Di bawah ini ialah cara atau metode yang didiberikan dan diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam menunjukkan kesalahan anak dengan benar dengan tujuan mendidik anak. Teknik-cara ini digunakan dalam anutan agama Islam untuk menunjukkan kesalahan anak dan memdiberikan aba-aba kepada anak. Teknik atau metode tersebut antara lain sebagai diberikut :
Menunjukkan kesalahan dengan pengarahan
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Umar bin Abi Salmah ra. ia berkata: "Ketika saya kecil, berada dalam asuhan Rasulullah saw. Pada suatu hari dikala tanganku bergerak ke sana kemari di atas piring meliputi makanan, berkatalah Rasulullah saw., Wahai anak, sebutlah nama Allah. Makanlah dengan tangan kananmu. Dan makanlah apa yang bersahabat denganmu".
Dalam hal ini kita lihat bahwa Rasulullah saw. memdiberi petunjuk kepada Umar bin Abi Salmah terhadap kesalahannya, dengan nasihat yang baik, pengarahan yang membekas, ringkas dan jelas.
Menunjukkan kesalahan dengan keramah-tamahan
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Sahal bin Sa'ad ra. bahwa Rasulullah saw. didiberi minuman, dan ia minum sebagian. Di sebelah kanannya duduk seorang anak, dan di sebelah kirinya beberapa orangtua. Rasulullah saw. berkata kepada anak itu:
"Apakah engkau mengizinkanku untuk memdiberi kepada mereka?" (Ini ialah ramah tamah dan metode pengarahan). Maka anak itu menjawaban, "Tidak, demi Allah. Bagianku yang didiberikan oleh engkau, tidak akan saya diberikan kepada siapa pun". Maka Rasulullah saw. meletakkan minuman di tangan anak itu. Dan anak ini ialah Abdullah bin 'Abbas.
Juga kita saksikan bersama bahwa Rasulullah saw. ingin mengajari anak terkena bagaimana bersopan santun kepada orang sampaumur (orang tua) dalam menlampaukan mereka untuk mendapat minuman dengan mengorbankan haknya. Dan ini ialah yang terbaik. melaluiataubersamaini ramah tamah Rasulullah saw. sudah minta izin kepada anak, "Apakah engkau izinkan saya memdiberi kepada mereka?
Menunjukkan kesalahan dengan mempersembahkan isyarat
Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas ra.:
"Al-Fadhal pernah mengikuti Rasulullah saw. Pada suatu hari hadirlah seorang perempuan dari Khuts'um yang membuat Al-Fadhal memandangnya, dan perempuan itu pun memandangnya. Maka Rasulullah saw. memalingkan muka Al-Fadhal ke arah lain. Wanita itu berkata, 'Wahai Rasulullah, gotong royong kewajiban yang diturunkan Allah kepada hamba-hamba-Nya dalam ibadah haji hingga kepada ayahku, dikala ia sudah renta renta, yang tidak bisa lagi menunggang tunggangan (unta). Apakah boleh saya menghajikan untuknya?' Rasulullah saw. berkata, "Ya'. Dan itu ialah dalam haji wada' ".
Kita ketahui bahwa Rasulullah saw. memperbaiki kesalahan melihat wanita bukan muhrim, dengan memalingkan wajah ke arah lain, dan sudah meninggalkan bekas pada diri Al-Fadhal.
Menunjukkan kesalahan dengan kecaman
Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Dzar ra., ia berkata:
Saya mencaci seorang pria dengan menjelekkan ibunya, (yaitu dengan berkata, "Hai anak perempuan hitam"). Maka Rasulullah saw. berkata, "Wahai Abu Dzar, engkau sudah mencacinya dengan menjelekkan ibunya. Sesungguhnya engkau orang yang masih berperilaku jahiliyah. Saudara-saudaramu ialah hamba sahayamu yang Allah jadikan mereka di bawah tanganmu. Barang siapa yang saudaranya berada di bawah tangannya, maka hendaknya ia memdiberinya makan dari apa yang ia makan, memdiberinya pakaian dari apa yang ia pakai, tidakbolehlah mereka diserahi pekerjaan yang sekiranya tidak bisa mereka kerjakan, dan kalau diserahkan, pekerjaan itu, maka menolonglah mereka".
Demikianlah sudah kita ketahui bagaimana Rasulullah saw. memperbaiki kesalahan Abu Dzar dikala mencaci seseorang dengan menyebutnya "anak perempuan hitam". Rasulullah saw. mengecam dengan perkataannya, "Wahai Abu Dzar, gotong royong engkau masih berperilaku jahiliyah". Kemudian memdiberinya nasihat yang sesuai dengan daerah dan harmonis dengan pengarahan!
Menunjukkan kesalahan dengan pengarahan
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Umar bin Abi Salmah ra. ia berkata: "Ketika saya kecil, berada dalam asuhan Rasulullah saw. Pada suatu hari dikala tanganku bergerak ke sana kemari di atas piring meliputi makanan, berkatalah Rasulullah saw., Wahai anak, sebutlah nama Allah. Makanlah dengan tangan kananmu. Dan makanlah apa yang bersahabat denganmu".
Dalam hal ini kita lihat bahwa Rasulullah saw. memdiberi petunjuk kepada Umar bin Abi Salmah terhadap kesalahannya, dengan nasihat yang baik, pengarahan yang membekas, ringkas dan jelas.
Menunjukkan kesalahan dengan keramah-tamahan
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Sahal bin Sa'ad ra. bahwa Rasulullah saw. didiberi minuman, dan ia minum sebagian. Di sebelah kanannya duduk seorang anak, dan di sebelah kirinya beberapa orangtua. Rasulullah saw. berkata kepada anak itu:
"Apakah engkau mengizinkanku untuk memdiberi kepada mereka?" (Ini ialah ramah tamah dan metode pengarahan). Maka anak itu menjawaban, "Tidak, demi Allah. Bagianku yang didiberikan oleh engkau, tidak akan saya diberikan kepada siapa pun". Maka Rasulullah saw. meletakkan minuman di tangan anak itu. Dan anak ini ialah Abdullah bin 'Abbas.
Juga kita saksikan bersama bahwa Rasulullah saw. ingin mengajari anak terkena bagaimana bersopan santun kepada orang sampaumur (orang tua) dalam menlampaukan mereka untuk mendapat minuman dengan mengorbankan haknya. Dan ini ialah yang terbaik. melaluiataubersamaini ramah tamah Rasulullah saw. sudah minta izin kepada anak, "Apakah engkau izinkan saya memdiberi kepada mereka?
Menunjukkan kesalahan dengan mempersembahkan isyarat
Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas ra.:
"Al-Fadhal pernah mengikuti Rasulullah saw. Pada suatu hari hadirlah seorang perempuan dari Khuts'um yang membuat Al-Fadhal memandangnya, dan perempuan itu pun memandangnya. Maka Rasulullah saw. memalingkan muka Al-Fadhal ke arah lain. Wanita itu berkata, 'Wahai Rasulullah, gotong royong kewajiban yang diturunkan Allah kepada hamba-hamba-Nya dalam ibadah haji hingga kepada ayahku, dikala ia sudah renta renta, yang tidak bisa lagi menunggang tunggangan (unta). Apakah boleh saya menghajikan untuknya?' Rasulullah saw. berkata, "Ya'. Dan itu ialah dalam haji wada' ".
Kita ketahui bahwa Rasulullah saw. memperbaiki kesalahan melihat wanita bukan muhrim, dengan memalingkan wajah ke arah lain, dan sudah meninggalkan bekas pada diri Al-Fadhal.
Menunjukkan kesalahan dengan kecaman
Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Dzar ra., ia berkata:
Saya mencaci seorang pria dengan menjelekkan ibunya, (yaitu dengan berkata, "Hai anak perempuan hitam"). Maka Rasulullah saw. berkata, "Wahai Abu Dzar, engkau sudah mencacinya dengan menjelekkan ibunya. Sesungguhnya engkau orang yang masih berperilaku jahiliyah. Saudara-saudaramu ialah hamba sahayamu yang Allah jadikan mereka di bawah tanganmu. Barang siapa yang saudaranya berada di bawah tangannya, maka hendaknya ia memdiberinya makan dari apa yang ia makan, memdiberinya pakaian dari apa yang ia pakai, tidakbolehlah mereka diserahi pekerjaan yang sekiranya tidak bisa mereka kerjakan, dan kalau diserahkan, pekerjaan itu, maka menolonglah mereka".
Demikianlah sudah kita ketahui bagaimana Rasulullah saw. memperbaiki kesalahan Abu Dzar dikala mencaci seseorang dengan menyebutnya "anak perempuan hitam". Rasulullah saw. mengecam dengan perkataannya, "Wahai Abu Dzar, gotong royong engkau masih berperilaku jahiliyah". Kemudian memdiberinya nasihat yang sesuai dengan daerah dan harmonis dengan pengarahan!
Tag :
Metode Pendidikan Islam
0 Komentar untuk "Cara Menawarkan Kesalahan Anak"