Mempererat hubungan antara pendidik atau guru, termasuk orang bau tanah sebagai pendidik dari anak didik atau anakdidik betujuan semoga interaksi edukatif sanggup terealisasi dengan sebaik-baiknya. Hal ini sesuai dengan kaidah pendidikan yang sudah disahkan oleh para mahir ilmu sosial, ilmu jiwa dan pendidikan. Sealain itu, mempererat hubungan guru dan anakdidik juga bertujuan untuk pembentukan intelektual, spiritual dan moral sanggup berjalan sesempurna mungkin.
Bagaimana Teknik mempererat hubungan guru dengan anakdidik atau anak didik?
Sudah menjadi suatu keyakinan bagi orang-orang yang berakal, bahwa bila terdapat jurang pemisah dan jarak antara anak dan pendidik, anakdidik dan guru, dengan sendirinya proses pengajaran tidak sanggup terlaksana" dengan sempurna. Pendidikan juga tidak sanggup tercapai dengan baik. Oleh alasannya ialah itu, para orang bau tanah terutama ayah dan guru pendidik hendaknya mencari cara-cara kasatmata dalam membuat kecintaan anak, memperkuat dan mempererat hubungan di antara keduanya, mengadakan kolaborasi antara mereka, dan mencicipi kasih akung.
Berikut ini ialah cara-cara dalam mempererat hubungan antara pendidik atau guru dengan anakdidik menurut fatwa dan aba-aba dari Nabi Muhammad SAW menurut dari hadist Nabi.
Teknik-cara itu ialah sebagai diberikut :
Berikut ini ialah cara-cara dalam mempererat hubungan antara pendidik atau guru dengan anakdidik menurut fatwa dan aba-aba dari Nabi Muhammad SAW menurut dari hadist Nabi.
Teknik-cara itu ialah sebagai diberikut :
1. Bersikap cantik muka, tidak kikir
Hendaknya pendidik atau guru dan juga orang bau tanah dalam mendidik sanggup bersikap cantik muka, tidak kikir, menampakkan senyuman kepada anak didik atau anakdidik. Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi dan
"Senyummu kepada saudaramu ialah shadaqah ".
2. Memdiberi motivasi kepada anak didik atau anakdidik
Teknik yang lain ialah guru atau pendidik, orang bau tanah sanggup mempersembahkan motivasi kepada anak atau anakdidik dengan mempersembahkan hadiah dalam setiap pekerjaan yang dikerjakan dengan baik, atau alasannya ialah ia menonjol dalam belajarnya. Ath-Thabrani dalam Al-Ausath meriwayatkan dari 'Aisyah ra. secara marfu':
"Saling memdiberi hadiahlah kalian, pasti kalian saling cinta mencintai".
3. Memdiberi perhatian
Teknik yang lain dalam mempererat hubungan guru/pendidik/orang bau tanah kepada anak/anakdidik ialah membuat anak, anak didik, anakdidik mencicipi bahwa ada perhatian yang didiberikan oleh sang ayah, sang guru, sang pendidik, orang tua. Bahwa sang ayah, guru, pendidik menaruh kasih akung kepada anak, anak didik atau anakdidik.
Al-Baihaqi meriwayatkan dari Anas ra. secara marfu':
"Barang siapa yang tidak memperhatikan kaum Muslimin, maka tidak termasuk golongan mereka"
4. Memperlakukan anak dengan baik dan ramah
Teknik yang lain lagi untuk mempererat hubungan guru, pendidik, orang bau tanah dan anak, anakdidik ialah memperlakukan anak dengan budi pekerti yang baik dan keramahtamahan.
At-Tirmidzi, An-Nasa'i dan Al-Hakim meriwayatkan dengan riwayat yang sanggup mendapatkan amanah dari Abu Hurairah ra.:
"Orang Mukmin yang paling tepat imannya ialah yang paling baik budi pekertinya, dan paling ramah dengan keluarganya".
5. Memdiberi menolongan yang diperlukan
Sikap guru, pendidik, orang bau tanah hendaknya memenuhi kehendak anak semoga menjadi penolong dalam berbakti kepadanya.
Abu Asy-Syaikh meriwayatkan dari Rasulullah saw. bahwa ia bersabda:
"Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada orangtua yang memmenolong anaknya dalam berbakti kepadanya".
6. Memdiberi hiburan kepada anak
Juga sangat dibutuhkan bersatunya pendidik, guru dengan anak didik/anakdidik untuk menghiburnya. Ath-Thabrani meriwayatkan dari Jabir, ia berkata:
“Saya menghadap Nabi, dan ia sedang merangkak, di atas punggungnya Hasan dan Husain, dan ia berkata, sebaik-baik unta ialah untamu berdua, dan sebaik-baik muatan ialah engkau berdua".
Teknik-cara kasatmata yang sudah kita ketengahkan di atas sudah diarahkan oleh Rasulullah saw. dalam contoh-contoh cara membuat suasana semoga orang-orang mencintai, dan mempererat tali kecintaan, mencicipi arti perhatian, membuat semangat kolaborasi antar mereka, pertanda kepada kita bahwa dasar terkuat dalam membentuk personalitas Islam dan mendidik pada banyak sekali keutamaan, dan membiasakannya dengan akhlak mulia dengan dipereratnya tali-tali kasih akung dan persaudaraan serta saling memahamkan antara pendidik, guru, orang tua, ayah dan anak didik atau anakdidik. Sehingga, sanggup tercapai faedah yang diharapkan dan hasil yang baik. Pendidik, guru dan juga orang bau tanah sanggup memetik buahnya, menuai hasil tanamannya, dan melihat anak atau anakdidiknya berada dalam barisan orang-orang saleh, orang-orang yang bertakwa.
Jika kita ingin anak didik kita, anakdidik kita, anak kita memenuhi seruan, mendengarkan pesan yang tersirat dan petunjuk kita, hendaklah kita berjalan pada petunjuk Islam dan membuat mereka menyayangi kita. Hendaknya kita mencontoh Rasulullah saw. dalam bergaul dengan para teman dekatnya. Jika kita sanggup melakukan tiruana ini, berarti kita sudah meniti jalan pendidikan yang benar. Selanjutnya, kita akan menawan hati anak kita, anak didik kita, anakdidik kita, dan menyayangi kita sebagai pendidik, guru, orang tua, sehingga mendapatkan segala pesan yang tersirat dan petunjuk.
Hendaknya pendidik atau guru dan juga orang bau tanah dalam mendidik sanggup bersikap cantik muka, tidak kikir, menampakkan senyuman kepada anak didik atau anakdidik. Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi dan
تَبَسَّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيْكَ صَدَقَةٌ ٠
"Senyummu kepada saudaramu ialah shadaqah ".
2. Memdiberi motivasi kepada anak didik atau anakdidik
Teknik yang lain ialah guru atau pendidik, orang bau tanah sanggup mempersembahkan motivasi kepada anak atau anakdidik dengan mempersembahkan hadiah dalam setiap pekerjaan yang dikerjakan dengan baik, atau alasannya ialah ia menonjol dalam belajarnya. Ath-Thabrani dalam Al-Ausath meriwayatkan dari 'Aisyah ra. secara marfu':
تَهَادُوْا تَحَابُّوْا ٠
"Saling memdiberi hadiahlah kalian, pasti kalian saling cinta mencintai".
3. Memdiberi perhatian
Teknik yang lain dalam mempererat hubungan guru/pendidik/orang bau tanah kepada anak/anakdidik ialah membuat anak, anak didik, anakdidik mencicipi bahwa ada perhatian yang didiberikan oleh sang ayah, sang guru, sang pendidik, orang tua. Bahwa sang ayah, guru, pendidik menaruh kasih akung kepada anak, anak didik atau anakdidik.
Al-Baihaqi meriwayatkan dari Anas ra. secara marfu':
مَنْ أَصْبَحَ لاَيَهْتَمُّ بِالْمُسْلِمِيْنَ فَلَيْسَ مِنْهُمْ ٠
"Barang siapa yang tidak memperhatikan kaum Muslimin, maka tidak termasuk golongan mereka"
4. Memperlakukan anak dengan baik dan ramah
Teknik yang lain lagi untuk mempererat hubungan guru, pendidik, orang bau tanah dan anak, anakdidik ialah memperlakukan anak dengan budi pekerti yang baik dan keramahtamahan.
At-Tirmidzi, An-Nasa'i dan Al-Hakim meriwayatkan dengan riwayat yang sanggup mendapatkan amanah dari Abu Hurairah ra.:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا٬ وَالطَفُهُمْ بِأَهْلِهِ٠
"Orang Mukmin yang paling tepat imannya ialah yang paling baik budi pekertinya, dan paling ramah dengan keluarganya".
5. Memdiberi menolongan yang diperlukan
Sikap guru, pendidik, orang bau tanah hendaknya memenuhi kehendak anak semoga menjadi penolong dalam berbakti kepadanya.
Abu Asy-Syaikh meriwayatkan dari Rasulullah saw. bahwa ia bersabda:
رَحِمَ اﷲُ وَالِدًا أَعَانَ وَلَدَهُ عَلَى بِرِّهِ٠
"Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada orangtua yang memmenolong anaknya dalam berbakti kepadanya".
6. Memdiberi hiburan kepada anak
Juga sangat dibutuhkan bersatunya pendidik, guru dengan anak didik/anakdidik untuk menghiburnya. Ath-Thabrani meriwayatkan dari Jabir, ia berkata:
دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيَّ صَلَّى اﷲُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَمْشِيْ عَلَى أَرْبَعَةٍ٬ وَعَلَى ظَهْرِهِ الْحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ وَهُوَ يَقُوْلُ ׃ نِعْمَ الْجَمَلُ جَمَلُكُمَا٬ وَ نِعْمَ الْعِدْلاَنِ أَنْتُمَا٠٠٠
“Saya menghadap Nabi, dan ia sedang merangkak, di atas punggungnya Hasan dan Husain, dan ia berkata, sebaik-baik unta ialah untamu berdua, dan sebaik-baik muatan ialah engkau berdua".
Teknik-cara kasatmata yang sudah kita ketengahkan di atas sudah diarahkan oleh Rasulullah saw. dalam contoh-contoh cara membuat suasana semoga orang-orang mencintai, dan mempererat tali kecintaan, mencicipi arti perhatian, membuat semangat kolaborasi antar mereka, pertanda kepada kita bahwa dasar terkuat dalam membentuk personalitas Islam dan mendidik pada banyak sekali keutamaan, dan membiasakannya dengan akhlak mulia dengan dipereratnya tali-tali kasih akung dan persaudaraan serta saling memahamkan antara pendidik, guru, orang tua, ayah dan anak didik atau anakdidik. Sehingga, sanggup tercapai faedah yang diharapkan dan hasil yang baik. Pendidik, guru dan juga orang bau tanah sanggup memetik buahnya, menuai hasil tanamannya, dan melihat anak atau anakdidiknya berada dalam barisan orang-orang saleh, orang-orang yang bertakwa.
Jika kita ingin anak didik kita, anakdidik kita, anak kita memenuhi seruan, mendengarkan pesan yang tersirat dan petunjuk kita, hendaklah kita berjalan pada petunjuk Islam dan membuat mereka menyayangi kita. Hendaknya kita mencontoh Rasulullah saw. dalam bergaul dengan para teman dekatnya. Jika kita sanggup melakukan tiruana ini, berarti kita sudah meniti jalan pendidikan yang benar. Selanjutnya, kita akan menawan hati anak kita, anak didik kita, anakdidik kita, dan menyayangi kita sebagai pendidik, guru, orang tua, sehingga mendapatkan segala pesan yang tersirat dan petunjuk.
Tag :
Metode Pendidikan Islam
0 Komentar untuk "Cara Mempererat Relasi Guru & Murid/Anak"