nabi Muhammad Rasulullah saw. dengan budbahasa mulia, maka Allah memujinya menyerupai yang tersebut dalam Firman Allah swt. :
Artinya : Dan bahu-membahu engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS. Al-Qalam : 4)
Juga disebutkan dalam surat-surat yang lain dikisahkan :
Sesungguhnya sudah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kehadiran) hari simpulan zaman dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-ahzab : 21).
Dari kisah, kisah ayat-ayat dan hadits di atas, sanggup ditarik kesimpulan bahwa Rasulullah Nabi Muhammad yaitu sangat mengutamakan budbahasa mulia, oleh lantaran ia ditetapkan oleh Allah sebagai percontohan atau suri tauladan yang baik bagi seluruh umat manusia.
Sehubungan dengan hal di atas, Nabi Muhammad saw mempunyai sifat-sifat yang menggambarkan budbahasa yang mulia, yaitu sebagai diberikut :
خُذِ ٱلۡعَفۡوَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡعُرۡفِ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡجَٰهِلِينَ
Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma´ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang kurang pandai (QS. Al-A’raf ; 199)
Juga firman Allah dikisahkan:
إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَٰنِ وَإِيتَآيِٕ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡي
Sesungguhnya Allah menyuruh (engkau) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memdiberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. (QS. An-Nahl : 90).
Dalam firman Allah yang lain diceritakan dan dikisahkan sebagai diberikut :
ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan nasihat dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. (QS. An-Nahl : 125).
Cerita juga kisah tentang budbahasa Nabi Muhammad Rasulullah saw juga sanggup kita baca dan temukan dari doanya yang selalu ia ucapkan yang berbunyi :
اللهمّ كما احسنت خلقى فحسّن خلقى, اللهمّ جنبنى منكرات الاخلاق اللهم اهدني لأحسن الأخلاق لا يهدي لأحسنها إلا أنت
Artinya : Ya Allah, sebagaimana Engkau menjadikan badanku baik, baikkanlah akhlakku. Ya Allah jauhkanlah diriku dari budbahasa yang munkar. Ya Allah tunjukkanlah kepada budbahasa yang terbaik, lantaran spesialuntuk Engkaulah yang menunjukkan kepada budbahasa yang terbaik (HR. Ahmad).
Nabi Muhammad Rasulullah saw selalu menyeru pada kaum muslimin semoga mempunyai sifat-sifat keutamaan dan menjauhi sifat-sifat yang tercela. Dalam dalil sabda Nabi :
إِنَّ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحْسَنُكُمْ أَخْلاقًا الموطئون أكنافا الذين يألفون ويؤلفون
Artinya : Sesungguhnya orang yang paling dicintai dan paling bersahabat padaku pada hari kiamat yaitu orang Islam yang paling baik akhlaknya di antara engkau sekalian, suka mendapatkan tamu, bahagia kepada orang dan disenangi oleh orang.
Demikian juga dikisahkan dalam salah satu hadits Nabi Muhammad saw. :
إِنَّكُمْ لا تَسَعُونَ النَّاسَ بِأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَسَعُهُمْ مِنْكُمْ بَسْطُ الْوَجْهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ .
Artinya : Sesungguhnya kami tidak sanggup mencukupi kebutuhan insan spesialuntuk dengan harta benda engkau saja, tetapi cukupilah mereka dengan wajahmu yang berseri-seri dan budbahasa yang baik (HR. Ya'la)
Dikarenakan gemarnya Nabi Muhammad Rasulullah saw. dengan budbahasa mulia, maka Allah memujinya menyerupai yang tersebut dalam Firman Allah swt. :
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ
Artinya : Dan bahu-membahu engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS. Al-Qalam : 4)
Juga disebutkan dalam surat-surat yang lain dikisahkan :
لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا
Sesungguhnya sudah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kehadiran) hari simpulan zaman dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-ahzab : 21).
Dari kisah, kisah ayat-ayat dan hadits di atas, sanggup ditarik kesimpulan bahwa Rasulullah Nabi Muhammad yaitu sangat mengutamakan budbahasa mulia, oleh lantaran ia ditetapkan oleh Allah sebagai percontohan atau suri tauladan yang baik bagi seluruh umat manusia.
Sehubungan dengan hal di atas, Nabi Muhammad saw mempunyai sifat-sifat yang menggambarkan budbahasa yang mulia, yaitu sebagai diberikut :
- Asy-syajaah yagn artinya keberanian.
- Al-Karam artinya : pemurah.
- Al-Adl artinya adil.
- Al-Iffah artinya harga diri
- Ash-Shiddiq artinya : benar atau jujur
- Al-Amanah artinya : sanggup dipercaya
- Ash-Shabr artinya sabar
- Al-Hilm artinya : lapang hati
- Al-'Afwu artinya pemaaf
- Ar-Rahman artinya kasih akung
- Itsarussalam artinya : mengutamakan perdamaian
- Az-Zuhud artinya zuhud.
- Al-Haya' artinya malu
- Asy-Syura' artinya musyawarah
- Hubbul amal artinya gemar bekerja
- Al-bisyar wal fukahan artinya : besar hati dan suka humor atau bercanda atau bergurau.
Di antara sifat-sifat Nabi Muhammad yang banyak itu, berdasarkan pendapat Imam Al-Ghazali sanggup disimpulkan menjadi empat sifat, yaitu sebagai diberikut :
- Al-hikmah yaitu tingkatan jiwa yang dengan dia sanggup mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar dari suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang tanpa paksaan.
- Asy-Syajaah yaitu tunduknya kekuatan amarah pada logika dalam bertindak maju dan mundur.
- Al iffah yaitu terlatihnya kekuatan syahwat oleh kekuatan akal dan syara'
- Al Adl yaitu suatu tingkah laris dan kekuatan jiwa, yang apabila orang memilikinya maka dia sanggup mengendalikan amarah dan syahwat dan mengeluarkannya pada tujuan yang baik/
- Ketajaman otak,
- Kejernihan pikiran,
- Cepat dalam berpikir
- Teliti dalam memperhatikan penyakit-penyakit jiwa yang tersembunyi
- Teliti dalam memperhatikan detail-detail perbuatan
Apabila sifat-sifat tersebut diabaikan, maka akan timbul sifat-sifat menyerupai lemah akal, bodoh, tidak cerdas dan gila.
Dari kesederhanaan sifat Syajaah yang berlebihan, maka akan menjadikan sifat-sifat sombong, keras, sifat takabur, suka memuji diri sendiri dan lain sebagainya.
Apabila mengabaikan sifat syajaah, maka akan timbul sifat-sifat menyerupai mempunyai rasa hina, rendah diri, gelisah, berjiwa kecil dan lain sebagainya.
Dari kesederhaan sifat iffah, maka akan timbul sifat-sifat menyerupai pemurah, rasa malu, toleransi, sabar, takwa, kepuasan hati, tidak tamak atau serakah, lemah lembut.
Apabila sifat iffah ini berlebihan, maka akan timbul sifat-sifat menyerupai masa bodoh, keras, tamak, tidak sopan, iri dengki, suka menghinda orang, mencaci dan lain sebagainya. Demikian juga apabila sifat iffah ini diabaikan, maka sanggup terjadi hal-hal sebagaimana tersebut.
Oleh alasannya yaitu itu, jelaslah kiranya bahwa pokok dari akhlak itu yaitu empat sifat yang sudah disebutkan di atas. Sedangkan sifat-sifat yang lain yaitu ialah cabang atau akhir dari suatu keadaan apabila empat sifat tadi diabaikan ataupun berlebihan.
Tag :
Warisan Rasulullah
0 Komentar untuk "Cerita Kisah Moral Nabi Muhammad Saw"