Pengertian nafsu yaitu suatu dorongan yang bersifat rohaniah, yang memiliki imbas yang sangat besar pada sikap dan perbuatan dari seseorang manusia. Agar insan sanggup mengikuti imbas nafsu yang baik dan terhindar dari nafsu yang buruk, maka perlu mengetahui macam-macam nafsu yang terdapat dalam diri manusia.
Penggolongan, jenis dan macam-macam nafsu antara laian yaitu sebagai diberikut :
a. Nafsu amarah
Nafsu amarah yaitu jiwa yang belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Jiwa yang belum mendapatkan tuntunan sehingga belum sanggup memilih yang mana yang bermanfaa dan yang mana yang mafsadat (merugikan). Nafsu ini selalu mendorong dan mengajak kepada perbuatan-perbuatan dan tindakan yang tidak baik.
Nafsu ini sering menjadikan tindakan-tindakan khianat dengan segala akibatnya, ia enggan untuk mendapatkan nasehat-nasehat dan masukan untuk kebaikan. Yang ia terima justru sebaliknya yaitu bisikan-bisikan syetan dan iblis yang mengajak ke jalan yang jelek dan terkutuk, inilah sobat dekat-teman bersahabat yang disenanginya. Sehingga tiruana yang berperihalan dengan keinginannya yaitu musuhnya, dan tiruana yang sejalan dengannya yaitu sobat bersahabat atau karibnya.
b. Nafsu lawwamah
Nafsu lawwamah yaitu jiwa yang sudah mulai insyaf, merasa menyesal setelah melaksanakan perbuatan jelek dan tidak bermanfaa, ia tidak berani lagi melaksanakan keburukan dengan terang-terangan, alasannya yaitu ia tidak menyadari akan akibat-akibatnya. Dalam imbas nafsu ini, insan belum bisa mengekang dirinya dari melaksanakan perbuatan jahat. Maka mereka masih bersahabat dengan perbuatan maksiat dan mafsadat. Timbul keinsyafan dan penyesalan setelah melaksanakan keburukan, kemudian mengharap supaya kejahatannya tidak akan terulang lagi di kemudian. Sehingga dalam nafsu ini sudah tumbuh bibit pikiran dan benih perasaan.
c. Nafsu musawwalah
Nafsu musawwalah yaitu jiwa yang sudah dapt membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, walaupun baginya mengerjakan yang baik itu tidak ada bedanya dengan melaksanakan perbuatan yang buruk. Ia melaksanakan yang jelek itu, tetapi dengan sembunyi-sembunyi tidak dengan terang-terangan, alasannya yaitu pada tingkatan nafsu ini sudah ada rasa malu-malu. Tetapi malunya terhadap orang lain, bukan rasa aib kepada dirinya sendiri. Ia aib bilamana orang lain mengetahui perbuatannya yang jelek dan mafsadat. Dalam hal ini biasanya sudah mau bertanya lebih lampau
d. Nafsu muthmainah
Nafsu muthmainah yaitu jiwa yang mendapatkan tuntunan dan pemeliharaan yang baik. Ia menhadirkan ketenangan jiwa dan melahirkan perbuatan dan sikap yang baik, membentengi diri dari perbuatan yang jahat dan keji, mendorong melaksanakan kebajikan untuk memperoleh kebahagiaan baik lahir maupun batin.
e. Nafsu mulhammah
Nafsu mulhammah yaitu jiwa yang mendapatkan wangsit dari Allah swt, yang dikaruniai ilmu dan pengetahuan serta dihiasi dengan etika yang mahgampang. Manusia dengan etika menyerupai ini biasanya memiliki sifat penyabar, sanggup mensyukuri nikmat, tabah dan ulet.
f. Nafsu radhiyah
Nafsu radhiyah yaitu nafsu ridha kepada Alllah azza wajalla, memiliki kedudukan yang baik dalam kesejahteraan, mensyukuri nikmat dan merasa cukup dengan apa yang ada yang sudah didiberikan Allah swt.
g. Nafsu mardhiyah
Nafsu mardhiyah yaitu jiwa yang diridhai Allah swt. Keridhaan itu sanggup dilihat dari anugerah yang didiberikan oleh Allah berupa : ikhlas, senang berpikir, memiliki perangai yang baik, peramah dan memperoleh kemuliaan.
h. Nafsu kamilah
Nafsu kamilah yaitu jiwa yang sudah tepat bentuk dan dasarnya. Ia sudah termasuk jiwa yang cukup untuk mengerjakan irsyad (hati akan selalu memperoleh pimpinan atau bimbingan dari Allah, sehingga seseorang akan selalu berjalan di atas jalan yang lurus dan benar.) dan menyempurnakan ikmal (kemurnian) terhadap hamba Allah swt.
Itulah pertolongan, jenis atau macam-macam nafsu yang sebaiknya kita ketahui untuk menjadi renungan muhasabah (introspeksi diri) sudah sejauh mana tingkatan nafsu pada diri kita dengan keinginan besar kita sanggup mencegah dan menghindarkan diri dari nafsu-nafsu yang jelek dan mendapatkan tingkatan nafsu mardhiyah.
Nafsu ini sering menjadikan tindakan-tindakan khianat dengan segala akibatnya, ia enggan untuk mendapatkan nasehat-nasehat dan masukan untuk kebaikan. Yang ia terima justru sebaliknya yaitu bisikan-bisikan syetan dan iblis yang mengajak ke jalan yang jelek dan terkutuk, inilah sobat dekat-teman bersahabat yang disenanginya. Sehingga tiruana yang berperihalan dengan keinginannya yaitu musuhnya, dan tiruana yang sejalan dengannya yaitu sobat bersahabat atau karibnya.
b. Nafsu lawwamah
Nafsu lawwamah yaitu jiwa yang sudah mulai insyaf, merasa menyesal setelah melaksanakan perbuatan jelek dan tidak bermanfaa, ia tidak berani lagi melaksanakan keburukan dengan terang-terangan, alasannya yaitu ia tidak menyadari akan akibat-akibatnya. Dalam imbas nafsu ini, insan belum bisa mengekang dirinya dari melaksanakan perbuatan jahat. Maka mereka masih bersahabat dengan perbuatan maksiat dan mafsadat. Timbul keinsyafan dan penyesalan setelah melaksanakan keburukan, kemudian mengharap supaya kejahatannya tidak akan terulang lagi di kemudian. Sehingga dalam nafsu ini sudah tumbuh bibit pikiran dan benih perasaan.
c. Nafsu musawwalah
Nafsu musawwalah yaitu jiwa yang sudah dapt membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, walaupun baginya mengerjakan yang baik itu tidak ada bedanya dengan melaksanakan perbuatan yang buruk. Ia melaksanakan yang jelek itu, tetapi dengan sembunyi-sembunyi tidak dengan terang-terangan, alasannya yaitu pada tingkatan nafsu ini sudah ada rasa malu-malu. Tetapi malunya terhadap orang lain, bukan rasa aib kepada dirinya sendiri. Ia aib bilamana orang lain mengetahui perbuatannya yang jelek dan mafsadat. Dalam hal ini biasanya sudah mau bertanya lebih lampau
d. Nafsu muthmainah
Nafsu muthmainah yaitu jiwa yang mendapatkan tuntunan dan pemeliharaan yang baik. Ia menhadirkan ketenangan jiwa dan melahirkan perbuatan dan sikap yang baik, membentengi diri dari perbuatan yang jahat dan keji, mendorong melaksanakan kebajikan untuk memperoleh kebahagiaan baik lahir maupun batin.
e. Nafsu mulhammah
Nafsu mulhammah yaitu jiwa yang mendapatkan wangsit dari Allah swt, yang dikaruniai ilmu dan pengetahuan serta dihiasi dengan etika yang mahgampang. Manusia dengan etika menyerupai ini biasanya memiliki sifat penyabar, sanggup mensyukuri nikmat, tabah dan ulet.
f. Nafsu radhiyah
Nafsu radhiyah yaitu nafsu ridha kepada Alllah azza wajalla, memiliki kedudukan yang baik dalam kesejahteraan, mensyukuri nikmat dan merasa cukup dengan apa yang ada yang sudah didiberikan Allah swt.
g. Nafsu mardhiyah
Nafsu mardhiyah yaitu jiwa yang diridhai Allah swt. Keridhaan itu sanggup dilihat dari anugerah yang didiberikan oleh Allah berupa : ikhlas, senang berpikir, memiliki perangai yang baik, peramah dan memperoleh kemuliaan.
h. Nafsu kamilah
Nafsu kamilah yaitu jiwa yang sudah tepat bentuk dan dasarnya. Ia sudah termasuk jiwa yang cukup untuk mengerjakan irsyad (hati akan selalu memperoleh pimpinan atau bimbingan dari Allah, sehingga seseorang akan selalu berjalan di atas jalan yang lurus dan benar.) dan menyempurnakan ikmal (kemurnian) terhadap hamba Allah swt.
Itulah pertolongan, jenis atau macam-macam nafsu yang sebaiknya kita ketahui untuk menjadi renungan muhasabah (introspeksi diri) sudah sejauh mana tingkatan nafsu pada diri kita dengan keinginan besar kita sanggup mencegah dan menghindarkan diri dari nafsu-nafsu yang jelek dan mendapatkan tingkatan nafsu mardhiyah.
Tag :
Ilmu Akhlak
0 Komentar untuk "Mencegah Dan Menghindari Nafsu Yang Buruk"