Allah sudah berfirman dalam Al Qur'an tentang pengertian amanah atau amanat dan proposal dan keharusan berperilaku dan bersifat amanah dalam pemikiran serta proposal dalam surat An-Nisa' (4) ayat 58 yang artinya yaitu sebagai diberikut :
Artinya: "Sungguh, Allah menyuruhmu memberikan amanat atau amanah kepada yang berhak menerimanya...."
Demikian juga Sabda Nabi Muhammad Rasulullah SAW tentang amanah yang artinya:
"Tidak ada iman yang tepat bagi orang yang tidak mempunyai sifat amanah, dan tidak ada agama yang tepat bagi orang yang tidak menepati janji" (H.R. Ahmad).
Secara lughawi, kata "amanah" artinya dipercaya atau terpercaya. Adapun berdasarkan istilah aqidah dan syari'at agama, amanat yaitu segala hal yang dipertanggungjawabankan kepada seseorang, baik hak-hak itu milik Allah maupun hak hamba, baik yang berupa benda, pekerjaan, perkataan, ataupun kepercayaan hati.
Secara islami, apabila kita diserahi suatu amanah, maka amanat itu wajib kita pelihara, kita laksanakan, kita layani, baik amanah itu berupa harta, kehormatan, wasiat maupun lainnya.
Jabatan yang tinggi ialah bentuk amanah yang harus dijaga.
Jabatan yang tinggi ialah bentuk amanah yang harus dijaga.
Sesungguhnya agama Islam mewajibkan kepada kita kaum Muslimin untuk bersifat amanah, yakni berlaku jujur dan sanggup dipercaya. Apa pun status kita, apakah sebagai seorang siswa atau siswi, pegawai, petani, pedagang, ibu dan ayah, atau lainnya, maka kita dituntut untuk bersikap amanat, menyampaikannya kepada ahlinya. Dalam hal ini Rasulullah saw. bersabda:
"Kamu sekalian pemimpin dan engkau sekalian akan diminta pertanggung-jawabanannya tentang apa yang engkau pimpin, imam (pejabat apa saja) yaitu pemimpin dan ia akan diminta pertanggungjawabanannya tentang apa yang dipimpinnya, dan orang pria (suami) yaitu pemimpin dalam lingkungan keluarganya, dan ia akan ditanya tentang apa yang ia pimpin, orang wanita (istri) juga pemimpin, dalam mengendalikan rumah tangga suaminya, dan ia juga akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya, dan pemmenolong rumah tangga juga pemimpin dalam mengawasi harta benda majikannya, dan ia juga akan ditanya tentang apa yang ia pimpin." (H.R. Ahmad, Muttafaq 'alaih, Abu Daud dan Tirmidzi dari Ibni Umar)
Amanah atau amanat ialah unsur penting dan memilih akan berhasil dan tidaknya seseorang dalam berusaha dan beramal, serta berhasil dan tidaknya suatu bangsa dalam mempertahankan dan melestarikan hidup. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita saksikan adanya perbedaan yang faktual antara orang yang bersifat amanah dengan orang yang suka berkhianat. Orang yang bersikap amanat atau jujur selalu menjadi daerah kepercayaan, dihormati dan disegani. Sedangkan orang yang bersikap khianat atau curang selalu dibenci dan dikucilkan dalam pergaulan. Sebagai akhir dari dua sikap yang saling berperihalan itu, terlihat bahwa orang yang bersifat amanah selalu berhasil dalam berusaha. Sedangkan, orang yang bersifat khianat selalu mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan yang dicita-citakan.
Allah sudah menimbulkan amanah sebagai salah satu sikap hamba-Nya yang saleh dan menjadi kekasih-Nya. Sedangkan, orang-orang yang mengkhianati amanat di hari pembalasan nanti diperlihatkan kepada seluruh makhluk dengan didiberi tanda khusus yang menegaskan bahwa mereka yaitu pengkhianat.
Dalam hal ini lbnu Umar mengetengahkan sebuah riwayat, bahwa Rasulullah sudah bersabda: "Bila Allah menghimpun seluruh makhluk-Nya, dari generasi terlampau hingga generasi terakhir dikala kiamat ditegakkan, maka kepada mereka yang berkhianat didiberikan sebuah bendera sebagai tanda bahwa mereka yaitu pengkhianat." (H.R. Muslim)
Sifat amanah dalam islam itu menjangkau dan mencakup tiruana jenis hubungan, baik yang terkait dengan sesama insan maupun dengan Allah swt. Mempertahankan serta memelihara iman biar tumbuh dan menjadi abadi ialah belahan dari amanat. Demikian pula mengikhlaskan ibadah kepada Allah, memperbaiki kekerabatan antarsesama insan dan masyarakat, menyerahkan setiap hak pada yang berhak menerimanya, tiruana itu yaitu belahan dari amanat. Dalam firman Allah surat Al-Anfal (8) ayat 27 yang artinya:
Dalam hal ini lbnu Umar mengetengahkan sebuah riwayat, bahwa Rasulullah sudah bersabda: "Bila Allah menghimpun seluruh makhluk-Nya, dari generasi terlampau hingga generasi terakhir dikala kiamat ditegakkan, maka kepada mereka yang berkhianat didiberikan sebuah bendera sebagai tanda bahwa mereka yaitu pengkhianat." (H.R. Muslim)
Sifat amanah dalam islam itu menjangkau dan mencakup tiruana jenis hubungan, baik yang terkait dengan sesama insan maupun dengan Allah swt. Mempertahankan serta memelihara iman biar tumbuh dan menjadi abadi ialah belahan dari amanat. Demikian pula mengikhlaskan ibadah kepada Allah, memperbaiki kekerabatan antarsesama insan dan masyarakat, menyerahkan setiap hak pada yang berhak menerimanya, tiruana itu yaitu belahan dari amanat. Dalam firman Allah surat Al-Anfal (8) ayat 27 yang artinya:
"Wahai orang-orang yang diberiman! Janganlah engkau mengkhianati Allah dan Rasul, dan (juga) tidakbolehlah juga engkau mengkhianati amanat atau amanah yang sudah dipercayakan kepadamu, sedang engkau mengetahui".
Terdapat juga dalam tentang kewajiban berperilaku amanah yaitu firman Allah dalam surat Al-Baqarah (2) ayat 283 yang artinya: "...hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utang) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya...."
Diterangkan dalam sebuah riwayat, bahwa Rasulullah sudah bersabda yang artinya: "Tunaikanlah amanat/amanah kepada yang mempercayaimu, dan tidakbolehlah engkau mengkhianati orang yang pernah berkhianat kepadamu."
Menjaga dan menyimpan diam-diam ialah belahan dari amanah/amanat. Sebab dengan menyimpan diam-diam berarti seseorang sudah menjaga hak dan kepentingan mitra atau kawan.
Rasulullah saw. sudah menegaskan: "Pertolongan Allah tetap berada pada dua orang yang bersekutu selama keduanya tidak saling mengkhianati. Bila sudah saling mengkhianati maka Allah mencabut pemberian terhadap keduanya."
Sebagai seorang insan kita sering dan kini pun mendapat amanah, baik dari ibu dan ayah, dari ustadz, mitra dan lain-lainnya. Semua amanah itu wajib kita tunaikan. Suatu tumpuan seorang pelajar diamanati untuk mencar ilmu dengan baik dan benar oleh ibu, ayah dan ustadz. Diri dan badan kita juga mengamanati kita biar menjaga kesehatan diri dengan baik-baik, bila tidak diri akan jatuh sakit. Jika diri sakit, maka urusan lain terbengkalai, akan berujung pada kerugian pada diri kita sendiri. Marilah kita menjadi orang-orang yang amanah dalam hidup ini.
Tag :
Ilmu Akhlak
0 Komentar untuk "Pengertian Amanah & Wajibnya Berperilaku Amanah"