Pengertian Ikhlas ialah tulus sanggup diartikan ketika kita berbuat atau melaksanakan apapun spesialuntuk dengan niat untuk mencapai dan meraih ridlo Allah, bukan untuk tujuan apapun dan bukan untuk siapapun. Ikhlas ialah kunci diterimanya ibadah dan bentuk amal kebaikan atau kebajikan. Suatu amal meskipun besar nilainya bagi dan di mata manusia, amal yang mereka lakukan tidak akan diterima di sisi Allah apabila tidak diiringi dengan keikhlasan. Sebaliknya, suatu amal perbuatan dan kebajikan yang kecil sekalipun akan sangat besar nilainya di sisi Allah apabila diiringi dengan niat keikhlasan.
Berikut ini ialah firman-firman Allah dalam AL-Qur'an yang menegaskan wacana keikhlasan :
Artinya :Katakanlah: bekerjsama sholatku (sembahyangku), ibadatku, hidupku dan matiku spesialuntuklah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al-An’am : 162)
Dalam suatu surat yang lain :
Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus, (QS. AL-Bayyinah : 5)
Allah menegaskan kepada umat-umat terlampau (para andal kitab) juga diajarkan untuk berbuat dengan tulus yang terdapat dalam buku-buku mereka. Mengapa? Hal ini dikarenakan keikhlasan ialah ialah inti dari agama yang benar.
Kepada Nabi Rasulullah saw. Allah swt menegaskan dalam Al-Qur'an :
Artinya : Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, spesialuntuk kepunyaan Allah-lah agama yang membersihkan (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka wacana apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (QS. Az-Zumar : 2-3)
Berikut ini ialah hadits yang menandakan wacana sebuah ilustrasi yang mengerikan dalam perjalanan panjang di hari selesai (hari kiamat) bagi sosok orang-orang alim dan yang menampakkan dalam fisiknya ibarat insan suci.
Orang pertama yang kan diadili di mahkamah pengadilan Allah swt ialah orang yang mati di jalan perang (sahid). Ketika mereka ditanya ia menjawaban : bahwa ia berperang sampai mati sahid. Dikatakan kepada mereka : engkau bohong, engkau berperang dengan niat semoga engkau disebut sebagai pemberani dan orang-orang yang sudah menyebut demikian.! Apa yang terjadi? Mereka pun di seret dan dimasukkan ke dalam api neraka.
Orang kedua yaitu ulama penceramah dan pengajar Al-Qur'an : ketika mereka ditanya, ia menjawaban bahwa saya mencari ilmu dan mengajarkannya dan saya juga mengajarkan Qur'an. Kemudian dikatakan kepadanya : engkau bohong!. Kamu mencari dan mengajarkan ilmu dengan niat semoga engkau dikatakan sebagai orang alim. Dan orang-orang yang percaya itu! Apa yang terjadi? Merekapun diperlakukan sama, diseret dan dicampakkan dalam neraka.
Orang yang ketiga gemar memberi dan hartawan. Ketika mereka ditanya, kemana harta mereka dipergunakan? Mereka menjawaban, bahwa mereka sudah menginfakkannya untuk umat. Lalu dikatakan kepadanya, engkau pembohong!. Engkau lakukan itu dengan niat supaya disebut sebagai gemar memberi dan orang-orang pun percaya itu. Lalu apa yang terjadi? Ia pun diperintahkan untuk dilempar ke dalam jurang neraka.
Kesimpulan dari beberapa hadits di atas, ternyata terdapat banyak sekali amal kebajikan sampai berpeluh keringat dan darah, sampai menguras harta, namun lalu spesialuntuk sia-sia dan tidak berbekas, bahkan mendapat respon dari Allah dengan siksa neraka yang dikarenakan tidak diserta dengan niat ikhlas.
Oleh alasannya ialah itu, marilah hendaknya kita menempatkan kebajikan kita dalam ruang suci berjulukan Ikhlas. Janganlah takut apabila perbuatan kita tidak dipuji atau diketahui oleh orang lain. Mengapa demikian, lantaran kebanggaan insan atau orang banyak tidaklah berarti apa-apa apabila Allah menolaknya lantaran tidak dengan niat ikhlas. Akan tetapi sebaliknya, kita harus takut kepada Allah apabila tiruana amal perbuatan kita tidak diterima oleh Allah swt lantaran perbuatan yang tidak diniati dengan niat ikhlas.
Sebuah hadits Nabi :
"Seandainya seseorang di antara kalian melaksanakan suatu kebajikan dan kebaikan ditengah padang sahara yang sangat sepi, dalam ruang tertutup tanpa pintu, amal itu suatu ketika niscaya akan tertangkap tangan juga."
Mari kita bekali diri kita dengan Ilmu Ikhlas sehingga tiruana amal perbuatan baik dan kebajikan kita berniat tulus spesialuntuk lantaran Allah. Karena spesialuntuk amal yang ikhlaslah amal yang akan diterima oleh Allah swt
Berikut ini ialah firman-firman Allah dalam AL-Qur'an yang menegaskan wacana keikhlasan :
قُلۡ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحۡيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ
Artinya :Katakanlah: bekerjsama sholatku (sembahyangku), ibadatku, hidupku dan matiku spesialuntuklah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al-An’am : 162)
Dalam suatu surat yang lain :
وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلۡقَيِّمَةِ
Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus, (QS. AL-Bayyinah : 5)
Allah menegaskan kepada umat-umat terlampau (para andal kitab) juga diajarkan untuk berbuat dengan tulus yang terdapat dalam buku-buku mereka. Mengapa? Hal ini dikarenakan keikhlasan ialah ialah inti dari agama yang benar.
Kepada Nabi Rasulullah saw. Allah swt menegaskan dalam Al-Qur'an :
إِنَّآ أَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ٱلۡكِتَٰبَ بِٱلۡحَقِّ فَٱعۡبُدِ ٱللَّهَ مُخۡلِصٗا لَّهُ ٱلدِّينَ. أَلَا لِلَّهِ ٱلدِّينُ ٱلۡخَالِصُۚ وَٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُواْ مِن دُونِهِۦٓ أَوۡلِيَآءَ مَا نَعۡبُدُهُمۡ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَآ إِلَى ٱللَّهِ زُلۡفَىٰٓ إِنَّ ٱللَّهَ يَحۡكُمُ بَيۡنَهُمۡ فِي مَا هُمۡ فِيهِ يَخۡتَلِفُونَۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي مَنۡ هُوَ كَٰذِبٞ كَفَّارٞ
Artinya : Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, spesialuntuk kepunyaan Allah-lah agama yang membersihkan (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka wacana apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (QS. Az-Zumar : 2-3)
Berikut ini ialah hadits yang menandakan wacana sebuah ilustrasi yang mengerikan dalam perjalanan panjang di hari selesai (hari kiamat) bagi sosok orang-orang alim dan yang menampakkan dalam fisiknya ibarat insan suci.
Orang pertama yang kan diadili di mahkamah pengadilan Allah swt ialah orang yang mati di jalan perang (sahid). Ketika mereka ditanya ia menjawaban : bahwa ia berperang sampai mati sahid. Dikatakan kepada mereka : engkau bohong, engkau berperang dengan niat semoga engkau disebut sebagai pemberani dan orang-orang yang sudah menyebut demikian.! Apa yang terjadi? Mereka pun di seret dan dimasukkan ke dalam api neraka.
Orang kedua yaitu ulama penceramah dan pengajar Al-Qur'an : ketika mereka ditanya, ia menjawaban bahwa saya mencari ilmu dan mengajarkannya dan saya juga mengajarkan Qur'an. Kemudian dikatakan kepadanya : engkau bohong!. Kamu mencari dan mengajarkan ilmu dengan niat semoga engkau dikatakan sebagai orang alim. Dan orang-orang yang percaya itu! Apa yang terjadi? Merekapun diperlakukan sama, diseret dan dicampakkan dalam neraka.
Orang yang ketiga gemar memberi dan hartawan. Ketika mereka ditanya, kemana harta mereka dipergunakan? Mereka menjawaban, bahwa mereka sudah menginfakkannya untuk umat. Lalu dikatakan kepadanya, engkau pembohong!. Engkau lakukan itu dengan niat supaya disebut sebagai gemar memberi dan orang-orang pun percaya itu. Lalu apa yang terjadi? Ia pun diperintahkan untuk dilempar ke dalam jurang neraka.
Kesimpulan dari beberapa hadits di atas, ternyata terdapat banyak sekali amal kebajikan sampai berpeluh keringat dan darah, sampai menguras harta, namun lalu spesialuntuk sia-sia dan tidak berbekas, bahkan mendapat respon dari Allah dengan siksa neraka yang dikarenakan tidak diserta dengan niat ikhlas.
Oleh alasannya ialah itu, marilah hendaknya kita menempatkan kebajikan kita dalam ruang suci berjulukan Ikhlas. Janganlah takut apabila perbuatan kita tidak dipuji atau diketahui oleh orang lain. Mengapa demikian, lantaran kebanggaan insan atau orang banyak tidaklah berarti apa-apa apabila Allah menolaknya lantaran tidak dengan niat ikhlas. Akan tetapi sebaliknya, kita harus takut kepada Allah apabila tiruana amal perbuatan kita tidak diterima oleh Allah swt lantaran perbuatan yang tidak diniati dengan niat ikhlas.
Sebuah hadits Nabi :
"Seandainya seseorang di antara kalian melaksanakan suatu kebajikan dan kebaikan ditengah padang sahara yang sangat sepi, dalam ruang tertutup tanpa pintu, amal itu suatu ketika niscaya akan tertangkap tangan juga."
Mari kita bekali diri kita dengan Ilmu Ikhlas sehingga tiruana amal perbuatan baik dan kebajikan kita berniat tulus spesialuntuk lantaran Allah. Karena spesialuntuk amal yang ikhlaslah amal yang akan diterima oleh Allah swt
Tag :
Dunia Akhirat
0 Komentar untuk "Tiga Orang Yang Disiksa Neraka Alasannya Tidak Ikhlas"