Sesudah mengemukakan beberapa uraian sebagai penlampauan dan tanpa memandang kelemahan sanad riwayat itu sesuai timbangan-timbangan yang sudah dikenal alasannya yaitu banyaknya riwayat dari Ahlul Bait as yang mempunyai kandungan yang sama, maka kami ketengahkan syarah dan penjelaan terhadap ucapoan Imam Khomeini: "Kompi ialah cuilan dari pasukan. Ada yang menyampaikan bahwa kekuatan kompi yang ideal yaitu yang beranggotakan empat ratus orang." Adapun kosa kata yang lain dalam hadis ini sudah terang dari aspek bahasa, jikalau tidak, menurut realitas dan kandungannya, hadis itu membutuhkan pembahasan-pembahasan detail dan penting.
Kemudian, "Ketahuilah bahwa insan itu menakjubkan." Oleh alasannya yaitu itu, sudah banyak pembahasan wacana hakikatnya dan wacana ada atau tidak adanya kemampuan untuk mengenal hakikat ini. Sejumlah muhaqqiq dan para ulama terkemuka beropini bahwa mustahil mengenal esensi dan hakikat diri insan kecuali bagi Penciptanya Allah SWT. Namun, apa yang tidak sanggup diketahui seluruhnya tidakbolehlah ditinggalkan seluruhnya. Oleh alasannya yaitu itu, sejumlah ulama kita berusaha mengaplikasikan teks ini, yaitu al-insan, dengan alam imkan dan dengan berbagai alamnya, dari alam ‘uqul sampai alam mitsal dan seterusnya ke alam materi. Mereka menyampaikan bahwa terdapat pola bagi setiap alam dari alam-alam tersebut pada diri manusia. Ia ialah poros dan kutub alam imkan yang menjadi sentra peredaran "Aku membuat segala sesuatu untukmu dan Aku menciptakanmu untuk-Ku" [Al-Jawahir as-Sunniyyah, karya al-Hurr al-'Amill, Penerbit Ya Sin, hal. 284.] melaluiataubersamaini demikian, segala sesuatu yaitu untuknya dan beliau sendiri adalah milik Allah SWT.
Pengertian inilah yang disebutkan dalam firman Allah SWT: Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan ada yang ada di bumi tiruananya [sebagai rahmat] dari-Nya [QS al-Jatsiyah [45]: 13.].
Dan tidaklah Aku membuat jin dan insan melainkan semoga mereka diberibadah kepada-Ku [QS adz-Dzariyat: 56.].
"Dia mempunyai dua kejadian dan dua alam." Sebab, segala maujud sebagaimana dikatakan sebagian mufasir terbagi ke dalam dua bagian menurut kejadiannya. Pertama, kelompok maujud bahan yang kita lihat dan membesar, mengecil, makan, minum, hidup, mati (dan seterusnya). Kelompok ini termasuk alam khalq. Kedua, kelompok yang tidak makan, tidak minum, tidak membesar, tidak mengecil, tidak pulas, tidak bangun, tidak mati (dan seterusnya). Kelompok ini disebut maujud abnormal yang luput dari materi, dan kelompok ini termasuk alam amr.
Adapun insan menghimpun kedua kelompok tersebut dan memiliki dua kejadian, yailu "kejadian lahiriah materi," yaitu di alam bahan dan alam kasat mata, "yaitu badannya," dan ia juga mempunyai "kejadian batiniah kegaiban," yaitu ruhnya yang ialah alam malakut dan batin, "dan ia termasuk alam akhir," yaitu alam amr. Dan mereka bertanya kepadamu wacana ruh. Katakanlah, "Ruh itu yaitu dari amr Tuhanku.[ QS al-Isra’ [17]: 85] "
Di sini, harus ditunjukkan bahwa pembahasan kita, walaupun diseriuskan pada kejadian kegaiban manusia, tidak diabaikan dari kejadian kedua yang bersifat materi, alasannya yaitu sebagaimana sudah kami jelaskan tubuh ialah kendaraan yang mengantarkannya ke Kedekatan Ilahi dan ke kesempurnaan yang dicari.
Nafs, ruh, dan qalb mempunyai makna yang sama. Padanya, kata ganti Orang pertama "aku" dirujukkan, bukan pada tubuh dengan dalil bahwa tubuh itu berubah dan organ-organnya pun berganti dari waktu ke waktu. Namun, Zayd tetap ialah Zayd, 'Umar tetap ialah Umar, dan saya tetap ialah aku. Kita tidak berubah dengan berubahnya sel-sel tubuh kita. Buktinya yaitu apa yang dilihat seseorang di dalam mimpinya dan perbuatan-perbuatan yang dilakukannya di dalam mimpi itu. Perbuatan itu dinisbahkan kepadanya, padahal badannya tidak melaksanakan perbuatan apa pun dari perbuatan-perbuatan tersebut. Hanya ruh dan nafs-nya yang melakukannya. Bukti lainnya yaitu maut tidak menimpa selain jasad dan tubuh seseorang. Adapun ruhnya berpindah dari satu negeri ke negeri lain. Di sana, ruh itu dihisab (dan didiberi pahala atau disiksa. Dialah yang didiberi kepedihan dan kelezatan, bukan jasad, walaupun kita tidak mengingkari bahwa tubuh pun dibangkitkan.
Tag :
Ilmu Jihad
0 Komentar untuk "Hadits Wacana Jihad Melawan Nafs"